BAB 11

328 18 0
                                    

Typo tandai!!!..

Di parkiran TPU baru saja tiba seorang gadis dengan pakaian serba hitam. Setelah berhasil memarkirkan motornya di parkiran.

Dirinya melanjutkan langkahnya untuk segera sampai di tempat semula dia ingin datangin.

Dengan membawa mawar merah, putih, serta pandan yang di jinjingnya dirinya akhirnya sampai di salah satu makam.

Dirinya berjongkok, mulai membersihkan dedaunan yang ada di makan tersebut.

"Hai ganteng" ucapnya.

"Maaf ya. Lisa baru sempet datang kesini, pasti kangen ya. Sampai masuk ke mimpi aku beberapa kali" ucapnya sendu. Iya dia Lisa.

Waktu sedang menunjukkan 15.10 dirinya baru sampai karna dirinya mencari bunga mawar putih kesukaan makam yang ia datangi.

"Aku kesini bawain mawar kesukaan kamu, maaf sekali lagi maaf. Baru sempet datang. Jujur sebenarnya aku pengin banget minimal seminggu satu kali kesini"

"Tapi. Ngak bisa karna kamu tahu sendirikan jadwalnya lumayan padat. Dan allhamdulillah nya hari ini ngak padat kaya biasanya jadi, aku datang deh. Haha"

Lisa terdiam, dirinya memegang nisan yang bertulisan nama seseorang yang sangat dia rindu-rindukan.

Angin sore menghembus di area pemakaman. Sesekali Lisa membenarkan hijab yang tidak di peniti tersebut.

DEVAN  NAUFAL AYUNDA
BIN
DIKSA  PERMANA AYUNDA

Devan. Sahabat sekaligus temen dan rumah bagi seorang Lalisa Casandra.

Devan yang sudah satu tahun meninggalkan Lisa karna sebuah insiden.

Tidak terasa buliran air mata keluar dari mata cantiknya itu. Dirinya menangis sesenggukan seakan mengeluarkan semua rasa rindu akan sosok seperti Devan.

"Satu tahun Van. Satu tahun. Itu ngak gampang buat aku hiks ..., Papa makin kesini makin kesana sikapnya sama aku Van," curhat Lisa seakan-akan Devan sedang bersamanya di situ.

Dirinya menarik nafas dalam-dalam, sebelum melanjutkan perkataannya.

"Andai waktu itu aku halangin kamu ikut balapan, pasti kejadian yang lalu ngak akan terjadi hiks ..."

"..., Aku ngak kuat Van. Aku n-ngak kuat. Sekarang kalau aku butuh pelukan hangat dari siapa kalau buka dari kamu" rancau Lisa.

Sungguh Lisa sekarang sedang membutuhkan sandaran seorang Devan Naufal Ayunda.

Dulu dirinyalah yang selalu menjadi rumah buat Lisa. Sekarang apa?. Lisa kehilangan rumah tersebut.

"Temen-temen aku ngak ada satupun yang tahu tentang kamu. Satu pun ngak ada.  Cuman Hana. Karna kalau aku ceritakan kamu sama mereka, yang ada aku semakin kangen hiks ..."

Lisa sangat bersyukur berkat Hana dirinya tahu, kalau hari ini pulang lebih awal dari biasanya. Kalau tidak mungkin dirinya hanya akan berada di tempat latihan sampai bosan.

"...hari ini tepat satu tahun kamu ninggalin bunda, ayah kamu, keluarga kamu, dan aku Van. Dimana tahun lalu waktu pukul setengah delapan aku dapat kabar kalau kamu kecelakaan tunggal di jalan menuju pulang hiks..."

"Kenapa si kamu itu keras kepala banget jadi orang KENAPA! hiks ..., Seharusnya kamu ngajak aku Van. Ngajak aku, bukannya sendiri" lirihnya lesuh.

"Ngajak aku Van. Harusnya ngajak aku. Jadinya kita bisa bersama-sama terus. Tanpa, ada yang halangin"

Lisa terdiam, kepalanya dia sembunyikan di antara telapak tangannya.

"Ini. Buat kamu" ujar Devan saat tiba di tempat Lisa berada. Dimana dirinya dan Lisa sedang berada di sebuah tempat yang biasa di kunjungi oleh orang-orang untuk melihat matahari terbenam.

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang