46. Fakta Rajendra

1 1 0
                                    

Malam telah berlalu, sinar mentari menyilaukan mata jendra yang masih terpejam. Perlahan mata jendra pun mulai terbuka dan melihat kearah jam dindingnya yang menunjukkan pukul 07.00 , ia pun segera bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka nya. Setelah itu jendra pun turun ke lantai bawah untuk sarapan, sesampainya ia di sana, jendra sudah melihat Gemini dan Kinan yang sudah menunggunya di meja makan.

"Ayo jen sarapan dulu" ucap Kinan

"Iya ma" ucap jendra, lalu menghampiri Kinan

Jendra pun duduk di hadapan orang tuanya dan ikut sarapan bersama. "Pa, yang tadi malam gimana? " ucap jendra memulai pembicaraan.

"Tenang nanti papa yang urus".

Di sela sela percakapan tiba tiba salah satu anak buah Gemini datang. " selamat pagi bos, " ucap orang suruhan itu

"Pagi, gimana, beres? " ucap Gemini

"Beres bos".

"Bagus, ambil uangnya di laci TV".

"Ambil sendiri bos? "

"Iya ambil saja".

"Emm, pa biar jendra yang ambilkan ya? " ucap jendra secara tiba-tiba

"Yaudah, kamu ikuti anak saya". Ucap Gemini

"Baik bos".

Jendra pun berjalan bersama orang suruhan ayahnya menuju TV. "Nih uangnya, " ucap jendra sambil menyodorkan amplop berisi uang.

"Terimakasih tuan, " ucap orang suruhan itu lalu menunduk.

"Kamu mau duit tambahan ga? " ucap jendra

"Mau lah tuan, siapa yang gamau uang tambahan".

"Ada syaratnya, nanti kamu temui saya di alamat ini, oh ya nama kamu siapa? "

"Nama saya Denis tuan".

"Oke Denis, kamu panggil saya pake nama saja ya gausah pake tuan".

"Tapi kan tuan anaknya bos Gemini ".

" gapapa panggil saya jendra aja ya"

"Baik, klu gitu saya permisi". Ucap orang itu lalu pergi dari hadapan jendra.

Jendra pun kembali ke meja makan lalu meminta ijin kepada kedua orangtua nya untuk pergi kerumah rendra dan tentu saja di ijinkan oleh Kinan karena Kinan tau betul bagaimana sifat rendra jadi Kinan sudah 100% percaya kepada rendra.

⋆ ˚。⋆୨୧˚🌷🌷🌷˚୨୧⋆。˚ ⋆


Zaidan yang baru saja selesai mandi pun langsung menuju ke meja makan dan benar dugaan zaidan jika meja makan kini telah sepi seperti kuburan. Bagaimana tidak hermawan pergi keluar kota kemarin siang sedangkan ibu tirinya sedang bekerja, hanya tersisa Eiden yang sedang makan sendirian.

"Bang zai baru selesai mandi? " ucap Eiden menyambut kedatangan Zaidan yang masih sibuk merapikan rambutnya.

"Eiden sarapan sendiri? Yang masak siapa? " ucap Zaidan yang kebingungan sudah ada lauk untuk sarapan di meja makan.

"Mama yang masak, ayok bang temenin Eiden makan". Zaidan pun berjalan menghampiri Eiden lalu sarapan bersama.

"Eiden, nanti bang Zai meu kerumah kakak cantik mau ikut? " ucap Zaidan yang sengaja mengajak Eiden kerumah Nauren karena takut akan terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan jika ia tinggal sendiri dirumah.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang