29. pernikahan

6 0 0
                                    

Waktu begitu cepat berlalu hingga sekarang tiba waktunya pernikahan antara hermawan dan tania "zaidan hari ini pernikahan papa" ucap hermawan mengingatkan

Zaidan hanya menjawab dengan anggukan kecil "kamu harusnya seneng dong punya mama baru kok ga ada senyum sedikitpun? " ucap Tania

Zaidan menggelengkan kepalanya pelan "inget pa, zaidan gak akan dateng ke pernikahan papa" ucap zaidan

"Iya papa tau " ucap hermawan

"Zaidan mau pergi eiden juga katanya ada tugas kelompok" ucap zaidan. Hermawan mengangguk mengerti dan membiarkan mereka pergi

Zaidan dan eiden pun pergi meninggalkan rumah itu, zaidan mengantarkan eiden kerumah teman nya yang bernama pandu mereka sebenernya tidak ada tugas kelompok daripada mereka harus menghadiri pernikahan orangtua nya mending pergi

Sesampainya di rumah pandu eiden turun dari motor zaidan "nanti jemput jam berapa? " ucap zaidan

"Emmm, jam 4 deh " ucap eiden

"Okeyy" ucap zaidan dan melakukan tos setelah itu zaidan pergi dari rumah pandu

Saat zaidan di jalan ia bingung harus pergi kemana "gue harus kemana Tuhan? " ucap zaidan dalam hati lalu ia teringat taman yang dulu sering ia kunjungi

Sesampainya di taman zaidan pun duduk di salah satu bangku taman sambil memakai headset miliknya dan memutar lagu kesukaan nya. Saat sedang enak duduk sambil mendengarkan lagu tiba tiba di depan teman yang di duduki zaidan ada sebuah keluarga lengkap

Keluarga itu menggelar sebuah karpet merah bermotif kotak kotak dan membawa sebuah keranjang yang berisi beberapa makanan keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu, 2 anak laki laki, dan 1 anak perempuan

Saat keluarga itu sedang bersantai tiba-tiba anak perempuan itu terjatuh dan ibu dari anak itu menghampirinya sambil berkata "tidak apa apa ya sayang? Kan adek kuat yah gapapa ada mama" ucap Ibu itu dan tak lama kemudian anak perempuan itu berhenti menangis

"Iri? Pasti, dari kecil gue udah ga ngerasain rasanya kasih sayang dari seorang orang tua " gumam zaidan

Saat zaidan sedang melamun tiba-tiba ada sebuah bola yang menggelinding di dekat kakinya lalu ia mengambil bola itu

"Halo? Ini punya kamu ya? " ucap zaidan kepada anak lelaki itu

"I-iya kak" ucap anak lelaki itu gugup

"Gausah takut kakak ga bakal nyakitin kamu kok ni bolanya kakak kembalikan" ucap zaidan sambil menyodorkan bola itu kepada anak lelaki

"M-makasi kakk , kakak baik deh" ucap anak lelaki itu. Zaidan menjawab dengan senyuman

"Nama kamu siapa? " ucap zaidan

"Zei, kalo kakak? " ucap anak lelaki

"Wah sama ya? Nama kakak zaidan kadang di panggil zai" ucap zaidan

"Wahh iya" ucap zei sambil tersenyum lebar

Tak lama dari itu ibu zei datang menghampiri mereka "kakak kok di sini kasian itu kakak nya mau santai jadi keganggu" ucap Ibu zei

"Ga papa kok tan ga ganggu" ucap zaidan

"Maafin anak saya ya udah ganggu ketenangan kamu" ucap Ibu itu

"Gapapa kok tan " ucap zaidan

"Kalau gitu saya pergi dulu ya, permisi"

"Iya silahkan"

"Baik banget andai mama masih ada tapi percuma kalo mama masi ada kasian mama di siksa terus sama papa " ucap zaidan

Zaidan pun kembali melamun sambil mendengarkan musik beberapa menit kemudian tangan zaidan bergetar hebat

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang