🌼 19. CANDAAN SEBELUM TIDUR

9.3K 399 1
                                    

Sisi yang sudah selesai dengan tugasnya, yaitu menidurkan Gamal. Kini, gadis itu duduk di atas ranjang dengan posisi punggung yang bersandar pada kepala ranjang. Sisi masih ketar ketir, siapa tau sebelum tidur Badar mau memarahinya atau bahkan paling parah adalah menghukumnya. Sisi jadi teringat perkataan Ummah waktu itu, yang bilang bahwa Badar adalah ahlinya menangani anak nakal.

Sisi memainkan ponselnya dan men-scroll akun instagramnya dengan perasaan was was. Gadis itu membuka akun Instagram hanya untuk mengisi kekosongan waktu menunggu selesainya Badar lembur dan kemudian Sisi juga sudah menyiapkan mental untuk mendapat ceramah panjang lebar dari Badar gara gara peristiwa tadi siang. Pertemuannya dengan Dion bocor sampai ke Badar gara gara mulut comel Gamal.

Sisi menatap layar ponselnya. Sisi yang penasaran dengan si kaku Badar pun iseng iseng untuk mencari tahu apakah lelaki itu memiliki akun Instagram. Setelah lama mencari, akhirnya Sisi menemukan akun milik Badar dengan nama akun Aldiab. Pantas saja, lama Sisi mencari dengan keyword Badar malah tidak kunjung ia temukan.

Sisi menatap akun suaminya itu dengan perasaan kecewa. Disana hanya ada dua foto. Yang pertama foto Gamal yang tengah mengenakan seragam TK nya, dan yang kedua foto Badar bersama dengan keluarga besar pesantren. Tidak ada foto pengantin mereka berdua.

Sisi memanyunkan bibirnya," kaku banget sih! Minimal pasang foto prewedding kek, atau apa. Ish! Dasar robot!" Sisi ngedumel sendiri seraya menutup laman instagramnya. Gadis itu memutuskan untuk merebahkan tubuhnya, menunggu Badar selesai lembur ternyata jenuh juga, akhirnya Sisi mencoba untuk tidur. Mungkin saja amarah Badar tentang kejadian siang tadi bisa dipending dulu untuk besok.

Saat Sisi mulai memejamkan matanya, kemudian terkejut kala kasur yang ia tiduri sedikit bergerak, itu tandanya ada orang lain yang menempati kasur ini. Cepat cepat Sisi membuka matanya, dan benar saja, sudah ada Badar di sampingnya yang tengah siap siap untuk tidur. Tentu saja mereka berdua masih memangkas jarak mereka masing masing dengan jauh.

"Gus Badar sudah mau tidur?" tanya Sisi.

Badar yang hendak mengenakan selimut pun menengok," Iya."

"Nggak mau ngomong sama aku dulu?" tanya Sisi.

Badar memiringkan kepalanya bingung," memangnya kamu mau ngobrol dulu sebelum tidur?"

"Engga juga sih."

"Lalu?"

Sisi diam. Gadis itu kini tengah merangkai kata kata yang pas untuk ia ucapkan," Gus Badar ngga mau marahin aku?"

Badar yang sudah berhasil merebahkan tubuhnya, kini memiringkan posisinya agar bisa melihat wajah Sisi yang kini tengah mengajaknya berbicara.

"Memangnya kamu membuat kesalahan apa, sampai saya harus marahin kamu?" tanya Badar.

Sisi kembali diam. Gadis itu tidak langsung menjawab. Dengan perasaan takut Sisi akhirnya memberanikan untuk jujur.

"Tadi Gus Badar sudah dengar cerita dari Gamal kan, tentang pertemuanku sama Dion di supermarket?" tanya Sisi dengan perasaan gugup yang luar biasa.

"Iya."

"Kok Gus Badar nggak marah? Minimal nanyain ke aku kek, atau suruh aku buat jujur gituuuu."

Badar tertawa kecil," Untuk apa saya marah. Saya memang tidak membenarkan apa yang kamu lakukan bersama Dion. Saya diam karena saya menunggu kamu sendiri yang bicara ke Saya. Saya tau kok, kalian butuh waktu untuk menyelesaikan hubungan kalian, jadi saya maklumi itu. Dan perlu digaris bawahi ya Sisi, saya tidak membenarkan kejadian itu meskipun saya hanya diam," jelas Badar panjang lebar seraya menatap mata lucu Sisi yang seakan menuntut jawaban.

"Fiuuh, Alhamdulillah deh kalo Gus Badar tidak marah. Kukira aku bakal dimarahin sama kamu, Gus. Lebih parahnya lagi aku mikir kalau aku bakal di takzir sama kamu," ujar Sisi, mengutarakan isi hatinya dengan antusias.

Badar lagi lagi menyemburkan tawanya," saya hanya mentakzir santri saya, Si. Saya nggak mentakzir istri kok, tenang saja. Palingan......"

"Palingan apa?" tanya Sisi was was.

"Nggak jadi. Udah ah tidur."

"Iiiiih, males ah gantung gantungin omongan gituuuu," celetuk Sisi seraya menabok lengan Badar.

"Tidur Siiiii," ucap Badar yang mengabaikan rasa penasaran Sisi.

"Iiih apa dulu tadi? Palingan apa?"

Badar diam.

"Gus iiiiih," rengek Sisi seraya menggejukkan kakinya brutal di atas kasur.

"Apa sih, Siii?"

"Tau ah!"

Sisi mengubah posisinya, ia memunggungi Badar dengan perasaan kesal plus sebal. Badar yang melihat itupun langsung mengelus kepala Sisi pelan.

"Maaf ya, sudah bikin kamu takut dimarahin, sudah bikin kamu kesal," ucap Badar seraya mengelus elus kepala Sisi.

Tentu saja Sisi terkejut. Jiwanya yang ngamuk ngamuk itu pun seketika melunak kala Badar mengelus elus kepalanya. Harusnya, sekarang ini Sisi ngamuk dan ngatain Gus Badar mesum karena berani beraninya ngelus elus kepalanya. Namun, dengan kata maaf dan kelembutan tangan dari Badar, mampu melunakkan Sisi yang suka ngereog.

Sisi berfikir, posisinya sekarang yang melakukan kesalahan kan Sisi, karena sudah berani beraninya bertemu dengan Dion bahkan sampai berpelukan. Namun kenapa malah Badar yang meminta maaf karena sudah membuat Sisi takut dimarahin? Tidak masuk akal.

Sisi menengok ke arah Badar kala lelaki itu berhenti mengelus kepala Sisi.

"Kok nggak di elus lagi? Aku keselnya belum ilang loh," ucap Sisi.

"Mau banget di elus elus?" tanya Badar seraya menatap wajah lucu Sisi yang sudah memerah seperti tomat.

"Nggak jadi! Mau tidur saja." Sisi memasukkan tubuh hingga kepalanya ke dalam selimut. Sisi malu bukan main, Badar pasti sudah melihat pipi Sisi yang memerah. Sisi juga merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menahan diri untuk bicara jujur. Tidak bisa dipungkiri, Sisi memang kelewat Jujur dan tidak tahan untuk tidak menyampaikan pendapat atau isi hatinya. Seperti tadi contohnya.

Badar menyemburkan tawanya melihat kelakuan random Sisi. Lelaki itu menarik pelan selimut Sisi," Jangan begitu, nanti sesak nafas."

"Biarin ih, udaaah jangan tarik tariiiik," ucap Sisi dengan suara kecilnya.

"Nanti pingsan pas tidur karena kurang oksigen, tau rasa," celetuk Badar, bermaksud untuk menggoda Sisi.

Sisi yang mendengar itu pun langsung memunculkan wajahnya dari dalam selimut, dan menatap ke arah Badar," emang iya bisa begitu? Aku bisa pingsan kalau selimutan sampai kepala?"tanya Sisi lucu.

Badar tersenyum jail," nggak tau juga. Saya cuma asal bicara."

Sisi dengan wajah sebal, langsung menabok lengan Badar," ish! Hobi banget sih jailin aku! Awas aja ya, aku jailin balik tau rasa."

Badar mengusap usap lengan bekas tabokan Sisi. Tidak sakit sih, hanya saja Badar pura pura sakit," lama lama saya jadi korban KDRT kamu Si. Saya tuntut tau rasa kamu."

Sisi tergelak," ih apaan sih, baperaaaan. Gitu aja main tuntut, hahaha" celetuk Sisi belum usai dengan semburan tawanya.

Badar yang masih akting kesakitan itu pun tertegun kala melihat wajah Sisi yang tertawa lepas.

"Kamu cantik ya si, kalau tertawa," ucap Badar tiba tiba, yang jelas membuat tawa Sisi berganti dengan wajah gugup dan malu.

"Apasiih, udah ah tidur."

Sisi yang berhadap hadapan dengan Badar kini kembali mengubah posisinya menjadi memunggungi Badar. Tentu saja untuk menyembunyikan pipi memerahnya yang seperti tomat.

Sedangkan Badar, kini tengah memandang punggung kecil yang meringkuk itu dengan berjuta pernyataan dalam pikirannya.

"Sepertinya, tidak butuh waktu lama untuk bisa jatuh cinta ke kamu, Si," ucap Badar dalam hati.
.
.
.
Heleeeeeeh, bilang cintanya cuma berani dalam hati doang, Cemen Lo Bad😑

Jangan lupa Vote dan komen bestieeee💖

Ummi Untuk Gamal [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang