BAB 2

824 48 3
                                    

Haii jangan lupa vote, komen ya.

Typo tandai!..

Setelah berbincang-bincang cukup lama akhirnya riana memutuskan untuk berpamitan karna takut suaminya menunggu terlalu lama di mobil."pokoknya jangan lupa kabarin riana yaa.yang tadi di bicarain,riana tunggu,"

"Iyaa nanti mama,atau papa kabarin kamu kok, tenang aja,"ujar mama riana.

"Yaudah riana pergi dulu, kasian mas aidennya udah nungguin,"pamitnya terhadap orang tuanya.

"assalamualaikum maa,paa,"

"Waalalaikumsalam hati-hati yaa." riana hanya menunjukan senyum manisnya sambil berjalan menuju mobil.

Setelah dirasa cukup riana langsung menuju mobil jemputan milik aiden untuk menuju tempat tujuan,dengan gaun yang menjuntai panjang bukan hal yang mudah untuk berjalan seperti layaknya pakaian casual tapi untung saja ada sahabat nya yang siap membantu.

"Makasih,mut,div,liss,udah bantuin,"ucapnya kepada ketiga sahabatnya tersebut.

"Sama-sama,"balas mutia dan diva

"Sama-sama bestie nanti jangan lupa kabarin kita ya kalau udah sampai di mansion nya terus jangan lupa kirim alamatnya biar kita-kita bisa mampir kesana,,, okeh"kata lisa panjang.

"Hahah iya nanti,ya udah daaaah sampai jumpa,"

"Dahhhh. " pamitnya

Sudah hampir lima belas menit lamanya tapi,di dalam mobil tidak ada yang membuka percakapan baik dari pihak riana maupun aiden. sepertinya riana mulai bosen jika hanya berdiam saja. makanya,dia memutuskan untuk memulai pembicaraan saja kalau nunggu kulkas yang ngomong yang ada sampai lebaran monyet pun ngak akan jadi.

Riana nampak berfikir hal apa yang perlu di bicarakan biar nantinya tidak mati topik,Riana pernah membaca di sebuah postingan aplikasi kalau ingin mengobrol dengan seseorang apalagi orangnya itu pendiam harus dipikirkan dengan matang topik pembicaraan apa yang akan disampaikan supaya tidak putus ditengah jalan.

"Masss"panggilnya  setelah tau hal apa yang akan di sampaikan  kepada suaminya ini.

Aiden nampak menghentikan aktivitasnya yang dimana dari tadi tadi seperti sibuk dengan pekerjaannya mungkin.pikir riana.

Aiden menoleh dan mengangkat sebelah alisnya seperti tanda 'apa?'.

Riana meremas kuat gaun yang digunakannya untuk menetralkan rasa gugup bercampur bingungnya."kenapa jadi panas dingin gini padahal udara di luar lagi sejuk-sejuknya"katanya pada diri sendiri.

Riana berdehem dan membenarkan posisi duduknya untuk merilekskan tubuh nya yang lumayan lelah dengan acara dan gaun yang menjuntai ini."mass.barang-barang aku kan belum di ambil.kita mampir kerumah dulu ya?"pintanya pada aiden.

Aiden kembali memfokuskan dirinya pada tablet yang di tangannya yang sepertinya itu benda yang tidak akan  lupa di bawa.pikir riana karna di hari ini kan masih hari pernikahan jadi kenapa kerjaannya tidak di urus nanti saja.

"Barang-barang kamu sudah ada di sana,lengkap dengan berkas-berkas kamu kalau kamu ngajar.masih mau jadi dosen kan?"tanya Aiden sambil menolehkan kembali kepalanya menghadap riana.

Riana nampak terkejut dengan apa yang barusan suaminya ini katakan sudah lengkap rasanya lega kalau nanti dia tinggal membereskan di tempat yang barunya nanti.

Profesi Riana adalah seorang dosen di salah satu universitas di Jakarta sudah lumayan lama juga.dan,Riana termasuk dosen yang di sukai para mahasiswanya karna teknik pembelajarannya yang mudah dipahami.lagian Riana juga terbuka kepada mahasiswa-mahasiswinya.

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang