Malam semuanya ....🔥🔥🔥
Update juga akhirnya Mas Bara kita 💐
Selamat membaca
..
.
Kenapa orang tua Bara berkunjung ke rumah Kelaya?
Pertanyaan itu masih tak terjawab hingga dua puluh menit kemudian—saat mobil pajero hitam milik Bara terparkir rapi bersama dua mobil lainnya di halaman rumah Kelaya.
Seharusnya pertanyaan itu sangat mudah untuk dijawab. Kuncinya ada satu—Bintang. Namun, gadis itu tak memberi jawaban. Lebih tepatnya: nomor Bintang tiba-tiba tidak aktif.
"Bintang masih nggak aktif, Ay?"
"Masih, Bang. Ceklis satu." Kelaya mengeluh. Walau Bintang kadang nyebelin, Kelaya tahu, sahabatnya itu tidak akan tiba-tiba menghilang seperti ini.
Gadis itu menghela napas. Di sisinya, Bara telah lebih dulu membuka seatbelt, lelaki itu terlihat lebih tenang. Sekali lagi mereka bertatapan, Bara mengelus puncak kepala Kelaya, mencoba menenangkan sang pacar yang masih cemas.
Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja.
Begitu arti tatapan Bara.
Lelaki itu ke luar lebih dulu. Belum sempat ia membukakan pintu untuk Kelaya, gadis itu telah turun dari mobil dengan wajah tanpa dosa. Cemas serta gugup membuat Kelaya tak terlalu dapat berpikir jernih, ia lekas menggenggam jemari Bara. Mencari perlindungan dari genggaman tangan besar itu.
Berlatarkan langit senja yang hampir sirna di telan malam, sepasang kekasih itu akhirnya melangkahkan kaki ke pintu utama. Siap dengan segala kondisi, mungkin saja kelakuan mereka diketahui para orang tua—walau kemungkinan sangat kecil. Rumah Kelaya tak ada cctv, kecuali teras dan garasi.
"Bang bentar, jangan dibuka dulu aku mau narik napas." Kelaya menahan tangan Bara yang ingin membuka pintu rumah.
"Oke, kita—"
"Eh, kok udah pulang?"
Gagal! Kelaya gagal menenangkan diri. Jantungnya hampir melompat ke perut saat pintu rumah tiba-tiba di buka oleh Jasmine. Ibu Bara itu memakai apron berwarna biru muda, juga terlihat terkejut melihat kedatangan mereka.
"Mama? Mama kenapa bisa ada di rumah Kelaya?" Bara berlagak terkejut.
Menetralkan keterkejutannya, Jasmine berdehem singkat. "Emangnya kenapa? Ini kan rumah calon besan."
Enteng sekali Jasmine berkata demikian, tak tahu kalau efeknya sangat hebat untuk Kelaya atau pun Bara. Sepasang kekasih itu saling lirik seperkian detik sebelum Kelaya di peluk singkat oleh Jasmine.
"Kalian masuk gih, Mama mau ngambil sesuatu di mobil."
Sampai Jasmine meninggalkan keduanya, Kelaya dan Bara bertatapan lalu saling sikut pelan.
"Ay, rumah calon besan." Bara menirukan ucapan Mamanya seraya menggoda Kelaya. “Berarti, saya boleh manggil orang tua kamu mama papa juga dong?”
Kelaya melotot, lantas mencubit pelan tangan Bara yang menyikutnya. "Ih, boleh lah." Lalu gadis itu ikut tertawa. Akhirnya lega karena prasangka buruknya tak jadi kenyataan. Apa pun alasan orang tua Bara ada di sini, setidaknya itu bukan karena hal-hal negatif.
Pun, Bara juga dapat bernafas lega. Padahal ia sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk, tapi sepertinya ... Ah, Bara punya rencana baru.
"Saya mau ngambil belanjaan buku di mobil dulu ya, Ay. Kamu duluan aja, nanti saya nyusul."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Doctor (21+) [END]
Roman d'amour"Bantuin ngebuktiin kalau Abang gue masih normal, Ay. Mau ya ... ya mau ya? Please, nggak bakal yang macam-macam kok caranya, lo tenang saja." *** Bagi Kelaya yang jarang terlibat hubungan romantis, menyetujui misi dari Bintang untuk menggoda Bara a...