47. Psikopet 🔒

3 0 0
                                    

Betapa kagetnya mereka semua melihat benda yang di bawa oleh Jendra. Bukan sekedar pensil atau pulpen namun pistol.

"Lo ngapain bawa pistol ke rumah gue? " ucap Rendra

"Ga sihh formalitas aja siapa tau ada yang mau macem macem kan? " jelas jendra

"Tapi ga harus pistol juga njir yang lo bawa, kek gue nihh" ucap Zaidan lalu mengeluarkan benda yang ada di sakunya.

"Apa tuh, kecil beut" ucap rendra

Zaidan menatap mereka lalu memencet bagian bawah benda mini itu dan menjadi sebuah tongkat panjang. "Wiii keren keren" ucap jendra.

"Gue juga ada" ucap rendra

"Apaantuhh? " ucap mereka kompak

"Tongkat baseball " ucap rendra sambil tersenyum kaku

Jendra dan zaidan pun mengacungkan jempol mereka. Tak lama dari itu rendra mulai merasakan sakit yang tak biasa, rasa sakit ini semakin lama semakin menjalar ke seluruh tubuh rendra.

"Lo kenapa ren? " ucap Zaidan yang melihat gerak gerik Rendra tampak aneh.

Belum sempat menjawab pertanyaan Zaidan, Rendra langsung terjatuh ke lantai dan tak sadarkan diri. Jendra dan Zaidan pun membawa Rendra ke rumah sakit. "DOKTER " ucap Jendra sambil menggendong Rendra

"Ada apa ini? " ucap dokter Theo yang kebetulan lewat di lorong itu.

"Tadi Rendra tiba tiba pingsan dok" jelas Zaidan.

"Udah saya duga, sekarang antar Rendra ke UGD" ucap dokter Theo.

Jendra pun menuruti ucapan dokter Theo. "Jen gue takut Rendra kenapa kenapa" ucap Zaidan.

"Lo tenang aja, gue tau Rendra tu orangnya ga lemah. " ucap Jendra menenangkan.

Tak lama dari itu dokter Theo pun keluar dari ruangan UGD lalu dokter Theo berkata jika sekarang kondisi Rendra sedang kritis.

"Jen kita ga ngasi tau orang tuanya? " ucap Zaidan menyarankan.

"Gue bakal telpon Nauren" ucap Jendra lalu mengambil ponsel yang berada di sakunya.

Tutttt tutttt tutttt

"Halo? "

"Halo Nau, gue minta lo dateng ke alamat yang gue kirim"

"Gue sendiri? "

"Kalo bisa ajak orang tua lo dan jangan ajak yang lain terutama temen temen lo"

"Kenapa? "

"Nanti lo bakal tau kalo udah di sini"

Tutttt. Panggilan itu di tutup oleh Jendra. Dan tak lama dari itu Nauren datang dengan kedua orang tuanya, "Kenapa ke rumah sakit? " ucap Nauren

"Nau, lo liat ke ruangan itu " ucap Zaidan sambil menunjuk ke arah UGD.

Nauren dengan jelas melihat Rendra yang terbaring lemah di damkar rumah sakit dan di seluruh tubuhnya sudah terpasang berbagai selang. "Maksudnya apa? " ucap Nauren yang masih tak paham.

"Ada apa dengan anak saya? " ucap Eksa

"Jendra, zaidan,Rendra kenapa? Kok masuk UGD? " lanjut vania

"Gini om tante, tadi kita bertiga lagi asyik ngobrol di ruang tamu tapi tiba tiba Rendra ngerasa badannya sakit terus tiba tiba pingsan, dan waktu di bawa kesini dokter bilang kalo Rendra kritis" ucap Zaidan menjelaskan.

"Kalian bohong kan? Ini ga bener kan? " ucap Vania dengan nada bergetar.

"Kami ga bohong tan " ucap Jendra ikut menjelaskan.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang