Bab 19. Jatuh Telalu Dalam

375K 9.5K 312
                                    

Malam-malam enaknya baca Bara 🔥🔥

Spam komen banyak-banyak

Kalau bisa sampai notif aku jebol 🤣

Selamat membaca 🦋🦋🐊

**
*

"Ay bisa nggak jangan panggil saya 'Abang' lagi?"

Sambil menikmati jagung bakar di teras rumah Kelaya, dua anak manusia yang baru jadian seumur jagung itu duduk bersebelahan.

Lupakan rencana makan jagung di tempat bakar-bakarnya langsung. Mood Bara untuk menetap di sana sudah lenyap tak berbekas akibat beberapa orang mengira ia dan Kelaya adalah kakak adik. Dibilang pacaran pun orang-orang itu juga tak langsung percaya.

"Ah, si Abang bisa aja bercandanya." Begitu katanya.

Sialnya lagi, meski Bara yang sebesar gapura kabupaten itu berdiri tepat di samping Kelaya, ada saja cowok yang berniat mendekati gadisnya.

Yah, sebut saja Bara pacar cemburuan. Dia tak masalah di labeli demikian. Kelaya bahkan mungkin telah melabelinya mesum, jadi label cemburuan masih belum seberapa.

"Abang mau aku panggil apa emangnya? Pak Dokter?" tanya Kelaya bercanda. Ia tak menyangka sama sekali kalau Bara ternyata bisa cemburu, bisa bad mood, bisa bete. Terlihat lebih manusiawi. Biasanya lelaki itu terlihat seperti malaikat tak bersayap, dewasa, baik hati, peka, pintar, manis sekali sikapnya-kadang bikin ketar ketir kalau mesumnya kambuh.

Bara menghentikan kunyahannya, balas menatap Kelaya yang mendongak dengan mulut mengunyah lucu. Ini anak tupai siapa lepas? lucu banget. Bara jadi ingin ngarungin di dalam baju, eh??

Mengesampingkan rasa ingin mengunyel-unyel pipi Kelaya, Bara memberikan jawaban berupa godaan terbuka untuk Kelaya. "Pak Dokter ya ... boleh. Saya suka. Nanti kita bisa main dokter dokteran tiap hari, saya jadi dokter kamu jadi pasiennya, mau Sayang?"

Kelaya nyaris tersedak, tak menyangka candaannya berubah menjadi senjata makan tuan. Ia paham sekali arti main dokter dokteran yang Bara maksud bukan sembarang permainan, terakhir kali Kelaya berakhir mendesah akibat permainan mulut Bara. Kalau mereka main lagi, mereka akan berakhir seperti apa? Apakah Kelaya akan lepas segel? Kelaya belum siap!

Gadis itu menelan makanan dengan susah payah seraya membuang pandang ke sembarang arah, pokoknya jangan tatap wajah Bara. "Kalau begitu mah nggak jadi manggil 'Pak Dokter', ganti yang lain aja." Meski dalam hati ketar-ketir, Kelaya mencoba menanggapi setenang mungkin. "Kalau aku panggil, 'Mas' gimana?"

"Kenapa nggak 'Sayang' aja?"

"Sayang?"

"Iya, Sayang?"

Sial, Kelaya terjebak!

"Kalau mau senyum ya ... senyum aja, Ay, jangan di tahan-tahan." Bara menyenggol pelan bahu Kelaya dengan badannya. Jangan lupakan tatapan mengejek serta tarikan di ujung baju sang pacar ketika Kelaya tak kunjung mau menatap dirinya. "Kamu malu ya? Telinga kamu sampai merah itu."

Tidak, Kelaya tak tahan lagi! Rahangnya sakit akibat mati-matian menahan senyum.

"Abang!" Gadis itu melotot lebar, berusaha segalak mungkin agar Bara paham kalau ia tak mau di goda seperti itu. Namun, bukannya takut, Bara malah tertawa.

Lelaki itu bahkan meletakkan jagung di tangannya ke dalam piring lalu menahan sisi kepala Kelaya dengan kedua lengannya.

"Aduh, aduh, pacar saya marah ya?" ejeknya yang kian membuat Kelaya jengkel. Gadis itu misuh-misuh berusaha melepaskan diri dengan segenap tenaga yang tersisa, namun akibat memegang jagung di sebelah tangan, Kelaya tak dapat bergerak leluasa. Lagi pula, dilihat dari sudut mana pun, mustahil untuk Kelaya lepas dari Bara.

Oh My Doctor (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang