47. Our Motivation?

3.9K 484 83
                                    

good day folkss? semoga senantiasa sehat selalu, happy, and fair lovely💗😵‍💫

ada survey di bawah! tolong intippp 👀❓

. . .

BAB 47

Our motivation?

"Eighteen we were undergrads..." Pandangan Dara beralih dari tuts piano pada Giory yang menatapnya dari sofa. Jemarinya kembali memainkan nada yang telah ia putar sebelumnya, "Eighteen we were undergrads..." senandung Dara bermain sambung lirik.

"Stayed out late, never made it to class." sambung Giory sambil menaruh buku panduan Lego nya. Dara bersorak senang saat Giory menyelesaikan sambung lirik dari lagu Niki - Every Summertime dengan benar. "Thanks to you, gue jadi stalk spotify Niki gara - gara lo."

Dara tertawa sambil melanjutkan permainan pianonya. "Lo baca interview gue di majalah?" goda Dara mengingat catatan Giory di majalah gadis edisi miliknya.

"The whole school read it," dengus Giory sambil berjalan mendekatinya. "Gara - gara lo bilang suka Niki di Majalah Gadis, gue jadi mampir ke spotify nya, favorit gue Every Summertime sama California."

"You pick a good one," puji Dara, matanya terus mengikuti pergerakan Giory yang bergerak mengikis jarak.

"Can you share the chair?" Walau bingung, Dara tetap mengikuti permintaan Giory untuk bergeser. "Udah lama gue ga main piano."

"Play something for me, pleaseeee?" pinta Dara antusias. Giory tidak pernah bilang ia bisa bermain piano, setau Dara piano yang ada di kediaman Barlianta hanya digunakan oleh Tante Arum dan Kak Andra.

"Stttt, don't expect too much. Gue cuman ikut kelas piano 3 bulan waktu kecil." Dara terkekeh, "Gue cuman bisa River Flows In You." Dara mengangguk, rasa antusiasnya masih membuncah. "Kalau gue ga salah gini sih ya," Giory mulai menekan tuts A lalu G# dengan tangan kanannya berulang kali sebelum pindah ke tuts G lalu kembali ke A dan D lalu memainkan sisanya.

"Lo bisaaaa!" Dara memekik senang. "Can you go a lil bit faster?"

"Gini?" Dara mengangguk puas.

"Stay kaya gitu ya," ucap Dara saat jarinya mulai menekan tuts yang sama dengan Giory di tingkat yang berbeda dengan kecepatan yang lebih dinamis.

Giory menoleh ke arahnya, "Wow, what are you doing?"

"Ngacauin permainan lo?" balas Dara jenaka. Tangannya mulai menekan tuts dengan lincah mengisi kekosongan dari permainan Giory yang meninggalkan banyak ruang. Arah pandangnya fokus pada tuts tapi lewat ekor matanya ia bisa merasakan Giory tengah menatap lekat.

"You're doing great, Darla." Kekehannya mengudara, sudah lama tidak ada yang memuji soal permainan pianonya. "Darla, woahhh. I can't keep up." Giory mulai kewalahan saat ia mempercepat permainannya saat akan mencapai akhir.

Jemarinya bergerak menekan tuts B lalu G# dan mengakhiri di E. Kepalanya menoleh ke arah Giory sambil menaruh tangannya diatas dada sebelah kanan, "Ladies and Gentlemen, this is Giory Nalendra and Dara Atmadja playing River Flows In You."

Giory bertepuk tangan sambil tertawa, "I should have bought you a flower, biar kaya waktu kita ketemu di Orchestra pertama kali."

"Orchestra day! Gue kangen banget, itu masa - masa kejayaan gue." Ungkap Dara kembali mengenang, "Kayanya gue belum bilang ke lo ya? Gue bakal tampil di Museum Deneisha tauu, Ketua Yayasan nya ngundang gue buat tampil di Hari Museum Sedunia nanti. Set list yang mereka minta lumayan susah, jadi kali ini gue perlu bantuan dari pelatih." Dara menoleh ke arah Giory, "Lo tau? Waktu gue telpon pelatih gue lagi, namanya Miss Cecil. Dia marahin gue abis - abisan," Dara terkekeh saat benaknya kembali memutar percakapannya bersama beliau satu hari yang lalu.

Walk to 17th [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang