Bab 24. Siaga Level Tak Terbatas

434K 9.5K 1K
                                    

Malaaaam 🔥🔥

Malam dingin enaknya yang panas panas 🔥🔥

***


Pakai mulut?

Mulut?

MULUT?!

Kelaya menggigit bibir gugup saat Bara menutup pintu kamarnya. Keinginan untuk membantu Bara lenyap entah kemana—jujur, Kelaya takut. Sepertinya, ia akan mengatakan pada Bara untuk menggunakan tangan saja, alih-alih pakai mulut. Kelaya belum mempersiapkan diri untuk momen seperti ini.

"Ini foto saya?" Suara berat Bara membuat Kelaya tersadar.

Saking gugupnya, Kelaya bahkan tak tahu kalau Bara telah berdiri di depan meja belajarnya. Lelaki itu memilih untuk menjelajah singkat kamar Kelaya selagi sang gadis sibuk menata hati.

Meski Kelaya tak terlalu jelas mendengar apa yang Bara tanyakan, tapi arah pandang lelaki itu cukup untuk membuat Kelaya paham, apa yang menjadi pertanyaan Bara.

Gadis itu memutuskan untuk mendekat, sedikit berharap Bara melupakan niat awal mereka ke kamar. Kelaya sungguh tak siap. Tapi ... aduh! Mata Kelaya malah mendarat pada tempat terlarang itu. Gadis itu berdehem, mendadak tenggorokannya kering. Hawa dingin akibat hujan lebat di luar sana pun tak mampu mengusir panas yang mendadak menyerang wajah Kelaya.

Beruntung, Bara sedang sibuk menatap note-note yang tertempel di samping foto masa kecil lelaki itu.

"Yang mana, Bang?" Mencoba mengabaikan pemandangan itu, Kelaya bertanya.

"Ini." Bara menatap Kelaya sekilas. "Kamu dapat dari siapa? Bintang?" Tebaknya tepat sasaran.

Kelaya sedikit malu tertangkap basah menyimpan foto masa kecil Bara untuk penyemangatnya belajar. Kelaya terdeteksi bucin. "Iya, Bang hehe. Itu jimat keberuntungan aku."

Tanpa disangka, lelaki itu tertawa. Demi menikmati tawa singkat Bara, Kelaya menghentikan perkataannya sejenak. Sayang, suara tawa Bara tak sejelas biasanya. Salahkan saja hujan di luar sana.

"Saya punya banyak foto masa kecil. Kalau kamu mau nanti saya bawakan." Seraya berkata demikian, Bara menatapi catatan-catatan singkat yang tertempel di sekitar fotonya. Tentu saja Kelaya tak mengiyakan tawaran menggiurkan Bara, satu foto masa kecil Bara sudah cukup. Gadis itu bisa mengoleksi foto Bara dewasa di ponselnya.

Jangan lupa belajar 2-3 jam/hari

Ringkas materi ulangan fisika.

Jawab soal 3-5 essay mtk.

Itu hanya tiga dari banyak catatan yang Kelaya buat, tapi yang menarik perhatian Bara adalah catatan tempel berisi wish list buku yang ingin Kelaya beli. Tak banyak, hanya empat buku. Bara membacanya berulang, menghafalnya.

Hello, SagaraS, Malioboro, Hilmy

"Wish list kamu cuman empat ini, Ay?" Bara menoleh dan dibalas Kelaya dengan senyum lebar. Senyum penuh makna yang langsung Bara paham artinya. Wish list Kelaya pasti tak terhitung jumlahnya. Lelaki itu menggeleng maklum lalu menarik Kelaya ke dalam dekapannya.

Kelaya balas melingkarkan tangan di pinggang Bara lalu menyandarkan kepala di dada bidang lelaki itu. Hangat dan nyaman.

"Wish list aku banyak, Bang, tapi yang ditulis cuman empat. Saking banyaknya aku kadang lupa apa aja buku yang mau aku beli."

"Ya sudah, nanti kita beli yang empat ini dulu kalau ke gramedia."

Mata Kelaya membola tak percaya. Gadis itu mendongak antusias. "Beneran, Bang? Boleh?"

Oh My Doctor (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang