👀hii welcome to cerita palugada giory dan dara👀
jujur... bab ini nanggung lebih enak dibaca sekalian sama chapter 30 hehe.
double up yuk? komen yang banyak di chapter ini yaa kalau mau selagi aku revisi chapter selanjutnya xixi! 😁⭐️
happy reading
. . .
Bab 29
Lunatic
Pada akhirnya semua akan tiba, Giory tidak pernah banyak berpikir seperti ini sebelum pertandingan akan dimulai. Tidak pernah ada dalam bayangan Giory ia akan bertanding melawan SMA Trisatya secepat ini, sang juara bertahan Jakarta Soccer Cup terdengar penuh tantangan untuk ditaklukan. Suntikan kata - kata positif yang ia coba bangun sedari kakinya menginjak rumput tidak kunjung membuahkan hasil. Waktu yang berdetak terus direspon oleh pikirannya yang semakin berkelit dan Giory membenci perasaan tidak berdaya dan tunduk seperti ini.
"Kedua tim siap?" Pertanyaan Wasit dijawab anggukan oleh Giory tanpa jeda begitu juga kapten tim lawan. Wasit melemparkan sebuah koin ke udara untuk menentukan tim mana yang akan mendapatkan bola terlebih dahulu. "Trisatya."
Artinya, Pelita Dharma akan mendapatkan bola pertama di babak kedua. Nafasnya kembali berhembus, kata - kata positif yang ada di benaknya terasa tidak cukup kuat untuk mengalahkan realitas yang ada. Katanya, kombinasi antara usaha dan waktu tidak akan pernah menghianati hasil. Khusus untuk hari ini yang berdiri di depannya adalah Trisatya, kombinasi antara usaha dan waktu tidak akan cukup mengalahkan mereka.
Peluit ditiup.
Dan Giory mulai bersiaga. Pertandingan hari ini diselenggarakan di SMA Angkasa sehingga sorakan semangat dari suporter Dharma tidak terdengar semeriah saat mereka berada di kandang. Dalam lubuk hatinya, Giory banyak bersyukur sebab pertandingan hari ini diadakan di sekolah lain. Jika mereka kalah, setidaknya Giory tidak perlu melihat ratusan orang yang menatapnya kecewa.
Permainan terus berjalan, kedua tim masih beradaptasi dan menerka strategi tim lawan. Skor yang ada di papan belum bergerak sama sekali. Waktu sudah bergulir selama 12 menit dan lapangan sudah bertransformasi seperti angin ribut.
"KAPTEN!"
Giory bergegas berlari ke sumber suara secepat yang ia bisa. Taka yang memanggil sedang dikerumuni tiga pemain lawan sekaligus, rekannya itu kesulitan mempertahankan bola.
Nama Darrin melesak di benaknya, Giory hampir memanggil temannya untuk membantu Taka sampai netranya menangkap Darrin yang duduk di belakang garis putih dengan ice pack yang ditempel hidung. Di menit ke-7, Darrin hendak menyundul bola yang melayang di udara dan aksinya di ikuti salah seorang pemain lawan, keduanya beradu mengakibatkan hidung Darrin berdarah akibat terkena benturan.
Trisatya, bermain seperti kumpulan orang gila. Strategi di otaknya yang coba Giory aplikasikan belum bisa menembus benteng permainan Trisatya.
Giory terus berlari menuju Taka, tidak peduli sebuah sikutan mengenai perutnya sangat dalam. Giory membalas sikutan pemain lawan sambil mempercepat larinya menuju Taka. Belum cukup sampai disana, kali ini kakinya dicekal sampai arah pandangnya berputar 180 derajat.
Brak!
Spektrum hijau yang Giory tangkap dari lapangan berubah menjadi spektrum biru dari awan di langit. Punggungnya yang menyentuh tanah berdenyut nyeri sama halnya pergelangan kakinya yang dihantam sepatu gerigi lawan. Brengsek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk to 17th [TERBIT]
Teen FictionNamanya Dara Atmadja, murid baru yang menjadi topik obrolan teratas setelah wajahnya menghiasi sampul majalah. Pemenang kompetisi piano internasional yang tampak sempurna itu citranya runtuh di depan Giory Nalendra, kapten sepak bola kesayangan warg...