Tarik napas panjaaang sebelum baca bab ini 🔥🔥
Tandai typo ya ges ...
Spam komen yang buanyaak 🔥🔥💚💚
***
Kelaya menyerah! Rahangnya sakit untuk terus menampung benda mengerikan milik Bara, ia pun juga menggunakan tangannya agar milik Bara terselimuti dengan sempurna, tapi lelaki itu belum juga mencapai pelepasannya.
Apakah Bara tak mengerti isyarat menyerah?!
Remasan kencangnya adalah kibaran bendera putih, tapi alih-alih berhenti, Bara malah mendesis keenakan.
Kepala Kelaya pusing, matanya yang berair menatap Bara sayu. Lelaki yang balas menatapnya penuh gairah itu melepaskan pegangannya pada kepala Kelaya, menyebabkan gadis itu bisa membebaskan diri.
Dalam hati Kelaya bertanya-tanya, apakah sudah selesai. Pasalnya Bara belum mencapai pelepasannya. Milik lelaki itu masih keras dan membesar dalam mulutnya.
"Ah!"
Benar-benar! Kelaya mengumpat dalam hati, ternyata tangan Bara beralih ke dadanya. Lelaki itu meremas kencang hingga Kelaya menjerit, refleks melepaskan milik Bara dari mulutnya.
"Belepotan, Ay." Bara mengusap saliva Kelaya yang menetes ke dagu.
"Gara-gara, Mas!" Kelaya membuka tutup mulutnya, melemaskan rahang yang terasa keram. "Punya Mas kegedean."
Bukannya merasa bersalah Bara malah tertawa, ia menarik Kelaya untuk duduk di pangkuannya lalu memeluknya gemas. "Kalau kecil nanti kamu nggak puas, Sayang," katanya sambil menyecupi puncak kepala Kelaya.
"Masa?"
Ups! Kelaya keceplosan, ia tak serius bertanya seperti itu pada Bara yang sudah mode siap tempur seperti ini.
Benar saja, saat ia mendongak, Bara tersenyum penuh arti. Tangan lelaki itu berpindah ke pinggulnya, lalu menghentak pelan.
"Akh!"
Kelaya memekik, sedangkan Bara mengerang puas. Lelaki itu tersenyum miring, tangannya yang masih bersarang di pinggul Kelaya mengusap karet celana gadis itu. "Mau nyoba nggak? Mas jamin kamu puas."
Kelaya menelan ludah gugup. Ia takut, tapi ia penasaran, terlebih di bawah sana terasa berdenyut mendamba.
Tak mendapat jawaban, Bara memiringkan kepalanya, sabar menunggu Kelaya mode malu-malu tapi mau. Miliknya di bawah sana sudah tak sabar menghujam lembah hangat Kelaya hingga istrinya itu berteriak penuh kenikmatan.
Kesabaran Bara berbuah manis saat Kelaya bertanya pelan, "Sakit nggak, Mas?"
"Sakit bentar, Ay. Rasanya sama kaya dimasukin jari kok. Awalnya perih tapi lama-lama bakal nagih." Mana mungkin Bara memberikan jawaban sejujurnya, nanti Kelaya lari.
"Beneran?" Gadis itu bertanya polos. Ia bahkan pasrah ketika Bara menurunkan celananya, membuat milik mereka bersentuhan tanpa menghalang. Tak hanya sampai disana, Bara juga melepaskan bajunya, membuat mereka sama-sama polosn tanpa sehelai benang.
Tenggorokan Bara tiba-tiba terasa kering, dada atau yang di bawah dulu ya?
Untuk sejenak Kelaya menahan napas ditatap sebuas itu oleh Bara. Di bawah sana terasa aneh, milik Bara terasa panas dan keras.
"Ay ..." Bara menunduk, sedikit membuka kaki Kelaya yang melingkari pinggangnya. "Kamu basah."
Maluuu! Kelaya membuang pandang ke sembarang arah, meski begitu ia membiarkan jari Bara mengusap miliknya naik turun, membuat Kelaya mengerang lirih dan mencengkeram bahu Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Doctor (21+) [END]
Romance"Bantuin ngebuktiin kalau Abang gue masih normal, Ay. Mau ya ... ya mau ya? Please, nggak bakal yang macam-macam kok caranya, lo tenang saja." *** Bagi Kelaya yang jarang terlibat hubungan romantis, menyetujui misi dari Bintang untuk menggoda Bara a...