11. Jakarta Soccer Cup

5.1K 745 81
                                    

ada yang nunggu cerita ini?😣

Dukungan berupa vote, komentar, dan antusiasme kalian akan sangat berarti untuk penulis. Jangan lupa klik bintangnya ya!

selamat membaca! 

Bab 11
Jakarta Soccer Cup

Pelita Dharma yang tenang nan asri mulai hari ini berubah menjadi medan arena turnamen sepak bola yang paling dinanti. Jakarta Soccer Cup atau JSC rupanya cukup terkenal di kalangan murid SMA se-Jakarta.

Hari ini kegiatan pembelajaran dibebaskan guna menyambut pembukaan turnamen dengan laga perdana SMA Pelita Dharma melawan SMA Mandala. Sarah bertugas menjadi divisi dokumentasi dari klub Jurnalis sementara Cherin menganggur sama seperti Dara. Panitia dari JSC adalah lembaga yang mayoritas berisi mahasiswa. Setiap pertandingan JSC akan diselenggarakan di tiga sekolah di Ibukota yang lapangan sepak bolanya sudah memenuhi kualifikasi panitia, salah satunya Pelita Dharma.

"Sebenernya gue ga mau sih Cher panas - panasan nonton bola." Dara berbisik ketika mereka sudah duduk di tribun penonton.

"Heh! Parah banget lo," bola mata Cherin melebar, "Kak Giory tanding dan lo ga nonton?! Parah."

"Pusing, rasanya kaya semua orang ada disini," telinga Dara terus bergema oleh yel - yel penonton yang bersahutan dari masing - masing suporter. Semua penonton kompak berdiri ketika tim dari masing - masing sekolah memasuki lapangan. Dara yang sedang menguap ditarik agar mengikuti mayoritas oleh Cherin.

Dara tidak mengerti sepak bola serta serangkaian acara yang dilakukan sebelum pertandingan, jadi ia banyak membuka ponselnya. Peluit panjang ditiup menandakan dimulainya babak pertama, Dara termangu dan tahu - tahu semua orang yang ada di tribun bersorak sedih. "Cher, kenapa?" Dara kembali ke alam sadarnya. Tangan Cherin ada di kepala seperti baru saja menyaksikan karakter utama di film terbunuh dramatis.

"Kebobolan, Dar. Kita ketinggalan satu poin dari tim lawan." Cherin sepertinya fokus menyaksikan pertandingan. Baguslah, Dara jadi mudah bertanya jika ia tertinggal.

"Dar," Cherin menunjuk ke lapangan. "Gue jadi ngerti kenapa cewek - cewek suka sama Kak Giory." Entah kenapa pernyataan itu berhasil meraup atensi Dara. "Kak Giory mainnya bagus, kalau dia udah pegang bola susah direbut sama tim lawan. Lo liat aja tuh, jago banget ngecoh lawan. Cowok kalau lagi serius jadi keliatan ganteng banget ya."

Dara jadi ikut memperhatikan Giory yang membawa bola menuju gawang tim lawan. Dara memang tidak mengerti sepak bola, tapi Dara tahu kalau bola itu harus di passing ke teman se tim. Rasanya Giory membawa bola itu sendiri– maksudnya ada banyak rekan Giory yang tersebar di satu lapangan tapi kenapa Giory– Oh, tidak jadi. Salah - salah, asumsi Dara langsung patah setelah Giory mengoper bola pada rekannya. Dan bola itu tak lama direbut oleh tim lawan setelah di passing Giory.

Dara jadi ikut menonton, lama - lama berbaur dengan satu tribun yang mendukung Pelita Dharma, mengikuti jejak Cherin yang fokusnya sudah masuk ke dalam permainan.

"Hah– Gol?" Pertanyaannya langsung mendapat jawaban ketika semua penonton bersahut senang, beberapa diantaranya berdiri mengangkat kaleng sodanya tinggi - tinggi. Giory berhasil mencetakan angka, mengimbangi kedudukan tim lawan sehingga skor berubah 1-1. 

Dara menoleh ke samping menemukan Cherin yang berbagi euphoria yang sama sepertinya, "Gila seru banget!" Komentar Cherin riang. Semua orang yang duduk di tribun berbagi senyuman yang sama.

Selang 10 menit kemudian, gol berhasil dicetak oleh Tim Dharma. 

"Siapa yang ngegolin, Cher?" Tanya Dara setengah berteriak. 

Walk to 17th [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang