23. luka

10 1 0
                                    

"Loh? Eiden? " ucap nauren , eiden melihat ke arah nauren lalu berkata

" kaka cantik, kepala eiden pusing eiden mau ketemu abang " ucap eiden dengan suara lirih sambil menahan tangis nya eiden teringat dengan ucapan zaidan jika seorang lelaki itu harus kuat dan tidak boleh menangis

Saat nauren ingin menaikkan eiden ke motornya tiba tiba sebuah mobil berwarna putih berhenti di dekat nauren lalu keluar seorang lelaki berparas tinggi mengenakan baju putih dan benar itu adalah dokter Theo

"Eiden!! " ucap zaidan, dengan cepat zaidan keluar dari mobil lalu memeluk eiden dengan erat

"maafin abang, abang gagal jagain eiden " ucap zaidan menyalahkan dirinya sendiri karna ia merasa gagal menjadi sorang kakak

"Abang ga gagal kok, tadi eiden nekat buat pulang sendiri " ucap eiden

"Adek, sini om liat lukanya" ucap dokter Theo , eiden pun memalingkan padanya ke arah dokter Theo dan menunjukkan luka nya

"Ikut om yuk kita obatin dulu " ucap dokter Theo sambil mengajak eiden untuk ke bagasi mobilnya memang disana terdapat beberapa alat medis

"Adek duduk sini ya , om obatin lukanya" ucap dokter Theo sambil mengeluarkan semua perlengkapan medis yang ia butuhkan

Dengan perlahan dokter Theo membersihkan luka eiden lalu memasangkan perban di dahi eiden "nah selesai, nggak sakit kan? " ucap dokter Theo

"iya ga sakit, oh ya kenalin om nama aku eiden kalo nama om siapa? "

"Nama om Theo, eiden panggil om dokter Theo yaa" ucap dokter Theo dengan ramah

Senyum tipis terukir di wajah zaidan, hanya mereka semua lah yang bisa membuat zaidan dan eiden tertawa lepas

"Wede lo ganteng juga zai kalo senyum" ucap aksa

"Eh iya anjir" lanjut angkasa

Reflek zaidan memasang muka datar nya lagi "hadeh udah bener yang tadi malah balik datar lagi emang ya buat senyum orang introvert itu susah" timpal Gio

"Zaidan" ucap nauren "kenapa? " setelah mendengar ucapan zaidan nauren reflek terdiam, zaidan melambaikan tangan nya di depan muka nauren

"Nau? " ucap zaidan

"Ehh sorry " sahut nauren

"Ada apa? "

"Nggak nanti gue chat aja" zaidan menjawab dengan anggukan

Akhrinya mereka semua pun melanjutkan perjalanan, tdq dan tdk menuju markas lalu zaidan kembali kerumah

Sesampainya mereka di markas akhirnya mereka membuat rujak sesuai perkataan waktu di parkiran namun di sisi zaidan berbeda

-disisi zaidan-

"Terima kasih dok udah nganter saya sama adik saya pulang kerumah," ucap zaidan

"Iya sama sama, habis ini kamu langsung istirahat ya jangan melakukan hal berat untuk beberapa waktu" ucap dokter Theo

Zaidan menjawab dengan anggukan, dan akhirnya dokter Theo pamit untuk kembali ke rumah sakit , zaidan dan eiden pun masuk kerumah nya dan ternyataa rumah itu sepi

Eiden dan Zaidan masuk ke kamar nya lalu mereka membaringkan tubuh nya ke kasur

"Bang, kenapa ya keluarga kita kalau di luar keliatan baik padahal nggak dan kenapa mamah sama papah ga pisah edien capek tiap hari harus denger mereka berantem" ucap eiden

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang