Restu

2.7K 225 18
                                    

Kenzie keluar dari kamarnya. Saat keluar ia terkejut sebab ada ayah yang tengah makan malam dengan lahap. Kapan ayah pulang, pikirnya. Karena asik bermain ponsel kenzie sampai tak tahu kalau ayah pulang dari kerjaannya di luar kota. Kenzie berinisiatif untuk kejutkan ayah, dengan perlahan ia mendekat, lalu setelahnya dengan tiba-tiba ia peluk ayah dari belakang, tentu ayah terkejut.

"Astaga kenzie kebiasaan! Kalo ayah tiba tiba nyembur gimana? Udah tau ayah lagi makan" - omel ayah. Kenzie tertawa merasa berhasil mengejutkan ayah

"Ya maaf. Soalnya kenzie kangen banget 3 hari gak ketemu ayah"

"Alah lebay kamu" - kenzie masih saja peluk leher ayah, ayah sama sekali tak hiraukan hingga beberapa saat setelahnya ayah tersadar ada sesuatu yang bertengger di jari manis putranya.

Ayah menarik tangan kenzie melihat jari manis itu memastikan cincin apa yang kenzie kenakan, "... Cincin dari siapa ini zie?" - mendengar itu kenzie menarik tangannya lantas duduk di kursi samping ayah, sebenarnya ayah sudah tau cincin itu dari siapa, karena sebelumnya aldevan banyak mengobrol dengan ayah mengenai hal ini, ia hanya ingin putranya sendiri yang bilang padanya.

Kenzie sedikit menunduk, ayah sangat tahu kenzie tengah malu sekarang. Jadi ia lanjut makan saja sambil menunggu jawaban, "... Dari siapa?" - tanya nya lagi

"Eumm___ dari m-mas devan" - jawabnya gugup

"... Tiga hari lalu mas devan seriusin hubungan kita yah, mas devan juga udah dua kali ajak aku ke jenjang yang lebih serius. Awalnya aku ragu karena kita baru aja ketemu lagi setelah masalah itu, tapi setelah kemarin mas devan coba lagi aku rasa aku gak bisa tolak lagi yah, aku sayang mas devan"

"... Mas devan dengan segala yang dia punya mampu buktiin keseriusannya ke aku dan tentu buat aku percaya. Maka dari itu aku terima dia jadi seseorang yang akan temani aku seumur hidupku, ayah restui aku dan mas devan kan?" - mendengar itu ayah tersenyum, rupanya putra sematawayangnya itu sudah siap menuju jenjang yang lebih serius, rasanya baru kemarin ayah membantu bunda mengganti popok kenzie, atau menggendongnya saat tengah menangis. Tapi kini kenzie sudah dewasa, sudah siap untuk di lepas oleh ayah pada pria pilihannya.

"Zie dengarkan ayah, kalau hatimu sudah mantap untuk memilih mas al sebagai pendamping mu, maka pilihlah dia. Ayah tau cinta mas al gak main main, dan tentu hanya kamu yang bisa rasakan itu. Ayah merestui apapun yang kamu pilih jika memang itu yang terbaik"

"... Tapi ingat zie, menikah itu perlu persiapan, bukan hanya siap dalam ucapan. Tapi harus siap dalam segala hal" - mendengar itu kenzie peluk ayah erat

"Makasih ya yah, udah izinin mas devan kembali ke aku"

"Iya zie. Ayah sayang kamu, maka dari itu ayah gak mau kamu sedih apalagi liat kamu nangis_______"

"... tapi bisa gak peluknya nanti lagi, ayah lagi makan loh ini" - kenzie terkekeh lantas melepas peluknya, setelahnya ia temani saja ayah sampai selesai makan.

"... Oiya besok jadwal kamu terapi ya?" - kenzie mengangguk

"... besok dianter mas al kan?"

"Tiap terapi juga kan sama mas devan yah, gimana sih!"

"Ya biasa aja dong ngomongnya! mentang mentang udah diajak nikah" - setelahnya ayah simpan piring dan ledek kenzie dengan wajah anehnya

"Iiiih Ayaaaaaah nyebelin!" - ayah berlalu begitu saja meninggalkan kenzie disana.

🦋 . • . 🖤 . • . 🐺

Seperti yang di jadwalkan, siang ini jadwal kenzie terapi. Entah kenapa terapi kali ini kenzie sangat bersemangat, sedari pagi ia sudah rewel meminta aldevan jangan sampai telat menjemput, untungnya pekerjaan al hari ini tak banyak, hanya ada meeting dengan salah satu client saja dan pulangnya ia langsung ke rumah kenzie untuk menjemput.

True Love? (Hajeongwoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang