1.kelulusan

195 12 3
                                    

SMP N 1 Semesta

"Ga kerasa bentar lagi gue lulus" nauren berbicara dengan dirinya sendiri di rooftop sekolah nya.

"Udah gue duga pasti lo di sini" suara lantang keluar dari mulut seorang cowok.
"Ngapain lo le sini? " tanya nauren.

"Gapapa gue cuman mau ngeliat keadaan lo aja, ngapain sih lo suka di sini sendiri?" suasana hening mulai terasa di antara mereka.

"Gapapa gue cmn butuh tempat buat menyendiri aja, udahlah gue mau ke kelas bentar lagi bel masuk" nauren meninggalkan cowok itu sendirian di rooftop.

"Bro lo di panggil sama bu Ani suruh ke bk lo buat masalah apa lagi sekarang? " ucap sean yang memang mengetahui kegiatan Rendra hanya membuat masalah saja.

"Gue ga bikin masalah apapun tuh? "Jawab Rendra jujur.

"Mending lo ke bk sekarang deh daripada di amuk lo sama bu Ani" pinta sean.
"Yaudah gue duluan ya" jawab Rendra.

"Oke" ucap Sean lalu pergi meninggalkan Rendra sendirian di rooftop sekolah. Setelah itu Rendra pun mulai pergi dari rooftop itu dan menuju ke ruang BK sesuai permintaan Sean tadi.

⋆ ˚。⋆୨୧˚🌷🌷🌷˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Ngapain lo di sini? " tanya Nauren ke Rendra,
Rendra hanya menjawab dengan mengangkat bahu nya, mereka berdua pun memasuki ruangan yang sama.

"Permisi bu" ucapRendra dan Nauren bersamaan.
"Masuk nak" jawab bu Ani.

"Baik bu" jawab nauren dan Rendra.

"Silahkan duduk"

"Ada apa ya bu minta kita ke sini? " tanya Rendra ke bu Ani.

"Saya mau minta kalian untuk mewakili sekolah untuk melakukan Olimpiade matematika antar sekolah apakah kalian mau?" tanya Bu Ani ke nauren dan Rendra.

"Kalo saya sih setuju aja bu cuman kalau Nauren nya saya gatau" jawab Rendra.

"baik bu saya juga mau " jawab Nauren.

"Berikan kertas ini untuk di tandatangani oleh orang tua kalian untuk persetujuan".

"Baik bu kami permisi" jawab Nauren.

"Silakan".

Nauren dan Rendra pun berjalan melalui koridor sekolah nya untuk menuju ke kelas nya, hanya ada keheningan di antara mereka tak lama kemudian Rendra pun mulai membuka pembicaraan dengan Nauren

"Lo kenapa si dari tadi diem mulu? " tanya Rendra memecah keheningan. Nauren hanya menoleh ke arah Rendra dan tidak menjawab pertanyaan Rendra lalu pergi begitu saja.

"Gila kali ya dia? " ucap Rendra pada dirinya sendiri.

"AWAS NAUU" sebuah teriakan terdengar dari lapangan basket,Nauren pun menoleh ke arah lapangan basket dengan sedikit kaget bagaimana tidak sebuah bola basket hampir saja mengenai kepala Nauren untung ada Rendra yang dengan sigap menangkap bola tersebut.

"WOI HATI HATI DONG PALA ANAK ORANG INI" teriak Rendra ke salah satu pemain bola basket tersebut lalu seorang cowok pun mendatangi mereka.

"sorry ya sumpah gue ga sengaja gue ga bermaksud nglempar bola ini ke kalian " pinta lelaki tersebut.

"udah gapapa ga kena juga bola nya ke gue" jawab Nauren.

"gue minta maaf ya ren gue ga sengaja banget tadi gue ga liat ada ade lo di situ" pinta lelaki tersebut ke Rendra.

"Lain kali hati hati kali ini gue maafin lo"


-di rumah nauren dan Rendra-

Nauren dan Rendra pun kembali ke rumah mereka dan benar dugaan mereka,rumah mereka selalu sepi setiap harinya hanya ada bi aya saja yang ada di rumah mereka.

"Non sama tuan udah balik ya itu bibi udah masak kesukaan non sm tuan udah bibi siapin" ucap bi aya.

"Makasih ya bi" ucap Nauren.

Tak lama kemudian Vania dan Eksa pun pulang dari kantor mereka ya Vania dan Eksa merupakan orang tua dari Nauren dan Rendra.

"Bun tadi abang sama ade dapet surat dari sekolah" ucap Rendra ke Vania dan Eksa.

"Surat apa? " tanya Eksa sambil meletakkan tas yang ia bawa ke meja.

"Ini di suruh tanda tangan orang tua sebagai persetujuan kalo abang sama ade boleh ikut Olimpiade matematika antar sekolah besok" jelas Nauren.

"Yudah siniin" pinta Eksa ke Nauren dan Rendra, Kemudian Nauren dan Rendra pun memberikan surat tersebut.

Eksa telah menandatangani surat yang di berikan Nauren dan Rendra.

"Ini udah papa tanda tangani kalian belajar yang rajin ya"

"Pasti itu " jawab Nauren.

"Kalian kan udah mau lulus udah nentuin sekolah belum? " tanya Vania kepada anak anak nya itu.

"Emm abang mau ke sma 1 Sastranegara aja deh bun" jawab Rendra.

"Kalo ade mau di mana? " tanya Eksa.

"Sama deh kayak abang " jawab Nauren.

"Oke dehhh kalian harus semngt terus ya belajar nya klo bisa main nya di kurangin" jelas Vania.

"Siapp bunn" jawab Nauren dan Rendra.

"Pinter nya anak anak bunda" puji Vania.

"Maaf nyonya kayaknya non sama tuan udah pinter dari lahir " cibir bi aya yang memang sudah dari Nauren dan Rendra masih kecil bi Aya sudah bekerja di sana jadi sudah mengetahui betul tingkap kepintaran mereka berdua.

"Wahh bener itu kata bibi hahaha" jawab Eksa menyetujui ucapan bi Aya.

"Bibi bisa aja " jawab Nauren.

"Semangat terus ya non belajar nya " ucap bi Aya yang ikut memberikan semangat kepada Nauren.

"Aku ga disemangatin nih bi? " tanya Rendra dengan muka memelas nya

"Maaf tuan bibi lupa hehe" jawab bi Aya sambil tertawa kecil.

"Semangat juga ya buat tuan belajar nya "

"Siap bii" jawab Rendra.

"Sudah sudah kalian mandi ganti baju terus turun buat makan malem ya " jelas Eksa.

"Siap pihhh" jawab nauren dan Rendra. Nauren dan Rendra pun ke kamar nya yang ada di lantai dua untuk bersih bersih.

Foto visual berada di akhir bab ya guysss mohon maaf kalo di ganti mungkin kalian yang udah baca ga bakal baca yang di bab 1 lagi tapi yaudah gapapa yang penting udah tau ajaa yaa...

𝙱𝚊𝚋 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚊𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛...

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang