Hi wkwkwk, long time no see deh kayanya? 😁
Dukungan berupa vote, komentar, dan antusiasme kalian akan sangat berarti untuk penulis. Jangan lupa klik bintangnya ya!
selamat membaca
. . .
Bab 27
Hipokrit dan Berkelit
"Papa dapet kabar, katanya kamu minta ga perlu dijemput setiap hari Selasa dan Kamis." Dasar ember, supirnya ternyata tidak bisa diajak kerja sama, "Kenapa begitu?"
Lidah Dara kelu, tidak mungkin ia bercerita tentang Kala dan aktivitasnya di ruang musik setiap Selasa dan Kamis.
"Mungkin Dara sedang di talking stage, Pak." Bara, asisten Papa yang bisa mengendalikan waktu tiba - tiba nyeletuk.
"Talking stage?" tanya Papa tidak paham, "Apa itu?"
"Fase talking stage itu tahapan pendekatan sebelum pacaran, Pak. Simpelnya pdkt." jelas Bara dari balik kemudi menuju sekolahnya. Dara memutar mata, "Biasanya kalau supir Dara jadi banyak jadwal menganggur, berarti Dara sedang dekat sama seseorang Pak."
"Kak Bara ngaco ah," Dara mendelik kesal.
"Sudah terbukti waktu sama Jean dan Haikal-"
"Jangan ngungkit mantan Dara deh!" potong Dara sensi. Bara yang tebakannya benar terkekeh sementara Papa masih belum bersuara.
"Darla," Dara menoleh, gerakannya patah - patah, "Kita belum pernah bahas do and don't soal relationship." Dara langsung menoleh pada Bara yang membuang pandang sambil tertawa mengejek. Haish! Gara - gara Bara, Dara jadi terjebak di obrolan serius.
"Papa ga larang kamu in relationship with someone-"
"Papa, Dara ga lagi di talking stage atau apapun itu kok," sangkal Dara cepat. Memang etis membicarakan hal seperti ini?
"Kita tetap perlu bahas ini, okay?" lanjut Papa santai. Seketika Dara berharap Bara mengemudi lebih cepat agar segera sampai ke sekolah, "Papa pengen kamu tau boundaries. Papa ga nerapin budaya western di rumah, so there's no clubbing, no kissing, no drugs, and other bad things." Dara mengangguk - angguk, "Dan kedepannya Papa harap kamu lebih terbuka kalau lagi in relationship. Jangan sampai kaya siapa itu tadi?"
"Jean dan Haikal, Pak?"
"Iya, jangan sampai Papa ga tau kamu lagi pacaran sama siapa." Dara tidak suka obrolan ini, tolong. "Kenalin saja ke Papa kalau kamu punya pacar atau lagi dekat di talking stage gini juga ceritakan aja, jadi Papa bisa ikut nilai."
Takut. Dara jadi takut.
"Yang kali ini sepertinya lebih polite, Pak?" Cowok siapa sih? Bara dan asumsinya membuat Dara jadi gerah.
"Mungkin ya? Sebelumnya saya ga kenal sama Jean dan Haikal, jadi tidak bisa bandingkan."
Dara mendengus, kenapa sih nama mantannya dibawa - bawa terus. Lagipula mereka ngomongin siapa sih sebenarnya.
"Kalau saya bandingkan sama Jean dan Haikal, Giory-" Mata Dara sontak membulat, ia hampir berteriak di detik yang sama, "Giory lebih polite dan jujur, Pak. Waktu Bapak lembur di kantor, saya ketemu Dara baru pulang bersama Giory, katanya habis night drive. Penjelasan Giory juga jelas dan bisa dipercaya."
Gila...
Bara sangat berbahaya. Dara kita Bara hanya bertanya sebatas formalitas waktu itu, tapi ternyata Bara mengobservasi sampai dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk to 17th [TERBIT]
Teen FictionNamanya Dara Atmadja, murid baru yang menjadi topik obrolan teratas setelah wajahnya menghiasi sampul majalah. Pemenang kompetisi piano internasional yang tampak sempurna itu citranya runtuh di depan Giory Nalendra, kapten sepak bola kesayangan warg...