Malam semuanya, saatnya bertemu Bara Kelaya 🔥🔥
***
Kelaya akan menikah dengan Bara.
Kalian tidak salah baca kok. Kelaya benar-benar akan menikah dengan Bara saat libur semester ganjil.
Sesuai dengan janjinya, gadis itu memberikan jawaban tiga hari setelah pertemuan keluarga. Dengan jawab Kelaya—dua keluarga itu langsung heboh mempersiapkan acara pernikahan. Saking hebohnya, Kelaya sampai berpikir kalau mereka akan membuat resepsi besar-besaran, alih-alih hanya sekedar akad nikah sederhana yang dilangsungkan di rumah Kelaya—sebagai mempelai wanita.
Setelah semua kehebohan yang mereka lalui di sisa hari sebelum libur semester ganjil—mulai dari fitting kebaya dadakan, mencari MUA, dll. Akhirnya Kelaya bisa merebahkan diri dengan tenang.
Walau sebenarnya hampir semua persiapan dilakukan oleh para orang tua, Kelaya hanya ditanya-tanya, ingin model kebaya seperti apa? Ingin gaya di makeup seperti apa? Apakah punya keinginan tertentu saat akad nanti? Dan printilan lain menyangkut mempelai wanita.
Tidak ada yang sulit, hanya saja, karna semua itu dilakukan di waktu yang cukup mepet—kurang lebih tiga minggu—Kelaya keteteran. Apalagi, di sela-sela semua itu Kelaya harus belajar untuk Penilaian Akhir Semester ganjil. Bertambah-tampah pusing kepala Kelaya.
Sekarang, PAS sudah berakhir, tinggal menunggu pembagian hasil belajar dan libur. Jadi, Kelaya punya lebih banyak waktu senggang.
Ngomong-ngomong, Kelaya rindu Bara. Sejak pertemuan keluarga dadakan itu, mereka belum pernah bertemu. Lebih tepatnya sih, mereka dilarang bertemu. Kalau hanya sekadar mampir di muka rumah Kelaya—lima menit—Bara di perbolehkan. Lebih dari itu, jika tidak berkepentingan, mereka dilarang bertemu. Fitting baju untuk akad saja mereka berbeda ruangan, walau di hari yang sama, dan di penjahit yang sama pula.
"Hah ..." Gadis di atas tempat tidur itu menghela napas panjang.
Baru seperti ini saja Kelaya sudah lelah. Apalagi nanti ketika mereka akan resepsi. Lelahnya pasti akan berkali-kali lipat.
"Ay ... Kelayaaaaa, yuhuuu."
Baru saja Kelaya menutup mata, panggilan itu mau tidak mau membuat Kelaya mengurungkan niatnya untuk tidur.
"Masuk saja Bin, nggak dikunci kok."
Ternyata yang masuk bukan hanya Bintang, Hana pun ikut serta. Dua orang itu masuk dengan membawa paperbag masing-masing.
Melihat dua orang itu masuk tak membawa tangan kosong, Kelaya bangkit antusias. Tak ada yang tak suka hadiah dadakan. Termasuk Kelaya.
"Apaan tuh?" tanyanya sambil mendekati Bintang dan Mamanya.
"Kejutan." Bintang menyerahkan paperbang-nya lebih dulu pada Kelaya. "Hadiah sebelum lo nikah sama Abang gue."
"Widiih, nggak usah repot-repot." Penuh antusias Kelaya membuka paperbag dari Bintang, Sedetik setelahnya matanya membola. "AA NOVEEL!"
Bintang memang sangat mengerti Kelaya!
Tanpa melihat lebih lanjut novel apa yang diberikan Bintang, Kelaya berhambur memeluk sahabatnya itu. Hana yang melihat keduanya tampak amat bahagia ikut tertawa. Kian terbahak saat melihat raut wajah Bintang yang tersiksa akibat Kelaya memeluknya teramat kencang.
"Ay, gue nggak bisa napas!"
Kelaya tak peduli. Ia tetap memeluk Bintang seerat mungkin. Menggoyang-goyangkan tubuh mereka, lantas baru berhenti saat kelelahan—lebih tepatnya, ia dihentikan oleh Hana.
![](https://img.wattpad.com/cover/333890706-288-k914533.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Doctor (21+) [END]
Romance"Bantuin ngebuktiin kalau Abang gue masih normal, Ay. Mau ya ... ya mau ya? Please, nggak bakal yang macam-macam kok caranya, lo tenang saja." *** Bagi Kelaya yang jarang terlibat hubungan romantis, menyetujui misi dari Bintang untuk menggoda Bara a...