🌼29. PIYAMA COUPLE

8.2K 422 7
                                    

Suasana pondok pesantren An-Nur masih sama seperti biasanya. Para santri putra dan putri tengah sibuk dengan aktifitas mereka masing masing di jam sepuluh malam ini. Kebanyakan dari mereka sedang belajar mata pelajaran yang akan mereka pelajari besok di sekolah. Jadi, selain mengedepankan salaf-nya, ponpes An-Nur juga tidak kalah untuk mengedepankan pendidikan umum seperti sekolah.

Sisi, yang sudah siap dengan piyama kotak kotak yang berwarna ungu pastel alias baby purple, menatap barang barang pesanannya yang baru saja datang siang tadi, diantar oleh kurir.

Sisi mengabsen satu persatu barang pesanannya, dari mulai piyama couple, kaus jogging couple, sendal rumah couple, dan juga sweeter couple. Sisi banyak membeli yang couple karena terus menerus mengingat perkataan Nenek yang bilang bahwa Sisi harus mulai membuka diri dan dekat dengan Badar. Sisi bingung harus mulai dari mana, dan Sisi berinisiatif sendiri untuk memulainya dengan membeli barang barang couple untuk dia dan Badar.

Sisi menyimpan semua barang barang itu ke lemari, kecuali piyama kotak kotak berwarna ungu pastel yang persis seperti piyama Sisi sekarang. Tadi sore, Sisi mencuci kering piyama couple bercorak kotak kotak ungu pastel itu di mesin cuci, supaya malam ini sudah bisa dipakai kembaran dengan Badar.

"Gus Badar mau nggak ya, pakai piyama kembaran sama aku? Nanti kalau nggak mau gimana? Hah! Jangan jangan nanti malah dibuang ke tempat sampah piyamanya karena nggak mau pakai." Sisi mulai membuat teori sendiri tentang reaksi Badar.

"Kok belum selesai selesai ya lemburnya," ucap Sisi bermonolog seraya menatap pintu ruang kerja Badar yang masih tertutup.

Seperti biasa, Badar akan lembur menyelesaikan pekerjaan kantornya sampai jam sebelas malam.

"Aku rayu biar selesai lebih awal aja kali ya. Tapi...kalau rayuanku tidak berhasil bagaimana? Kan malu sendiriiiiii. Aaaarrgggtt!" Sisi mengetuk ngetuk kepalanya sendiri. Membayangkan bagaimana jika rayuannya gagal dan pasti ia akan merasa malu setengah mati.

Sisi berdiri dengan gerakan cepat dan pasti," aku harus berusaha!"

Gadis bar bar itu melangkah cepat ke arah pintu ruang kerja milik Badar. Sisi mengambil nafas dalam dan membuangnya perlahan sebelum memulai aksinya.

Tok tok tok

Sisi membuka perlahan pintu tersebut setelah mengetuknya pelan. Kepala Sisi melongok sedikit kedalam untuk mengecek aktifitas Badar di dalam sana.

"Ada apa, Si?" tanya Badar seraya menatap tingkah absurd istrinya yang hobi banget melongok-kan kepalanya saja di pintu.

"Gus Badar masih lama ya lemburnya?" tanya Sisi yang diakhiri oleh cengiran khasnya.

"Iya, kenapa memangnya?" balas Badar yang berakhir dengan balik bertanya. Badar melepas kacamatanya dimeja dan kembali fokus menatap Sisi.

"Kalauuuu...aku minta Gus Badar selesai sekarang boleh nggak?" tanya Sisi malu malu.

Badar memiringkan kepalanya, lumayan bingung namun merasa aneh juga. Mau apa gadis itu meminta Badar selesai lebih awal?

"Boleh."

Mata Sisi membelalak," hah? Beneran boleh nih? Nggak nanya nanya dulu alasannya apa aku nyuruh Gus Badar selesaikan kerjaannya sekarang?"

Badar menggeleng," nanti saya akan tau sendiri." Badar berdiri dari tempat duduknya setelah menutup laptopnya. Kemudian berjalan ke arah Sisi yang masih saja melongokkan kepalanya di pintu.

"Berdiri yang tegak, nanti pegel kepalanya kalau seperti itu terus," ucap Badar seraya membenarkan posisi Sisi yang aneh itu.

"Taraaaa!!!" Sisi merentangkan tangannya seraya berputar seperti anak kecil yang memamerkan pakaian barunya.

Ummi Untuk Gamal [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang