➤; ᴡᴇʟᴄᴏᴍᴇ ᴛᴏ ᴛʜɪs ʙʟᴏɢ.↶
....
—𝘿𝙐𝘼𝙍𝙍𝙍𝙍—
"CEPATT!! LEBIH KENCANG!!! "
Jeritan kuat suara Felix bikin Minho kembali sadar, segera mengatup kembali mulut yang kemudian jadi kalang kabut—lantas melaju dengan kecepatan gila sejauh mungkin.
"Sialan! "
Felix merutuk kepulan asab besar dibelakang, mobil itu sudah berguling dan hancur. Felix tersengal. Matanya bergetar sembari menerawang apakah orangtua sudah menemui ajal?
Felix, Felix berhasil membunuh orangtua nya sendiri.
Tapi apakah ini benar? Felix meremas rambut. Apakah ini salah? F-felix hanya ketakutan! Orang tua nya pasti akan menyiksa lagi jika Felix kembali pada mereka kembali!
"A—ha.. ha... " si Serra itu bergumam matanya kosong, dia kembali bersandar di kursi dengan muka merah padam, bukan reaksi alami, tapi karena warna darah yang mana lubang-lubang kecil disekitaran wajahnya memunculkan darah.
"A-—aku... " si Serra menunjukkan tanda tanda frustasi, dari tadi nampak gelisah terus dengan air muka keruh, memikirkan baik-baik apakah benar keputusannya telah membunuh ibu ayah.
Jikalau dibilang, Felix menyesal?? Tapi kenapa?! Dia bukan anak durhaka! Orangtuanya memang sudah gila!
"Hey Felix... "
Seungmin menarik tubuh itu mendekat, darah nya yang kering pada garis panjang tangan kanannya terulur mendekap lingkar pinggang Felix, yang kecil. Kemudian dibawa peluk nyaman dan Seungmin mengecupi kepala itu. Menenangkan,
"Kamu tidak apa-apa? "
Felix ber huhh tidak sadar kalau matanya sudah banjir, apa tangisan ini sudah ada dari tadi? Saking kalutnya Felix tak sadar, kini mukanya makin basah sebab air mata. Namun dadanya masih sakit terasa.
"Felix, shshshshs.. "
Seungmin mengecup, dan menjilati wajah Felix untuk menghapus air darah dan air mata yang menghiasi wajah jelita tersebut, seperti induk kucing yang memandikan bayinya, benar benar dijilati sampai bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐫𝐚𝐩. |𝐅𝐄𝐋𝐈𝐗 𝐇𝐀𝐑𝐄𝐌• Stray Kids for Stay.
Mystery / ThrillerᥬFelix X Stray Kids᭄ 𝓓𝓮𝓼𝓴𝓻𝓲𝓹𝓼𝓲 : 𓆸Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh---insan-insan terbuang yang dirawat ketempat baru dan kemudian menjalani hidup baru dengan orang baru--Felixleon de Serra memang mengangkat mereka semua sebagai...