21. runtuh

10 1 0
                                    

"Gimana dok? " ucap Rendra

Dokter Theo pun melepas kacamata nya dengan wajah yang lesu "zaidan, dia kena tumor paru paru"

Rendra membulat kan matanya merasa tak percaya dengan ucapan dokter Theo, bagaimana tidak Rendra mengetahui bahwa zaidan adalah orang yang baik dan menurutnya zaidan tak pernah merokok

"Serius dok? "

"Serius dongg yakali dokter becanda lewat penyakit tapi masih stadium 1 itu masih aman masi bisa di sembuhin dengan kemoterapi rutin"

"Begitu yaa, kalo saya stadium berapa dok? "

"Kayanya sih stadium 2 itu harus lebih rutin lagi berobat jangan bolong bolong nanti nambah stadium nya "

"Hehe disisi lain saya mager dok lagian masih aman kan itu"

"Aman sih aman tapi kan namanya penyakit ya harus di obati dengan serius oh ya minggu ini kamu baru berobat 1 kali kapan mau berobat lagi? "

"Besok deh kalo nggak jadwal nya di barengin aja sama zaidan"

"Nanti zaidan tau dong? "

"Ya saya bilang mau nganterin dia aja gitu nanti saya berobat nya sama dokter naza"

"Naksir kamu?"

"Hehe cakep dok yakali ga naksir sama dokter secantik dokter naza"

"Inget umur"

"Ya kan dokter naza baru umur 20 masih bisa dongg ingat dok umur hanyalah angka eaaa"

"Hais kamu ini sekolah yang bener dulu "

"Dokter Theo mah ga asik, inget ya dok jadwal nya di samain biar ketemu dokter naza aww"

"Bisa gila saya di sini lama lama"

"Hehe"

Piarr

"Apa tuh? " ucap Rendra yang mendengar suara benda jatuh dari dalam kamar zaidan

"Lah iya ayok cek"

Rendra dan dokter Theo pun memasuki ruangan zaidan dan melihat zaidan yang sudah jatuh dari ranjang nya

"ZAIDAN" ucap Rendra panik

"Lo gapapa kan? Hidung lo berdarah"

"Ini tisu " ucap dokter Theo sambil menyodorkan tisu ke Rendra, Rendra pun mengambil tisu yang di berikan dokter Theo lalu membersihkan darah di hidung zaidan

"Kok gue bisa di sini? Kepala gue sakit banget lagi"

"Lo tadi kecelakaan tadi dokter Theo ngasih tau gue"

"Maaf sebelumnya jika saya lancang membuka ponsel Anda saya cuma mau memberitahu orang tua kamu " ucap dokter Theo

"Iya gapapa dok, " ucap zaidan sambil memegangi kepala nya yang masih terasa sakit

"Kasih tau ga ya? Kasian sih tapi kalo gatau ga bisa kontrol dong" ucap Rendra dalam hati

"Nih" ucap zaidan ke Rendra

"Tisu? Buat apa? "

"Hidung lo"

Rendra pun reflek memegang hidung nya memang benar hidungnya sudah mengeluarkan cairan berwarna merah

"Kan kan sudah saya bilang"

"Dokter! "

"Lupa maap"

"Lupa apa? " ucap zaidan

"Gapapa" ucap Rendra dan dokter Theo bersamaan

"Buat kamu" ucap dokter Theo sambil menyodorkan sebuah surat dari rumah sakit

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang