Cinta Abadi

608 60 9
                                    

Terbang tinggi bersama cinta yang abadi





***




Lembayung senja itu setia menunggu kenzie yang tengah mengadu pilu memeluk nisan sang suami. Seraya menanti kedatangan rupanya hanya hilir angin yang selalu dia dapatkan. Hari-hari adalah rindu baginya, menyadari bahwa perpisahan adalah penyakit yang perlahan mematikan. Rasanya duduk sendiri di atas tanah berbalut rumput hijau adalah favoritnya, bercerita mengenai keseharian adalah hobby yang terus di tertawai oleh semut kecil disana. Siapa yang mau mendengar? Siapa yang mau menjawab setiap tanya nya? Dan siapa yang sudi menemaninya di lahan kosong dengan tumpukan tanah berisi insan yang tersisa tulang belulang? Tidak ada....

Sewaktu-waktu si kecil lio itu kerap bertanya dimana surga itu berada? Anak itu rindu kiblatnya, dia rindu sang papa yang sangat disayanginya. Tapi kenzie tak kuasa menjawab, hanya senyuman kecil dengan hati tercekit menahan tangis yang dia suguhkan. Kenzie pikir,  jika bukan kematian yang merupakan jalan menuju surga, meski tergelincir pada bebatuan atau terjatuh dari atas jurang sebagai rintangannya kenzie akan lalui untuk menemui aldevan nya. Mengajaknya pulang untuk kembali berkumpul dengan nya.

Hari pilu itu, selalu menjadi mimpi buruk bagi kenzie, pasalnya kematian adalah sesaat yang menyakitkan. Manusia sesehat itu dengan penuh kata cinta harus hilang direnggut keegoisan kendaraan buta di tengah kota. Dua sampai tiga hari adalah bukti perjuangannya untuk hidup lebih lama sampai akhirnya memilih berhenti meninggalkan salur cinta yang tiada hentinya. Jika kenzie tau esok hari aldevan akan tiada mungkin di malam terakhir itu dia akan mencegah empunya pergi, atau paling tidak mengikuti kemanapun aldevan pergi agar ketika terjadi sesuatu maka keduanya lah yang akan alami. Namun siapa sangka kuasa tuhan mengukir semua ini terjadi. Lalu setelah nya Ikhlas adalah hal yang selalu kenzie pelajari, satu kata yang sering dia dengar dari mulut mulut halus yang mengintari telinganya hingga menusuk hati. Apa ikhlas itu? jika untuk aldevan maka kenzie akan belajar sampai khatam, belajar sampai selesai, sampai jadi sarjana dan punya gelar jika ada.

Tetes demi tetes air hujan perlahan turun mengenai tangannya. Senja di sore ini menjadi saksi bagaimana pilunya manusia yang masih sibuk salurkan rindu. Kini, bukan laut lagi____ bukan deburan ombak lagi yang bisa mengantarkan rindunya, tapi tanah dan nisan yang berbaik hati menemani aldevan nya di keabadian. Kenzie masih disana, masih enggan bangkit meski rintik hujan terus turun seolah mengusir nya pergi. Mungkin sang empu bosan, bosan melihat dia datang, bercerita lalu di tutup dengan tangisan. Meski begitu keras kepala nya lebih keras dari batu, kenzie tetap setia disana meski harus berbasahan hingga rasakan dingin yang menusuk tubuh. Tidak apa, dinginnya tak seberapa dibandingkan dingin yang dirasakan aldevan nya didalam sana. Dia selalu teringat bahwasanya hanya pelukan darinya yang bisa menghangatkan empunya. Lalu bagaimana? Bagaimana dia bisa beri pelukan hangat itu lagi?  Maka yang dia lakukan adalah memeluk batu nisan empunya seolah bisa salurkan hangat. Kenzie tak perduli mungkin aldevan akan marah karena melihat dia berbasahan di bawah hujan, meski begitu dia percaya hanya aldevan lah yang terus memeluknya dalam ketidakberdayaan - dengan wujud yang tidak empunya perlihatkan.

"Zie, ayo pulang nak. Hujan... "
Seraya memayungi, raut wajah ayah menampakkan kekhawatiran, dia bisa lihat bagaimana tubuh kenzie sudah basah dengan masih duduk memeluk nisan.

Kenzie menoleh melerai peluknya, sekilas dia mengangguk kemudian mengelus nisan di hadapannya dengan sayang, "Aku pulang dulu ya mas, nanti kapan kapan aku ajak lio. Jadi kita  bisa kumpul berempat sama adek juga"

Mendengar itu hati ayah teriris sakit, bagaimana bisa dia mendengar hal ini dari mulut kenzie nya yang amat rapuh. Bagaimana bisa hal menyakitkan ini harus terjadi pada kenzie nya yang kala lahir dia semoga kan terus mendapat limpah kebahagiaan. Seketika ayah memalingkan wajahnya, menghapus air mata yang kerap turun di pipinya.

True Love? (Hajeongwoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang