Ngidam

2.3K 145 33
                                    

Minggu ke minggu sudah mereka lewati, kini usia kandungan kenzie sudah menginjak 5 bulan. Kandungannya sehat, kenzie juga sudah bebas dari morning sickness nya meski moodnya tetap tak beraturan. Jangan lupakan manjanya yang sama sekali tak berkurang, malah menjadi lebih lebih manja seiring bertambah besar kandungannya. Tapi aldevan suka, kalau bisa terus saja kenzie manja padanya. Aldevan itu sangat sabar, sama sekali tak pernah tak turuti mau si manis meski kadang sedikit membuatnya kerepotan karena harus bekerja.

Setiap hari selalunya kenzie bangun di tengah malam, hanya untuk sekedar makan atau nyemil, katanya perutnya laper terus. Sering juga merengek malam malam padahal dirinya tertidur pulas, di saat itu pula aldevan bangun untuk mengelus punggung atau perutnya agar kenzie-ya itu kembali tidur tenang.

Selama 5 bulan kehamilan untungnya kenzie jarang mengidam, paling sesekali nyeletuk ingin sesuatu dan itupun tak sulit untuk aldevan dapatkan. Aldevan bersyukur atas itu.

Sekitar pukul 7 malam aldevan baru saja pulang dari kantor, kenzie yang tengah nyemil sambil menonton tv lantas bangun dari duduknya dan berlari kecil menghampiri Aldevan.

Aldevan yang melihat Kenzie berlari kecil lantas ikut berlari juga agar kenzie berhenti, "Sayang jangan lari lari, kenapa sih? Ada apa?" - ucapnya sedikit panik yang hanya di respon kekehan dari empunya.

Aldevan mencium pipi si manis sambil mengelus perut buncitnya sebagai suatu kebiasaan saat ia pulang kerja, "kenapa?" - tanya nya lagi

"Aku liat martabak manis di tv____"

"Jadi sayangnya aku mau martabak ya?" - potong aldevan. Kenzie mengangguk dengan semangat

"... Yaudah nanti abis mandi aku cari ya" - aldevan hendak ke kamar untuk mandi, tapi tangannya lebih dulu di cegah oleh kenzie

Aldevan menoleh, "... aku mandi dulu, sayang. Nanti abis mandi baru aku beli"

"Dengerin dulu mas, aku belum selesai" - aldevan mengerutkan dahinya

"....Aku tuh mau martabak manis, tapi yang jualnya harus botak. Nanti kamu foto sama abangnya" - mendengar itu aldevan terdiam, rasanya ini pertama kalinya kenzie mengidam aneh. Lalu harus cari kemana dia penjual martabak manis yang botak, pikirnya.

"Yang gondrong aja ya, sayang. Yang botak susah nyari nya" - aldevan berusaha menawar

"Ih di tv juga penjual martabaknya botak mas, bukan yang gondrong. Pokoknya aku mau yang penjualnya botak!" - ucap kenzie tegas

"Coba kasih aku dua opsi. Kalo misal gak ada martabak yang penjualnya botak kamu mau apa?"

"Gak mau, maunya itu aja"

"Sayang, kalo gak ada gimana?"

"Ya kamu cari sampe ada, aku bakal tunggu loh mas"

"... Tolong ya? Ini baby loh yang mau" - aldevan menghela nafas, kalau kenzie sudah bilang itu mau baby ia sama sekali tak bisa menolak

"Yaudah aku mandi dulu, nanti aku cari ya" - mendengar itu kenzie lantas mencium bibir aldevan tanda ia senang. Setelahnya aldevan mandi dan ia lanjut menonton tv

"Ngapain harus ada tukang martabak botak segala sih di tv" - gerutu aldevan saat berjalan menuju kamar. Sepertinya aldevan terlihat prustasi.

. • .

Aldevan kini sudah diperjalanan, tentu matanya tak diam karena terus mencari penjual martabak yang botak. Ia sampai menelpon ayah dan papi barangkali di dekat rumah ada penjual martabak, tapi saat aldevan bilang kalau penjualnya harus botak justru ayah dan papi menertawakannya.

True Love? (Hajeongwoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang