BAB 10

371 17 5
                                    

Typo tandai!!...

hallo aku kembali..>.<

Rangga masih berada di ruangannya Riana. Katanya dirinya masih ingin tahu menahu soal kampus yang dia datangi ini.

"Jadi, ibu sudah lama juga ngajar disini, ternyata" katanya Rangga.

Riana mengangguk, tersenyum. " Begitulah. pekerjaan yang menyenangkan buat saya. Bisa berbagi ilmu buat masa depan bangsa" tutur Riana.

"Jadi seorang dosen adalah cita-citanya saya waktu kecil,"

"Boleh saya bercerita?"  tanya Riana untuk izin menceritakan sesuatu.

Rangga pun mengangguk. " Boleh".

"Dulu, waktu Kakak saya kuliah, saya sering banget nemenin dia belajar di taman, " ucap Riana sambil menerawang masa kecilnya.

"Bang. Lily jadi pengin deh jadi dosen" celetuk gadis berambut kepang.

Sedangkan kakaknya tidak menggubrisnya sama sekali. Karna sebal di abaikan dirinya mengigit pundak kakaknya. Karna posisi adeknya kebetulan  di samping.

"Sss. Sakit dek" rintih sang kakak.

"Biarin. Salah siapa ngak dengerin aku" kesalnya.

Sang kakak hanya bisa menghela nafas panjang. Tidak kaget lagi dirinya kepada adek perempuannya ini.

Adek yang paling ngak suka di acuhkan, si cerewetnya minta ampun. Tapi dirinya malah senang dengan tingkahnya.

Katanya rame aja.

"Ya udah. Sini-sini Abang dengerin curhatannya adek Abang yang gumus ini" ujarnya sambil memainkan pipi adeknya.

"Ihh bang sakit pipinya Lily" rintih Lily sambil memukul-mukul lengan kakanya.

"Maafin Abang. Ya udah lanjutin ceritanya. Tadi Abang lagi ngerjain skripsi buat besok cantik, makanya kakak ngak ladenin kamu" katanya

"Abang lanjutin aja. Lily sambil cerita jadiiiiAbang ngak terbebani" ucapnya sambil memiringkan kepalanya.

"Siapa yang bilang kalau Lily bebannya Abang. Siapa?" tanyanya.

Lily menunjukkan cengirannya. "Ngak ada. T-tapi takut aja kan"

Kakaknya mengangkat Lily kepangkuanya, memposisikan adeknya menghadap dirinya. Sambil menyelipkan anak rambut yang sudah keluar tadi kepangan.

"Lily ngak pernah ngebebanin abang. Justru karena ada Lily abang jadi semangat ngerjainnya"

"Beneran"

Dirinya mengangguk." Suer Abang mah. Ly. Ya udah kamu cerita abang dengerin. Berhubung tinggal dikit lagi skripsinya. Jadi Abang istirahatnya sambil dengerin kamu"

Dengan semangat empat lima Lily pun mulai menceritakan cita-citanya. Yang tiba-tiba ingin jadi dosen.

" Jadi dosen ngak gampang loh ly. Kamu sanggup. Bukannya abang nyepelein kamu. Tapi itu memang fakta jadi dosen itu ngak gampang" ujar kakanya.

"Lily percaya sama kemampuan Lily. Dan Lily bakal buktikan ke Abang Zayn kalau Lily itu bisa" ucapnya semangat.

Zayn pun membawa adeknya dalam dekapannya sambil mengusap-usap kepala adek tercintanya. "Abang dukung kamu ly".

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang