Sayang kalian banyak-banyak pokoknya 🥺😭 Selamat bertemu Bara dan Kelaya ❤️🔥❤️🔥
Bab ini panjang banget.
***
Sepertinya hari ini semesta berkonfirasi mengacaukan hari Bara—lebih tepatnya mengacaukan momen indahnya bersama Kelaya. Sebagai pengantin baru yang masing anget-angetnya, Bara tak ingin lepas dari Kelaya. Namun, dering telpon dari mamanya mengacaukan indahnya surga dunia yang ia daki bersama istri tercintanya. Kacau, hingga Bara harus menyelesaikan dalam satu ronde—padahal Bara ingin lagi."Mas eyeliner aku panjang sebelah nggak sih?"
Satu hal yang Bara ketahui setelah menjadi suami—ia sering dijadikan juri dadakan. Bagusan yang mana? Itu akan jadi pertanyaan horor yang keluar dari mulut Kelaya.
Sekarang, Bara menatap hati-hati kedua mata Kelaya. Mulai membandingkan. Apa bedanya?
"Sama saja, Ay. Cantik kok."
Kemudian Kelaya memutus kontak mata mereka, kembali bercermin. "Masa sih? Perasaan yang kanan lebih naik dikiit. Gara-gara buru-buru aku nggak ngeh kalo beda kiri kanan. Mau dihapus sayang, aku nggak bawa eyeliner."
Posisi mereka sekarang berada di halaman rumah Bara, baru tiba beberapa saat lalu. Dan Bara tengah menunggu Kelaya mengecek make upnya—kata Kelaya sih cuman sebentar, semoga benar-benar sebentar.
"Biarin saja kali ya, Mas? Masih cantik, kan?"
"Iya, Sayang. Biarin aja, nggak akan ada yang ngeh kalau eyeliner kamu beda sebelah. Kamu cantik istriku sayangku cintaku bidadariku." Bara ingin mengatakan itu, tapi takut Kelaya marah, walhasil ia hanya bilang. "Masih, Sayang. Cantik, cantiiik banget."
Sorot mata serta pujian dari Bara cukup untuk membuat Kelaya menyimpan cermin kecilnya dengan hati berbunga-bunga. Sebenarnya kalau hanya menemui orang tua Bara, Kelaya tak akan segugup ini, sampai harus bercermin beberapa kali, tapi berhubung hari ini ada tentenya Bara—yang sebelumnya tidak bisa hadir di pernikahan mereka dan menyempatkan berkunjung dadakan Kelaya mendadak gugup.
Alasan ini juga yang mendasari mengapa Bara tidak berujung melempar ponselnya saat ditelpon mamanya.
"Nggak usah gugup Ay, tante Arunika bukan tipe tante tante rempong yang suka komen ini itu. Beliau orangnya baik, percaya sama Mas."
Sebelumnya Bara sudah bercerita kalau Tante Arunika, adalah seorang manager pabrik, umur beliau hampir lima puluh tahun dan baru pulang dari Singapure, mengabari akan singgah di rumah orang tua Bara untuk berkunjung, katanya sekalian memberi oleh-oleh dan menjenguk pengantin baru.
Cerita singkat itu menambah-tambah rasa gugup Kelaya, ia mendadak tidak siap dengan pertemuan dadakan ini.
"Beneran?"
"Iya, Sayang."
Kelaya bukannya takut bertemu orang asing, ia hanya tak siap menerima komentar negatif yang kadang terlontar saat tahu dirinyalah pasangan Bara. Tentang mereka yang terlihat timpang di mata mereka. Walau tak diucapkan secara langsung, Kelaya masih bisa mendengarnya.
Dan di saat-saat seperti ini, genggaman hangat tangan Bara, serta senyum lelaki itu cukup untuk membuat Kelaya percaya semua akan baik-baik saja.
"Oke deh, Ayo kita turun."
Tepat saat Bara keluar dari mobil lebih dulu untuk membukakan Kelaya pintu, Bintang keluar dari rumah. Sahabat Kelaya itu memukul-mukul pintu sambil cemberut. Sisa rasa gugup di hati Kelaya menghilang seketika, benar ia juga punya Bintang yang pasti ikut berada di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Doctor (21+) [END]
عاطفية"Bantuin ngebuktiin kalau Abang gue masih normal, Ay. Mau ya ... ya mau ya? Please, nggak bakal yang macam-macam kok caranya, lo tenang saja." *** Bagi Kelaya yang jarang terlibat hubungan romantis, menyetujui misi dari Bintang untuk menggoda Bara a...