Cendol

1.5K 115 25
                                    


"Coba liat ini, ini dibaca apa?" - tanya aldevan pada lio yang kini tampak sedang berfikir

"m-a ma k-a ka, n____" - ucapnya ragu sambil menatap aldevan

"Ma_____" - aldevan membantu lio untuk bisa menyambungkan kata-nya

"Ma_____" - lanjut lio sembari melirik kenzie seperti meminta bantuan.

"Adek liat buku nya jangan liat mama" - tegur aldevan membuat lio sedikit tersentak

"Eum ma-ndi" - jawabnya asal, hal itu seketika membuat kenzie tertawa.

"Not mandi, tapi makan adek" - ucap aldevan membenarkan.

"Jauh banget sih dek dari makan ke mandi" - timpal kenzie sambil tertawa

Lio itu sudah tau huruf dan sudah bisa mengeja, tapi untuk menyatukan huruf menjadi kata ia agak kesusahan. Aldevan dan kenzie pula tak terlalu membebankan lio untuk langsung bisa, karena hal itu tidak baik juga untuk lio. Biar saja dia belajar sedikit sedikit, toh juga sekarang lio sudah masuk Preschool. Meskipun baru masuk sekitar 1 bulan tapi perkembangannya sejauh itu sangat bagus. Lio sudah hafal huruf, sudah hafal angka dan sudah bisa mengeja, sebentar lagi ia juga pasti akan bisa membaca karena setiap malam selalu belajar dengan aldevan.

Meski selalu mau belajar, ada kalanya lio tak mau berangkat preschool, saat itu pula kenzie harus sabar membujuk sampai lio mau. Ada kalanya pula bujukan itu tak berhasil, tapi kenzie tak bisa memaksa juga mengingat anak umur 3 tahun memiliki emosional yang tak terduga. Ia hanya harus paham akan apa yang lio mau.

Kenzie terkekeh melihat aldevan yang sesekali berdengus saat mengajari lio, anak itu selalu ada ada saja, kadang malah sengaja mengajak aldevan main. Kadang juga terang terangan bilang kalau ia bosan. Saat itu pula aldevan hanya bisa menghela nafas.

"Besok lagi belajarnya, sekarang udah jam 8 malem, waktunya adek bobo" - lio yang mendengar itu lantas berdiri dan berlari mendekati kenzie.

"Ayo bobo, iyo mau bobo mama" - ucap lio sambil menarik tangan kenzie, maka dengan cepat kenzie bangun dari duduknya dan menggandeng lio ke kamarnya untuk tidur.

Lio itu sangat mandiri, ia sudah bisa tidur di kamarnya sendiri bahkan dari umur 2,5 tahun. Hanya saja sebelum tidur harus selalu di temani  untuk sekedar di elus atau dibacakan dongeng.

Nafas teratur itu terdengar jelas di telinga kenzie, ia menghentikan elusannya lantas turun dari tempat tidur, menyelimuti lio dan bubuhkan satu kecupan manis di pipi anak gantengnya itu.

"Tumben cepet, udah bobo emangnya?" - tanya aldevan saat kenzie masuk ke kamar

"Udah. Ngantuk banget kayaknya, mas. Biasanya dia rewel dulu sebelum tidur. Mau dibacain dongeng, mau di elus, mau ngemil. Tapi tadi langsung tidur aja tuh pas aku elus" - jawabnya.

"Ya udah sini kamu bobo juga, besok kan harus anter lio preschool" - kenzie mengangguk lantas merangkak naik untuk masuk pada pelukan aldevan.

"Besok anterin sampe depan aja. mas jangan ikut masuk" - ucap kenzie tiba-tiba. Aldevan lantas melerai pelukannya itu.

"Kenapa? Kan biasanya di anter sampe depan kelas, sayang"

"Yaudah mulai besok gak usah"

"Ya kenapa?" - tanya nya lagi.

"Ih banyak tanya banget sih. Yaudah pokoknya gak usah anter sampe depan kelas"

"Ya tapi kenapa? Aku mau tau alasannya"

"Ish ___ Itu loh mas, banyak mama nya temen temen lio. Nanti kamu di godain terus, kemarin aja kamu digodain sama diliatin terus sama mereka"

Mendengar itu aldevan terkekeh, "Itu resiko punya suami ganteng, sayang. Pasti banyak yang liatin"

True Love? (Hajeongwoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang