BAB 8

420 23 0
                                    

Typo tandai!!.

Diruangan yang lumayan banyak berbagai macam kosmetik, dan busana dari yang tertutup dan yang lumayan terbuka.

Sedang duduk seorang gadis yang sedang di polesin berbagai macam make up. Dirinya hanya melihat pantulan wajahnya di cermin di depannya. Sedangkan sang perias sedang sibuk merias orang yang akan menjadi model di salah satu brand ternama.

"Selesai" ujar si perias.

Si gadis yang dirias tadi melihat tampilannya apakah sesuai dengan dirinya atau tidak. Dia pun tersenyum. " Makasih, saya suka" katanya. Dan si perias pamit untuk mengerjakan tugas yang lainnya.

Saat dirinya sedang melihat pantulan dirinya sendiri di cermin ada seseorang datang  sambil membawa secangkir kopi.

"Ini minumanmu" ucapnya sambil menaruh kopi tersebut.

"Makasih pak Kevin"

"Hapus kata 'pak' nya Mutia. Berasa tua banget saya. Padahal umur saya tidak jauh dari kamu " kesalnya.

Mutia terkekeh. " Kalau saya manggilnya cuman pake nama Kevin doang. Saya ngak sopan dong kesannya "

"Ngak. Yang ada saya kaya jadi bapak kamu"

"Hahaha. Yaa. Ngak papa dong"

"Nurut sih, mut. Saya lagi males debat hari ini. Saya baru dapat kabar kalau kamu bakal bercollaborasi sama salah satu model yang sepertinya kamu kurang suka"

"Emang siapa dia?" Tanya Mutia.

Kevin pun menunjukkan sebuah foto di handphonenya. " Ini " ujarnya.

Mutia syok. Saat dirinya tahu siapa rekan kerja nanti. " Beneran?"

Kevin mengangguk." Yeah. Seperti yang kamu lihat"

Mutia memijat pangkal hidungnya." Saya belum lama ini ketemu dengan dia. Sungguh saya ngak terlalu suka melihat dia dekat dengan pasangan teman saya"

"Really "

"Buat apa saya bohong. Beneran. Tapi, yah sudahlah " pasrah Mutia.

Kevin melirik jam yang berada di pergelangan tangannya. "Sebentar lagi pemotretan akan di mulai. Siapkan tampilan terbaik kamu. Ngak ada hari kedua buat kita bisa bekerja sama dengan brand ini" nasehat Kevin kepada Mutia.

"Baik pak. Hahaha "

***

Hujan mungkin berasa cuaca paling tidak di sukai banyak kalangan. Tapi tidak dengan seseorang yang sedari tadi menatap kedepan dari gedung lantai atas.

Hujan baginya adalah hal yang paling di sukai, udara yang segar, air yang turun mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.

Hujan baginya adalah seperti filosofi baru di kehidupannya. Sebanyak apapun dirinya jatuh, sebanyak apapun orang menganggap dirinya lemah. Tapi hujan akan selalu datang untuk menenangkan banyak orang. Walaupun banyak yang membencinya.

Orang dengan kemeja kantornya sesekali menggoyang-goyangkan gelas yang ada di tangan kanan beruratnya.

Untuk kesekian kalinya juga dirinya meminum kopi tersebut. Dirinya berjalan menuju meja, dan menaruh gelas sembarang. Dia mengedarkan pandangannya pandangan berhenti di meja kerjanya yang terdapat satu bingkai foto dirinya dengan seseorang.

"Saya sangat mendudukkan kamu. Jadi, tunggu saya pulang sambil memberikan oleh-oleh yang kamu mau dari saya" gumamnya.

Tidak terasa buliran air keluar dari mata indahnya. " Saya rindu senyuman manis kamu. Kalau sampai saya tahu kamu tidak seperti dulu lihat saja nanti"

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang