BAB 15

262 17 14
                                    

Typo tandai!!.

"Non Riana di rumah saja, yaa. Biar saya sama mang Ujang aja yang ke supermarketnya" tawar bi Atun itu.

Riana menggeleng, menghapus air matanya dengan punggung tangannya itu, "Riana udah janji tadi, bi. Mau nemenin kaya biasanya" tolaknya.

"T-tapi, non"

"Ngak papa, sekalian nyari udara segar"

Bi Atun hanya bisa pasrah dengan manjikan itu.

"Ya udah. Tapi non Riana ganti baju dulu, ngak mungkin kan pake kaos oblong kaya gitu"

Riana pun mengamati pakaian yang ai kenakan, dirinya tersenyum geli sendiri melihatnya, "hha. Iya juga bi. Ya udah bentar ya" bergegas dirinya menaiki tangga menuju kamar untuk berganti pakaian yang baru.

Sekitar sepuluh menitan dirinya turun dengan membawa tas di tangan kanannya.

Sekitar sepuluh menitan dirinya turun dengan membawa tas di tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja lagi ngak di pantai dan bawa tas warna hitam


Disepanjang perjalanan Riana memandangi jalan luar dengan pandangan yang tidak bisa di tebak.

Duduk di kursi belakang sedangkan bi Atun duduk di samping mang Ujang yang lagi nyetir mobil hitam itu dengan santai.

Setetes air matanya turun tanpa di sadari olehnya, dengan cepat dirinya menghapuskannya sebelum ada yang melihat.

"Nok Riana kenapa nangis lagi?" tanya bi Atun yang duduk di depan, ternyata tanpa di ketahui bi Atun mengamati pergerakan Riana sedari tadi, termasuk saat dirinya tidak sengaja menangis.

"Saya ngak papa, bi. Cuman ngak sengaja keluar aja air matanya" elak dirinya.

"Yakin?"

"Beneran" jawabnya " kalau ngak salah " sambungnya

Setelah menempuh perjalanan lumayan menguras tenaga padahal hanya tinggal duduk.

Riana dan BI Atun mulailah melangkahkan kakinya menuju ke dalam. Sedangkan mang Ujang menunggu di parkiran sambil nantinya di panggil buat bawain belanjaan.

Mereka berdua mulai menyusuri rentetan sayuran, buah-buahan beserta bahan lainnya.

Saat sedang serius - seriusnya memilih buah Riana di kejutkan oleh tepukan tangan yang berasal dari belakang tubuhnya.

Sejenak dirinya tersentak kaget, saat dirinya berbalik untuk melihat siapa gerangan yang menepuk pundaknya dirinya kaget bukan main.

Sebab menurut Riana itu bi Atun, ternyata tidak melainkan orang yang.

"L-loh. Al?" kaget dirinya.

"Haii" sapa seseorang yang di panggil Al tersebut.

"Kok bisa ada di sini, Bar. Sendiri atau sama siapa?" tanya Riana beruntun sambil melihat sekeliling.

A & R. [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang