🌼 22. KEGADUHAN DI MOBIL

9.2K 463 20
                                    

Liburan kali ini akhirnya Sisi berhasil merayu Badar untuk berlibur ke luar kota. Sisi mengusulkan untuk berlibur ke rumah Pakdhe Damar, sosok yang menjadi wali nikah Sisi di pernikahannya dengan Badar. Rumah Pakdhe Damar terletak di Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Sisi menyarankan untuk berlibur kesana karena kata Pakdhe, di daerah petungkriyono itu banyak curug atau yang biasa orang lain sebut dengan air terjun, dan juga banyak sungai sungai dengan aliran air yang sangat jernih dan menyejukkan. Membayangkannya saja sudah membuat Sisi merasa segar.

Sebelum berangkat ke Pekalongan, Sisi, Badar, dan Gamal pamit kepada Kyai Sya'ban dan Ummah terlebih dahulu, melalui sambungan telfon karena mereka masih berada di Blitar, setelah itu dilanjut dengan mengunjungi rumah Nenek Ida.

Ponpes, Badar titipkan kepada Gus Arya yang kebetulan menginap di ponpes bersama istri dan anaknya, dan juga Gus Syawal kakak pertama Badar yang selalu stay di pondok bersama keluarga kecilnya.

Sebenarnya Sisi ingin mengajak Nenek karena Sisi fikir Nenek selalu dirumah, paling jauh ya ke pasar. Namun, Nenek menolak dengan keras dan bilang ingin dirumah saja. Sisi tidak bisa memaksa lagi, itu semua hak Nenek untuk menolak.

Perjalanan dari Jogja ke Pekalongan kurang lebih memakan waktu empat jam. Selama perjalanan ada saja drama yang Gamal lontarkan sampai membuat Sisi pusing sendiri. Ada yang tiba tiba minta simpan es krim sampe ke Pekalongan, padahal Sisi sudah bilang, nanti bisa beli es krim yang sama di Pekalongan, namun Gamal tidak mau, Gamal maunya es krim dari Jogja dibawa ke Pekalongan. Ada yang tiba tiba minta duduk di sebelah Sisi, Gamal cemburu karena sejak awal perjalanan Sisi dan Badar selalu bersebelahan di kursi kemudi , sedangkan Gamal di belakang sendirian sambil nyemilin kripik lays rasa rumput laut.

"Gamal mau sebelah Umi, Bi. Pliiiis. Abi kok begitu sih. Abi kan bobo' nya dikelonin Umi teluus, Gamal sendilian. Masa' di mobil Gamal juga sendilian nih duduk di belakang. Abi culang, sukanya lebut Uminya Gamal," rengek Gamal panjang lebar yang sudah pasti membuat Sisi pusing tujuh keliling.

"Gamal yang sabar yaaa," balas Badar yang masih fokus dengan aktifitas menyetirnya, yang jelas membuat Gamal tambah ngereog. Masih kesal malah disuruh sabar, jelas ngereog lah.

"Mau sama Umi, pokoknya mau sama Umi!" Kali ini Gamal malah  teriak sambil menangis, anak itu melempar bungkus kripik lays rumput lautnya yang masih terisi setengah ke sembarang tempat, membuat Badar lumayan terkejut. Biasanya Gamal tidak seperti itu. Biasanya Gamal sangat penurut, tidak mau meminta hal yang sulit dipenuhi, selalu memaklumi jika dinasehati. Namun sekarang, Gamal manja, suka nangis, ngereog, dan maunya sama Umi terus. Badar jadi berfikir, apakah Gamal yang sekarang ini adalah seperti anak normal seusianya? Dan Gamal yang dulu adalah bukan seperti anak normal seusianya?

Sisi yang terlalu pusing dengan tangisan dan jeritan Gamal yang ngereog akhirnya memaksakan senyumnya dan memutuskan untuk bicara baik baik kepada anak itu.

"Gamal mau sama Umi?" tanya Sisi, seraya menengok ke kursi belakang, dimana Gamal terduduk dengan lesu.

Gamal menjawab itu dengan anggukan lucu, tangisnya sudah reda bertepatan dengan suara Sisi yang menurut Gamal adalah suara paling ia sukai di dunia.

"Tapi selesaikan dulu nangisnya ya, kalau nangisnya sudah selesai nanti Umi pangku," pinta Sisi yang masih setia menengok ke belakang untuk melihat respond Gamal.

Gamal cepat cepat mengusap air matanya menggunakan lengan kausnya," Gamal sudah selesai nangisnya, Umi," ucap Gamal cepat.

"Sudah selesai ya? Sekarang Umi minta, coba deh Gamal ingat ingat, tadi itu Gamal nangis, teriak teriak, lempar lempar jajan ke sembarang tempat, bicaranya kasar, Gamal salah atau tidak ya? Kira kira Allah suka ngga ya sama anak yang suka teriak, lempar barang. Coba Gamal ingat ingat ya, kalau seperti itu baik atau tidak. Umi kasih waktu untuk Gamal mengingat, nanti kalau Gamal sudah ingat, sudah tau jawabannya, nanti bilang ke Umi, oke?" Sisi mengatakan hal itu panjang lebar ke Gamal. Sisi tidak tau apakah trik itu mempan di Gamal atau tidak, yang jelas Sisi akan mencoba dulu, siapa tau dengan itu Gamal bisa intropeksi diri sejak dini dengan kesalahan kecil atau besar yang ia perbuat.

Ummi Untuk Gamal [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang