50. perpisahan

23 1 1
                                    

2 hari telah berlalu dan kini hari perpisahan kelas 12 pun di selenggarakan di SMA 1 Samudera, semua di jalankan dengan baik dan sangat menyenangkan. Namun, berbeda halnya dengan Nauren, ia tertunduk lesu di bangku miliknya.

"Udah Nau, gue ada di samping lo, Rendra udah pesen ke gue. " Ucap Zaidan menenangkan Nauren.

"Makasih Zai, lo adalah kekasih gue yang paling baik, makasih udah buat gue bahagia. " ucap Nauren sambil tersenyum kecil.

"Eh bentar lagi nama kita bakal di panggil noh siap siap" ucap Angkasa.

"Baik, nama berikutnya adalah Arsenio Irwan Mahendra, putra dari bapak endra dan ibu setia kelas mipa 2." Ucap bu susi --kepsek SMA 1 samudera

"Weeee lautan dalamm maju sono. " ucap Gio mengganggu

"Nama berikutnya, Aksa Ethan Deon putra dari bapak Ethel dan ibu Dede, kelas mipa 2."

"Maju sa, gue belakangan" ucap Zaidan, bagaimana tidak nama depan nya saja Z

"Nama berikutnya, Ayana Bahera Risqiana "

"Hilda Najwa Safira"

"Muhammad Dafin Putra Angkasa"

"Nauren Soraya, dan Narendra Maheza, putri dan putra bapak Eksalino Abraham dan ibu Vania Ellenta, kelas mipa 2 dengan peringkat pertama dan kedua, juara Olimpiade matematika dan fisika tingkat internasional. "

"Semangat Nau, lo pasti bisa. " ucap Safira menyemangati Nauren.

Nauren pun maju ke depan dengan membawa foto Rendra, para guru pun memberikan penghargaan kepada mereka walapun kini Rendra menerima penghargaan lewat foto. Narendra Maheza putra dari Eksalino Abraham dan Vania Ellenata, lahir pada tanggal 24 April 2006 , wafat pada tanggal 31 Mei 2024 pukul 20.00 di Rumah sakit.

"Yang sabar ya nak Nauren, ibu tau kok kamu anak yang kuat. " ucap bu Mega sambil mengusap bahu Nauren dengan lembut.

"Makasih bu."

"Baik, adakah pesan terakhir dari nak Nauren atau dari almarhum Narendra? " ucap bu susi

"Ada bu. " ucap Nauren.

"Selamat siang semuanya, saya di sini mewakili almarhum kakak saya Narendra Maheza, ingin meminta maaf jika kakak saya melakukan kesalahan kepada kalian yang ada di sini termasuk bapak ibu guru, pesan yang dititipkan kakak saya yaitu, jangan pernah menyerah begitu saja dengan keadaan sebuah usaha yang di lakukan dengan sungguh sungguh  pasti akan membuahkan hasil yang baik, seperti halnya jika kita menahan padi dengan baik maka kita juga akan mendapatkan panen yang baik pula. Terima kasih. " ucap Nauren yang berusaha tidak menangis di atas panggung.

"Baik terimakasih kepada nak Nauren telah mewakilkan Narendra, semoga amal ibadahnya di Terima dan diberikan tempat yang baik di sisi Tuhan yang Maha Esa aamiin "

Nama demi nama disebutkan dan akhirnya acara perpisahan pun telah usai pada pukul 16.00 wib. Jendra dan yang lain pun berkunjung ke pemakaman Rendra.

"Abang, ini Piagam nya udah Nauren bawa, ayok fotbar dulu kita rayain kelulusan kita. " ucap Nauren.

"Ren, " belum sempat Jendra mengucapkan sesuatu, Terlebih dahulu ia jatuh ke tanah.

"JENDRA?! " ucap mereka kompak. Zaidan langsung mengecek nadi dan nafas Jendra. "Masih hidup, ayo bawa Jendra ke rumah sakit"

Akhirnya mereka semua pun membawa Jendra ke rumah sakit. Seluruh anggota TW pun menunggu di luar ruang ICU, dan tak lama akhirnya dokter Theo pun keluar dari ruangan itu. "Dok, gimana keadaan Jendra dok? " ucap Zaidan panik.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang