Bab 21. Dokter Pribadi

339K 9.7K 820
                                    

Selamat hari raya semuanya

Saatnya menikmati kebucinan Bara-Kelaya

🦄🦄


Bintang 

AY, AY, AY

KELAYAAA

KELAYAA

AAAAAAAYYYY

Kelaya

Kenapa, beb?


Bintang

Heleh, manggil gue bebeb, manggil pacar sendiri Abang 🙄

Gimana orang mau percaya kalian pacaran

Mana si mantan gay itu saya-kamu sama lo

Sungguh sangat romantis 😒

Kelaya tertawa membaca sindiran Bintang. Sebenarnya Kelaya juga ingin mengubah panggilannya untuk Bara, mungkin, Mas? Tapi, Kelaya salting sendiri dengan panggilan itu.

Mas Bara

Kira-kira begitu ia akan memanggil pacar kesayangannya itu. Bagaimana reaksi Bara ya? Sepertinya patut Kelaya coba.

Namun, kalau untuk gaya bicara Bara yang saya-kamu dengan dirinya, Kelaya sih tak masalah. Lelaki itu memang seperti itu ke semua orang. Semua orang. Tanpa terkecuali. Eh, kadang-kadang, dia akan menyebut dirinya Abang kalau bersama Bintang atau orang tuanya. Hanya kadang-kadang. Catat! Hanya.Kadang.Kadang.

Toh, perasaan Bara, bagaimana lelaki itu bersikap, lebih penting dari pada perkara memperbaiki panggilan saya-kamu. Sebut saja Kelaya bucin, karena apa pun yang ada pada diri Bara, Kelaya akan menyukainya dengan senang hati.

Kelaya

Kenapa, Bin?

Lo belum jawab gue


Bintang

Nggak jadi, Ay

Seandainya saja Bintang ada di dekatnya, Kelaya pasti sudah mengguncang-guncang tubuh gadis itu. Enteng sekali dia bilang tidak jadi saat Kelaya sudah terlanjur penasaran.

Kelaya

Kebiasaan 😑


Setelah itu tak ada lagi sesi chat dengan Bintang. Sahabatnya itu hanya mengirim balasan berupa stiker gambar anak kecil pada Kelaya sebagai penutup chat mereka.

Kalau saja Kelaya tak sibuk saat ini, mungkin ia akan meneror Bintang sampai sahabatnya itu mengatakan tujuan awalnya mengirimi Kelaya pesan beruntun. Namun, berhubung Kelaya sibuk, ia akan melupakan perkara Bintang untuk sejenak.

Gadis itu menyingkirkan kembali ponselnya, mulai menyusun sticky note warna-warni di dinding, depan meja belajar. Tepat di samping catatan penting itu, foto anak kecil laki-laki, ukuran 2R, tertempel rapi. Kalian pasti bisa menebak itu foto siapa, seseorang yang kini sering menyita pikiran Kelaya. Sebelum tidur, dia selalu memikirkannya. Foto itu ia minta dari Bintang. Kata Bintang sih, dia ambil dari album foto keluarga. Selama tak ada yang mencari, tak akan ada yang sadar foto itu hilang.

Selesai dengan semua note-note itu, Kelaya mengambil buku paket tebal. Lima hari lagi mereka akan PAS (Penilaian Akhir Semester) ganjil. Jadi, Kelaya harus belajar giat untuk semua itu. Meski ia terlihat santai, Kelaya selalu menyiapkan waktunya untuk belajar. Ada impian yang ingin ia kejar selain mengejar Bara. Akan ia pastikan cinta dan cita-citanya berjalan sejalan. Tak ada yang berusaha saling mendahului. Meski tentu saja, jalannya tak mudah. Namun, saat memikirkan bagaimana Bara dahulu berjuang keras demi pendidikannya, Kelaya jadi ingin melakukan hal yang sama.

Oh My Doctor (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang