15. Interlude: Winner

4.5K 603 55
                                    

ada surprise di bawah

Guys mulai coba kasih komentar di setiap paragraf yuuuk?

Dukungan berupa vote, komentar, dan antusiasme kalian akan sangat berarti untuk penulis. Jangan lupa klik bintangnya ya!

selamat membaca!

. . .

Bab 15

Interlude: Winner

Orang gila mana yang sehabis nangis tetap datang ke bimbingan belajar?

Siapa lagi kalau bukan Dara. Gadis itu menyelesaikan kelas Biologi dan duduk di area foyer di samping vending machine. Masih Dara yang sama beberapa jam yang lalu, yang mengumpati kakak kelas, yang masuk ke ruang konseling, yang menangis di pelukan Papa, dan yang berharap akan mati saja.

Dara terhenyak.

Di tengah lamunannya tahu - tahu ada yang menaruh paper bag baskin robbins di pangkuan. Kepalanya mendongak menemukan siapa lagi selain Giory Nalendra Barlianta yang kembali menjadi kurir makanan. "Dari Tante Arum ya?" Mulutnya langsung berucap. "Makasih, Tante Arum."

Giory diam kemudian mengangguk. "Sama - sama, Dara." Lelaki itu duduk di sampingnya membuka cup ice cream yang sama seperti yang diberi untuk Dara. "Gue belakangan ini suka protes ke Bunda."

Dara menoleh menunggunya melanjutkan. "Gue bilang, kalau Bunda beli sesuatu buat Dara, beliin juga buat gue."

"Lo kedengeran kaya anak bungsu." Senyum Dara terbit.

"Memang. Tahta gue ga pernah direbut, baru kali ini gue ngerasa terancam." Dara terkekeh pelan. Giory tiba tiba datang memakai jersey sepak bola membuatnya terlihat mencolok dari sekian siswa bimbel yang mayoritas masih mengenakan seragam sekolah atau setelan casual.

"Kak Giory, lo habis latihan?" Giory mengangguk. "Terus langsung lanjut tempat les?"

Giory diam, tak lama mengangguk. "Work-life balance."

Perutnya tergelitik, "Stress kali yang ada."

"Trying to. Kalau ga ikut les nanti Bunda marah, perjanjiannya kalau gue bolos empat kali dalam sebulan uang jajan gue dipotong. Lo gitu nggak?" Lucu, kebanyakan lelaki yang Dara tau cenderung melanggar perintah orang tua.

"Kalau gue ga ada punishment, tapi gue sadar diri aja buat dateng tiap jadwal." Karena Dara tidak boleh gagal disini.

"Pinter." Nada bicara Giory terdengar seperti memuji anak kecil. "Suka tuh Bunda sama jawaban lo."

Dara menggeleng sambil terkekeh. Giory sepertinya sedang ada di fase berbicara tanpa berpikir melihat dari jawaban lelaki itu yang kemana - mana.

"Dara." Giory menjeda. "Gue dikasih tau Zaydan soal yang terjadi di ruang konseling, I just want to let you know that there's a lot of people who still on your side."

"Kenapa?" Tanya Dara pelan.

"Gue kenal Sharlene, dia punya banyak cara supaya keinginannya terwujud."

Akibat Sharlene, Dara tidak tahu apa ia masih bisa menjalani hari seperti biasa di Dharma. Mulut Sharlene yang manis dan caranya memutar balikan fakta tidak bisa Dara lampaui. Jika besok semua orang tahu bahwa Dara mencuri notes milik Miss Sahna, ia tidak akan terkejut.

Tatapan Dara jatuh pada ice cream baskin robbin di pangkuannya. "You sound like you know her very well."

"I just know– Orang - orang yang kenal Sharlene kemungkinan tau apa yang terjadi, hampir semua anak kelas 11 dan 12 paham sifat Sharlene. I just want to let you know, apapun yang terjadi kedepannya setelah ini, masih banyak yang percaya sama lo. So just enjoy your day kaya monolog yang lo tulis, 'Dara cantik pasti bisa' kalau lo ga bisa ga apa nangis tapi jangan di Lapangan Macan yang hampir sepi."

Walk to 17th [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang