🌼 1. KHITBAH BUKAN KHOTBAH, SI

12.4K 450 4
                                    

Hari ini adalah tepat ulangtahun Sisi yang ke-20 tahun. Sisi tidak menyangka kalau dirinya kini sudah berkepala dua. Astaga, Sisi benar benar sangat antusias karena orang bilang 20 tahun itu layaknya sebuah kelegalan untuk seseorang melakukan hal apapun, meskipun artinya bukan semata seperti itu, maksudnya adalah 20 tahun itu umur dimana kita dituntut menjadi dewasa yang sesungguhnya.

Sisi yang baru saja selesai monitoring warung ayam geprek dekat rumahnya kini tengah heboh menghubungi Dion kekasihnya untuk menjemputnya.

Ya, Sisi adalah pebisnis muda, owner dari Ayam Geprek Bar-bar yang cabangnya sudah menyebar ke beberapa kota yang ada di Indonesia. Kurang lebih sudah 11 cabang yang sudah Sisi dirikan. Selepas lulus SMA, Sisi tidak melanjutkan kejenjang kuliah, ia lebih senang berbisnis makanan. Dari dulu Sisi memang suka memasak karena ia hanya tinggal berdua dengan Neneknya yang sudah tua. Sisi suka memasak masakan yang berbau bau pedas. Jadilah Sisi mencoba untuk merintis warung Ayam Geprek kecil-kecilan yang ia beri nama Geprek Bar-bar. Terinspirasi dari julukannya di sekolah yaitu Sisi Bar bar. Dari warung kecil kecilan tidak disangka malah bisa mengepakkan sayap lebar karena digemari banyak orang karena rasa sambalnya yang khas.

"Sayang ih, lama banget!" omel Sisi begitu Dion sudah sampai di depan warung Geprek Bar bar dengan motor Scoopy merah andalannya.

Dion nyengir," ya, maaf. Jangan marah dong, nanti cantiknya ilang." Dion mengelus lengan Sisi, berusaha untuk membujuk Sisi agar tidak merajuk.

Sisi memanyunkan bibirnya, kakinya ia gejukkan karena sebal. Kebiasaannya sejak kecil saat sebal, yaitu menggejukkan kakinya.

"Yaudah aaaah, ayo cepet. Aku udah capek banget nih mau bobo cantik di rumah," rengek Sisi yang kini sudah naik di atas jok belakang Scoopy merah milik Dion. Sisi melingkarkan lengannya di perut Dion, kemudian mendaratkan dagunya di salah satu pundak Dion.

"Loh, mau pulang sekarang? Nggak mau motor motoran dulu?" tanya Dion, karena biasanya Sisi suka diajak motor motoran keliling kota. Tidak ngapa ngapain hanya keliling keliling sambil ngobrol.

"Enggak dulu ah, kebanyakan makan angin ntar kembung," balas Sisi yang matanya mengerjap ngerjap karena sudah mengantuk berat.

Dion menghela nafas pasrah. Padahal Dion ingin mengajak Sisi ke suatu tempat yang sudah Dion siapkan. Hari ini Sisi kan ulang tahun. Mungkin Dion harus menundanya besok karena bisa dilihat dari kaca spion motornya, mata Sisi sudah sangat merah. Gadis itu sudah mengantuk berat.

"Yaudah, ayo pulang." Dion mulai menstater Scoopy merahnya kemudian mengendarainya dengan pelan, ditakutkan kalau Dion ngebut Sisi akan jatuh karena gadis itu mungkin akan tertidur di punggung Dion. Sudah tubuhnya Mungil, kakinya pendek, rambutnya sepundak, bisa bisa berabe kalau jatuh di jalan. Bakal dikiran Dora ngglinding karena ditendang Buts karena saking lola-nya si Dora.

Dion tersenyum geli melihat tampang Sisi yang tertidur pulas di punggungnya melalui kaca spion.

Hubungan Dion sama Sisi sudah berjalan empat tahun sejauh ini, dan bisa bisanya Dion masih saja terus menerus jatuh cinta sama Sisi. Perangai manja Sisi, Omelan dari mulut comelnya, dan tentu saja aksi gejuknya saat sebal yang bikin candu.

Tak terasa curi curi pandang Sisi dari kaca spion, sudah sampai saja mereka di rumah.

"Sisi. Hei, sudah sampe sayang." Dion menepuk lengan Sisi yang melingkar di perutnya. Sisi yang merasa tidak nyaman pun akhirnya terbangun.

"Hah. Kok cepet? Dion, kamu punya jurus teleportasi ya? Kok aku nggak ngerasain lewat warung nasi gorengnya Pak Maman tadi?" Sisi mengerjap bingung karena tiba tiba ia sudah sampai di depan rumah. Dion yang mendengar celotehan Sisi pun terbahak.

Ummi Untuk Gamal [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang