49.Peresmian

5 0 0
                                    

"Okey jadi ini udah resmi ya nama nya. " ucap Kyza sambil menjabat tangan Jendra. Jendra pun menjawab dengan anggukan kecil.

"Oh ya Jen, gue mau tanya, kenapa akhir akhir ini lo sering ke RS? " ucap Kyza.

"Masalah itu mending lo ikut gue aja kesana, kebetulan gue mau kesana lagi. " ucap Jendra lalu beranjak dari tempat duduknya. Kyza pun membuntuti Jendra dari belakang.

Sebelum sampai di rumah sakit Jendra menyempatkan diri untuk pergi ke salah satu warung makan terdekat, untuk membeli beberapa bungkus nasi. "Permisi bu, saya pesen nasi nya 4 ya? " ucap Jendra.

"Baik, di tunggu dulu ya mas, duduk dulu. " ucap Ibu penjual nasi padang itu.

Jendra dan Kyza pun duduk di bangku. "Jen, lo ga bisa ngasi tau gue sekarang ya? " ucap Kyza

"Ga, gue mau lo liat sendiri dulu aja. " ucap Jendra.

Tak lama pesanan Jendra pun sudah siap. Jendra dan Kyza pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit. Tak lama mereka pun sampai di rumah sakit itu dan mulai berjalan di lorong rumah sakit, Jendra berjalan dan tak sengaja menabrak seorang gadis.

"Eh maaf" ucap gadis itu.

"Gapapa" ucap Jendra. Dan akhirnya mereka pun bertatap wajah.

"Jendra? " ucap gadis itu lagi sambil menujuk ke arah wajah Jendra.

"Ayana? Lo ngapain di sini? "

"Rendra udah sadar, mending lo temui dia sekarang, gue mau balik. "

"Tunggu" ucap Jendra sambil menarik tangan mungil Ayana. "Lo suka sama Rendra? " ucap Jendra secara tiba tiba.

"Kalau iya kenapa? " ucap Ayana secara tegas.

Jendra tak menjawab ucapan Ayana dan melepas genggaman nya, dan memilih untuk pergi dari sana. Jendra pun mulai masuk ke ruangan Rendra. Sedangkan Kyza, tadi ia pergi ke toilet terlebih dahulu.

"Ren lo dah sadar? " ucap Jendra yang sedang menaruh kantung kresek yang ia bawa tadi.

"Hmm, tadi ay-"

"Tadi Ayana kesini kan? "

"Lo tau darimana? "

"Gue ketemu di depan tadi. Lo ngasih harapan ke dia? "

"Sorry Jen, gue gatau harus gimana, gue sayang sama dia, dan sebaliknya"

"Gue bukannya ga merestui hubungan kalian, gue seneng kalau lo bisa bahagia, tapi dengan lo ngasih harapan ke dia, itu bakal buat dia susah buat ngelepas lo ren."

"Gue tau Jen, tapi-"

"Tapi waktu lo tinggal bentar, gue ga yakin lo bakal bisa ikut ngerayain kelulusan, tapi gue harap lo bisa tahan sebentar, kelulusan tinggal dia hari lagi. Gue mohon, lo bertahan. "

Rendra hanya tertunduk lesu, tanpa mereka sadari ternyata Ayana sudah mendengar semua percakapan mereka dari luar. "Jadi Rendra ga bisa bertahan sampai hari kelulusan? " ucap Ayana dari arah pintu. Ayana tak mampu lagi menahan air matanya.

"JAWAB! " ucap Ayana lebih keras, dan kini seluruh tubuh Ayana telah bergetar secara hebat, suara isak tangis Ayana membuat hati kecil Rendra merasa bersalah.

"Ay, berdiri dulu. " ucap Jendra menghampiri Ayana yang sudah terduduk lemas di depan pintu.

Jendra pun membawa Ayana ke sofa sebelah ranjang Rendra. Tak lama Zaidan, Kyza, dan Nauren pun datang. "Ayana?! " ucap Nauren lalu duduk di dekat Ayana.

"Ini kenapa? " ucap Kyza.

"STOPPP" teriak Rendra, dan secara tiba-tiba Rendra kembali merasakan sakit yang sangat luar biasa di area dadanya. "Arghh, stop, gue mau jujur sama kalian. " ucap Rendra dengan lantang.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang