Lahirnya Buah Hati

2.7K 152 30
                                    

Aldevan pulang ke rumah pukul 2 siang. Semenjak kehamilan kenzie menginjak 9 bulan ia lebih banyak di rumah dan ekstra menjaganya, takut juga sewaktu-waktu kenzie tiba tiba mau melahirkan.

Saat masuk ia tak melihat kenzie di sekitar rumah, entah kemana istri manisnya itu. Yang ia lihat hanya mbak ina yang sibuk beres beres di ruang keluarga, "mbak, kenzie kemana?" - tanya nya

"Nak kenzie tadi ke paviliun pak" - jawabnya, aldevan mengangguk

Ia bergegas kesana untuk menyusul, dari jauh aldevan bisa lihat si manis itu tengah duduk tenang di ayunan mewah milik mereka. Seulas senyum tersirat di bibirnya.

"Sayang, lagi apa?" - kenzie menoleh kala mendengar suara yang sangat ia kenali.

"Gak lagi apa apa" - jawabnya

".... Eh mas, besok jangan berangkat kerja ya?" - ucap kenzie tiba-tiba saat aldevan sudah duduk disampingnya, aldevan menatap kenzie serius.

"... Perut aku sedikit mules tadi pagi, takutnya aku mau lahiran nanti kamu-nya gak ada"

Aldevan mengelus perut sang istri, "Duh udah mulai mules mules ya"

"... Yaudah nanti aku full di rumah ya, sayang. Sekarang gimana, masih mules?" - kenzie menggeleng

"Bawa jalan aja, nanti aku temenin"

"... Aku telpon mami sama bunda ya, buat nginep?" - tanya aldevan

"Ih takut ngerepotin, kan belum tentu mau lahiran juga"

"Tapi kalo misal kamu beneran lahiran gimana?"

"Ya gak gimana gimana"

"Sayang serius dulu" - kenzie terkekeh

"kamu-nya tenang dulu, jangan panik"

"Enggak panik, aku cuma mikir kalo ada mami sama bunda kan setidaknya bisa tanya tanya juga apa aja yang dibutuhin buat lahiran" - jawabnya

"Tapi muka kamu panik mas" - Melihat wajah aldevan yang panik membuatnya tak bisa menahan tawa hingga aldevan ikut tertawa juga.

"... Nanti aja telpon nya ya, kontraksi palsu aja paling" - ucap kenzie yang dijawab anggukan oleh empunya.

. • .

Berjalan bolak balik membuat kenzie haus, ia lantas mengambil air minum di dapur, pergerakannya sedikit lambat sebab rasakan mules itu lagi, ia pikir mulesnya hanya saat itu saja tapi ternyata enggak, malah semakin gencar. ia berjalan perlahan menuju kamar bawah yang ia tiduri tiga bulan lalu. Saat masuk ia menghampiri aldevan yang tengah bergelut dengan laptopnya, "mas, mules lagi" - ucapnya santai namun dibalas respon panik oleh empunya

"... Ih jangan panik dulu" - lanjut kenzie

"Oke oke, aku gak panik"

Aldevan rasa ia tak bisa biarkan ini terus menerus, takut juga terjadi apa apa. Aldevan memutuskan untuk bawa kenzie ke rumah sakit karena sudah beberapa kali rasakan mules di hari ini, ia meraih ponselnya lantas menelpon mami dan bunda untuk memberitahu keduanya kalau kenzie sepertinya akan melahirkan, ia juga menyuruh mami dan bunda untuk tunggu di rumah sakit saja, karena mereka juga akan bergegas kesana.

Setelah dirasa siap dengan segala perlengkapan aldevan menghampiri kenzie, "ayo, sayang. Kuat jalan gak?" - tanya nya, di jawab anggukan oleh empunya

Aldevan membantu kenzie berdiri, memapah sang istri menuju mobil.
"Semua perlengkapan udah kan?" - tanya kenzie

"Udah, sayang. Aku kan dibantu juga sama mbak ina tadi siang" - jawabnya sambil sibuk membuka pintu mobil dan menyamankan kursi untuk kenzie

"Kamu cemas ya?" - tanya nya lagi

True Love? (Hajeongwoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang