BAB 19

258 16 4
                                    

Typo tandai!!.

ini adalah part yang paling saya tunggu-tunggu 🙌🏻

Terkadang Riana heran dengan dirinya sendiri. Yang mana kenapa dirinya sudah menikah di usia yang bukan targetnya.

Benar. Bahwa manusia hanya perencana akan tetapi di balik itu ada pengendali paling hebat ya itu Sang pencipta.

Target menikah di umur 32 tahun. Tapi di usia 28 malah hampir 1 tahun menjalin rumah tangga. Walaupun apakah ini benar yang namanya rumah tangga yang sehat.

Di kamar yang wangi akan buah jeruk nampak di meja rias duduk seorang gadis dengan rambut tergerai indah sebatas pinggang.

Dengan telaten merias wajah cantiknya dengan berbagai macam jenis alat make up.

Gaya dandanan yang natural tapi mampu membuat nilai kecantikannya berkali-kali lipat dari biasanya.

Dengan dress warna biru langit yang sangat cocok di kenakan di tubuhnya yang sangat indah itu.

Riana tersenyum melihat pantulan dirinya di depan cermin, "cantik"

Kemudian dirinya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat rentetan tas miliknya berada.

Sementara itu di kamar samping seorang pria dengan lesung pipi yang tercetak jelas sedang merapikan dasi yang ia kenakan di lehernya.

Menyambar jas hitam di samping lalu memakai arloji branded miliknya.

Merapikan sedikit tatanan rambut yang mampu memikat hati bagi yang melihatnya.

Setelah selesai dengan semuanya Aiden keluar dengan berjalan dengan elegan.

Tepat saat dirinya membuka pintu detik itu pula dirinya mendengar suara bukaan pintu dari samping.

Dan. Benar Riana keluar dari kamarnya dengan tas yang ia bawa di tangan kirinya.

Riana belum menyadari awalnya sebelum akhirnya dirinya memutuskan berjalan dan langsung di suguhkan tampilan rapi Aiden yang sangat tampan?.

Keduanya saling bertatap mata beberapa detik sebelum akhirnya Riana dan Aiden memutuskan kontak mata satu sama lain.

Aiden berdehem untuk menetralkan rasa gugub yang menderanya tiba-tiba.

"Sudah siap?" tanya Aiden masih setia di tempat begitupun sebaliknya.

Riana mengangguk, merapikan rambutnya lantas dirinya selipkan sedikit di belakang telinga, "sudah" jawabnya sambil tersenyum kikuk.

Sungguh Riana di buat kalang kabut melihat Aiden pagi-pagi ini.

Bagaimana kabarnya nanti yang akan katanya menghabiskan waktu berduaan saja.

Bisa mati berdiri rasanya.

"Sarapan pagi, dulu. Baru berangkat" ajaknya sambil tangannya ia ulurkan untuk saling beriringan menuju ke bawah.

Riana memandang Aiden sebentar kemudian dirinya terima uluran tangan itu lantas berjalan sambil tersenyum.

Riana memandang Aiden sebentar kemudian dirinya terima uluran tangan itu lantas berjalan sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang