Takut Kehilangan

2.3K 158 24
                                    

Dokter sok tau⚠️



Setelah sampai di rumah sakit dokter lantas menangani kenzie, aldevan serta ayah bunda menunggu di luar karena tak ada yang diizinkan masuk. Aldevan sempatkan pula menghubungi mami, tentu mami cemas dan khawatir juga mendengar kabar itu, tapi untuk saat ini mami belum bisa menyusul karena papi tak ada di rumah, ia meminta aldevan untuk terus kabari mami tentang apapun keadaan kenzie, dan besok pagi baru mami akan ke rumah sakit.

Disisi lain ayah terus memperhatikan aldevan, lantas bunda menyuruh ayah menghampirinya untuk sekedar berikan rasa tenang. Aldevan yang sadar akan kehadiran ayah di sampingnya tak bisa tahan tangis, ia menangis saat itu juga.

"Ayah_____ aku takut kenzie kenapa kenapa" - ucapnya sambil terisak

"Doakan yang terbaik untuk mereka ya mas, kenzie dan kandungannya pasti gak papa. Ayah yakin" - ucap ayah meyakinkan aldevan

"... Sudah ya, jangan nangis. Kita percayakan semuanya sama tuhan" - aldevan mengangguk.

Lantas ketiganya duduk di kursi sambil menunggu dokter keluar dari ruangan gawat darurat itu.

___________

Terdengar suara pintu terbuka, aldevan lantas bergegas menghampiri, ia sedikit menerka mimik wajah dokter tersebut tidak menampakkan hal yang baik baik saja.

"Dokter bagaimana keadaan istri dan anak saya?" - bukannya menjawab sang dokter justru menatap wajah aldevan pilu, menepuk beberapa kali pundaknya

"Sebelumnya mohon maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan bayi bapak, namun rupanya tuhan berkata lain. Tidak tertolongnya bayi bapak disebabkan oleh plasenta yang tidak bekerja dengan baik sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan janinnya" - mendengar itu aldevan diam membisu, rasanya seperti dirinya tertusuk pisau di setiap bagian tubuhnya. Tak percaya kalau bayi kecil yang sangat ia tunggu kehadirannya itu sangat cepat meninggalkannya dengan kenzie, bahkan mereka pun sama sekali belum melihatnya.

"Jangan bohongi saya dokter, istri dan anak saya baik baik saja!" - ucapnya sembari bercucur air mata.

"Maafkan kami pak, maaf sekali lagi" - aldevan menangis meraung raung di depan ruangan si manis.

"Maaf zie, ini semua salah aku" - ucapnya dalam tangis itu sambil memukul dadanya, ia terus menyalahkan dirinya sendiri tanpa henti.

"...Maafin papa sayang, papa gagal untuk jaga kamu terus hidup sampai akhirnya kamu yang harus berhenti berjuang, ini salah papa" - ucapnya lirih, hingga akhirnya kehilangan kesadarannya, ia jatuh pingsan.

"Mas al, bagun______" - ucap ayah yang berusaha membangunkan aldevan, sedikit khawatir juga karena air mata mantunya itu terus mengalir.

Aldevan terperangah, ia bangun menyadari air matanya yang sudah membanjiri pipinya, aldevan menghela nafas lega, ia sadar rupanya hal tadi hanyalah mimpi, tapi rasanya seperti nyata karena suasana dan keadaannya sangat sama dan tak ada bedanya, ia beralih pada ayah yang sudah terlihat khawatir, "Kenapa yah?" - tanya nya

"Mas al yang kenapa? tidur sambil nangis nangis gitu"

"... Itu loh mas, dokter sudah keluar. Beliau nyari mas al" - ucapnya, aldevan mengangguk lantas bergegas menghampiri dokter yang menangani kenzie

"Saya suaminya, dokter. Bagaimana keadaan istri dan anak saya?" - tanya aldevan cemas karena masih teringat mimpi yang terlihat nyata itu

Dokter tersebut tersenyum, "Jadi begini, istri bapak mengalami kontraksi palsu yang menyebabkan kram hebat. Kemudian kandungannya juga sedikit lemah pak, hal inilah yang harus sangat diperhatikan agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Tolong untuk tidak membuat pasien stress, hindari juga aktivitas aktivitas berat ya pak"

True Love? (Hajeongwoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang