🌼 43. DIA PATAH

3.6K 266 8
                                    

Para santriwati yang mengikuti ekstrakulikuler enterpreneurship kini tengah heboh membagi kelompok untuk membuat bisnis plan yang Sisi perintahkan.

Siang ini, dihari libur selepas Dzuhur Sisi mendapat amanah untuk membantu para santriwati mengembangkan skill enterpreneur mereka mengingat waktu itu Sisi sempat menyarankan hal ini dan di ACC oleh semua pihak pesantren.

Sisi meminta seisi kelas untuk membentuk kelompok , per kelompoknya terdiri dari lima siswa. Sisi sengaja sedikit memberikan teori/materi tentang Wirausaha , Sisi lebih menekan santriwati untuk praktik supaya lebih kerasa sensasinya dan lebih bisa mengenal langsung apa itu wirausaha dan bagaimana berwirausaha. Sisi berencana akan menyampaikan materi demi materi seiring berjalannya praktik.

"Ayok semuanya sudah membentuk kelompok? " tanya Sisi kepada para santriwati.

"Sudah Niiiing."

"Baik, sekarang Ning Sisi minta kalian untuk membuat bisnis plan. Terserah mau dibidang apa. Mau dibidang pendidikan, kuliner, kerajinan, semuanya diperbolehkan disini, dan insya Allah akan Ning Sisi bantu kembangkan," jelas Sisi.

"Maaf Ning, kok bantu kembangkan? Jadi kita bikin bisnis plan tuh bukan cuma praktik di pelajaran saja? Tapi bakalan dijadikan bisnis beneran?" tanya  salah satu santriwati yang mengangkat tangannya.

Sisi tersenyum dan mengangguk, " iya betul sekali. Kita bukan hanya akan melakukan praktik kaya disekolah, tapi kita akan membuat bisnis beneran, kalian akan punya brand sendiri, jadi Ning Sisi harap kalian harus matang matang memikirkan bisnis apa yang harus kalian jalankan bersama kelompok kalian."

"Wah, demi apa? Beneran mau bikin usaha nih kita?"

"Hah? Bentar bentar."

"Seru banget!!! Gila gila gilaaaa"

Kurang lebih seperti itu keriuhan para santriwati setelah mendengar kabar bahwa praktik bisnis ini akan menjadi bisnis beneran.

"Daaaaan...." sambung Sisi.

"Ssstttt." Para santriwati seketika saling berdesis untuk menyuruh teman mereka diam.

" Ini akan Ning Sisi jadikan kompetisi, bisnis siapa yang labanya paling besar, brandnya akan di collaborasikan dengan pesantren, jadi bagi brand pemenang dia akan dijadikan produk andalan pesantren, dan akan pesantren pasarkan brand tersebut ke masyarakat luas. Dan bagi brand yang belum berkesempatan, jangan khawatir, bisnis kalian akan tetap jalan di pesantren ini."

Seisi kelas bersorak keras. Ada yang saking girangnya sampai menabok temannya, ada yang pukul pukul meja, ada yang speacless, ada yang bengong.

Sisi merasakan ada getaran di pahanya, itu berasal dari ponsel yang ia sakuin di kantong gamisnya. Dari getarannya Sisi yakin itu adalah panggilan.

Panggilan pertama Sisi masih mengabaikan dan lanjut mengarahkan para santriwati, namun ponselnya tak kunjung berhenti bergetar sampai panggilan ke empat. Sisi pun izin kepada para santriwati untuk mengangkat telfon.

Sisi berjalan keluar kelas, kemudian mengambil ponselnya dan melihat ada nama Damar di layar ponselnya.

"Damar?" Hati Sisi tiba tiba berdenyut.

Damar adalah sahabat baik Dion. Dion, lelaki yang sudah lama tidak berlarian dipikiran Sisi, dan lelaki yang sudah lama tidak Sisi temukan di sudut mana pun hatinya.

Sisi bimbang, dan bertanya tanya, ada apa Damar menelfonnya. Kalau tidak Sisi angkat, takutnya penting dan misalkan tidak penting pun rasanya Sisi seperti memutus tali silaturahmi. Kalau diangkat, Sisi takut akan bersangkutan dengan Dion lagi, itu pasti akan menyakiti Badar, selama ini Sisi belum bisa memberikan yang terbaik untuk Badar.

Ummi Untuk Gamal [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang