Akhirnya nyampe di bab inii ✨️✨️💐💐Siapkan hati kalian karna kita akan gas ngeeng mulai bab ini ❤️🔥❤️🔥
Selamat membaca 🙈
***
H-1 hari sebelum akad nikah, Kelaya masih bisa tidur nyenyak. Tak ada yang perlu ditakutkan. Semua persiapan sudah matang. Pun, ia yakin Bara pasti bisa mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Tak ada gunanya mengkhawatirkan dokter satu itu.
Cuaca? Untuk yang itu serahkan saja pada Yang Maha Kuasa.
Hanya saja, terkadang sebelum tidur ia terpikir bagaimana malam pertamanya dengan Bara. Pasti akan hot sekali. Bara tak mungkin lagi menahan dirinya. Pertanyaannya, apakah Kelaya sanggup mengimbangi lelaki itu?
Untuk itu, Kelaya rutin minum vitamin, olahraga ringan dan tak lupa—atas bujukan mamanya, Kelaya perawatan seluruh badan. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, semuanya tak luput dari sentuhan klinik kecantikan.
Kelaya selalu merona setiap kali membayangkan bagaimana respon Bara saat melihat tubuhnya.
Akh, lupakan perihal rutinitas setelah akad. Sekarang Kelaya harus mengatur gugupnya, jangan biarkan otaknya melantur kemana-mana karena ditinggalkan sendiri di kamar—sebab, keluarganya telah bersiap menyambut kedatangan keluarga besar Bara di halaman rumah.
Gadis dalam balutan kebaya berwarna putih itu membuka gorden. Mengintip halaman rumah dari kamarnya di lantai dua.
Jemari lentik itu kini tak lagi polos, di atasnya telah terukir hena putih, tampak serasi dengan nail art berwarna senada.
Sisa-sisa roti di mulutnya terasa sulit untuk ditelan, pun telapak kakinya yang dingin tak membaik sejak tadi pagi.
"Nggak usah gugup, Ay."
Begitu kata mereka, tapi Kelaya tak bisa mengontrol dirinya. Meski ia sudah berusaha, perasaan gugup itu tak bisa hilang. Kelaya hanya dapat mengontrolnya untuk tetap tenang.
Sampai proses makeup pun Kelaya masih mencoba menelan nasi yang diberikan Hana, tapi tak bisa tertelan. Walhasil, ia hanya bisa makan roti atau kue-kue sebagai pengganjal perut plus susu coklat.
Seandainya ada Bintang ... tapi sahabatnya itu tak akan datang sebelum keluarga mempelai pria datang ke rumahnya.
Tak berapa lama, halaman rumah Kelaya pun ramai. Jantung gadis dibalik jendela itu kian berdetak tak terkendali. Matanya secara alami mencari seseorang yang teramat ia rindukan. Seseorang dibalut pakaian pengantin berwarna putih, serasi dengan kebaya yang Kelaya kenakan saat ini.
"Mas Bara ..." Itu panggilan Kelaya yang baru, walau belum diresmikan karna Kelaya hanya menyebut panggilan itu diam-diam, tanpa diketahui siapa pun.
Lelaki itu berjalan diapit Dipta dan Jasmine. Bintang ikut rombongan belakang, berpartisipasi dalam membawa hantaran pernikahan.
Kelaya bergegas menutup gorden saat Bintang menoleh ke arah jendela kamarnya. Sayang sekali, padahal Kelaya belum puas menatap ketampanan Bara.
Tenang, Ay. Lo bisa natap sepuasnya bahkan peluk, setelah akad nanti. Sabar ....
Kelaya kembali ke ranjang, duduk di kasur. Hanya dapat menebak apa yang terjadi di luar sana melalui apa yang ia dengar. Beberapa menit ia lalui dengan menenangkan diri hingga akhirnya pintu kamarnya kembali dibuka.
"Halo calon kakak ipar."
Tentu saja itu Bintang. Gadis itu mengenakan dress berwarna hijau sage, senada dengan seluruh keluarga mempelai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Doctor (21+) [END]
Romance"Bantuin ngebuktiin kalau Abang gue masih normal, Ay. Mau ya ... ya mau ya? Please, nggak bakal yang macam-macam kok caranya, lo tenang saja." *** Bagi Kelaya yang jarang terlibat hubungan romantis, menyetujui misi dari Bintang untuk menggoda Bara a...