Pintu itu membawaku kembali pada pertemuan lama yang seharusnya tidak ku lihat lagi.
Seluruh dinding memuat kumpulan dirikuAda aku yang sedang terduduk lesu karena merasa sial tidak bisa berpikir selama tidur
Kemudian aku melihat diriku yang sedang bersembunyi karena tidak menemukan tempat yang benar-benar aman dan sempurna.Aku tersenyum tipis.
Aku memungut sebuah kertas tertulis : Ketulusan hanya ada pada orang yang memiliki kasih.
Kali ini aku tertawa nyaring, tanpa sadar airmata mengalir dari sudut mataku.
Yah tentunya ketulusan juga dapat melukaimu.Ternyata ada banyak sekali kertas yang berserakan dilantai.
Ruangan itu penuh dengan diriku.
Dalam keragu-raguan aku semakin penasaran dan hanyut dalam kesunyian.
Kepedihan lama tiba-tiba saja timbul kembali.
Kesunyian seperti buah yang menolak dikupas
Ternyata aku cukup berani melihat kedalam lukaku tanpa kuatir lukaku akan kambuh.Sepertinya dilantai kakiku berpijak adalah lantai yang sama di setiap malam aku tergeletak terluka.
Tiba-tiba saja perasaan itu datang menggebu bak ombak yang menerjang pantai.
Tidak tahu harus bagaimana menghadapi gejolak perasaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Batas
No FicciónGaris Batas Sebuah Antalogi puisi yang menggambarkan cara seseorang mencintai dan menghidupkan karakter dalam ruang yang orang lain tidak ketahui, tidak mengharuskan siapapun mengetahuinya, hanya menikmati jatuh cinta sendirian dalam ruang kosong...