Sate Maranggi

3.3K 300 17
                                    


Setelah agenda dinner tempo lalu, setiap pagi kenzie akan dapat ucapan selamat pagi, siapa lagi kalau bukan al . Awalnya kenzie selalu mengomel karena merasa aneh ditambah mereka kan hanya pura-pura, seharusnya tak  seperti orang pacaran pada umumnya, tapi tetap saja al tak mendengarkan. Aldevan itu tetap saja mengganggunya, kadang ia menelpon hanya untuk mengerjai kenzie saja, setelah itu bersikap seperti manusia tak berdosa.

Tapi, lama kelamaan kenzie pun mulai terbiasa, kadang juga ia menanyai perihal makan dan kerjaan pada al. Mereka banyak mengobrol random meski kadang ujungnya kenzie marah marah. Bukan tanpa alasan, al mode jail selalu menjadi hal paling menyebalkan apalagi kalau sudah tiba tiba datang ke kantor untuk menjemputnya.

Seperti hari ini, tiba tiba saja mobil al sudah terparkir di depan kantor padahal sebelumnya mereka sama sekali tak bertukar pesan.

Kenzie mengetuk kaca mobil itu membuat empunya yang tengah bermain ponsel tersadar, ia lantas membuka pintunya dari dalam.

"Heh ngapain disini? Lo ada urusan di kantor ini emangnya?" - ucap kenzie yang masih berdiri di luar

"Ngapain berdiri aja? Ayo masuk" - mendengar itu kenzie lantas masuk, ia lupakan saja pertanyaan yang ia lontarkan, jawaban al memang selalu melenceng dari pertanyaannya.

"... Gue laper, tapi gak ada temen makan. Makannya gue ke sini nunggu lo pulang kantor"

"Emangnya lo gak punya temen apah sampe harus kesini?"

"Ada, cuma gue lagi pengen ditemenin pacar gue aja" - kenzie lantas menoleh dengan tatapan sebal

"PURA-PURA!" - mendengar itu al terkekeh

"... Btw kita mau makan dimana?"

"Eumm restoran fast food?"

"Ck gue gak mau, makanan di sana mahal. Mending lo ikut gue aja, gue tau tempat makan yang enak" - al hanya mengangguk sebagai jawaban, ia akan serahkan saja pada kenzie. Padahal setiap makan semuanya al yang bayar tapi tetap saja kenzie tak enak.

-

Keduanya sampai. Kenzie berniat mengajak al untuk makan di kedai sate maranggi favoritnya, tentu saja tempat itu sederhana dan berada di pinggir jalan.

Keduanya keluar dari mobil, al sempat kebingungan namun setelah melihat banner penjual sate maranggi ia mengerti kalau kenzie akan mengajaknya makan di sana "kita makan sate maranggi?" - kenzie mengangguk

"Tapi lo bisa makan makanan dipinggir jalan kan? Maksudnya lo kan orang kaya, jadi mungkin lo gak pernah makan di tempat kayak gini" - al terkekeh mendengarnya

"Gue emang jarang makan di tempat kayak gini tapi bukan berarti gue gak pernah, kadang kalo lagi main sama temen kita lebih milih tempat tempat kayak kedai gini kok"

"...Ayo ah, gue udah laper" - setelah itu keduanya masuk ke kedai sate maranggi itu.

Mereka duduk lesehan menunggu makanan yang beberapa saat lalu dipesan, sesekali kenzie melihat wajah al yang nampak kebingungan ia sangat tahu al tak biasa makan di tempat seperti ini.

"Sorry ya lo jadi makan di sini, harusnya tadi gue ikut lo aja yang mau makan di restoran" - ucap kenzie

"Apa sih zie, gue suka kok makan disini, mungkin setelah ini gue bakal lebih suka makan di kedai pinggir jalan gini, tempatnya enak bersih juga" - kenzie tersenyum

"Ini makanannya sudah jadi, selamat dinikmati ya dek kenzie, mas" - sela bapak penjual sate itu, si bapak sampai hafal nama kenzie saking seringnya makan di sini.

"Makasih ya pak" - ucap keduanya
Al dan kenzie mulai menyantap menu makan malam mereka yaitu sate maranggi tak lupa nasi dan potongan cabai di sana. Kini al mulai memasukan suapan pertama, setelah itu matanya bulat sempurna. Ia tak menyangka ternyata makanan ini sangat enak, pantas saja ini menjadi tempat makan favorit kenzie.

True Love? (Hajeongwoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang