CHAPTER 14(Kejahilan)

60 58 1
                                    

Kesetalah kejadian dimana Raissa dan Licia bertengkar, kami berlima menjadi sebuah pembicaraan hangat di sekolah. Bahkan Raissa, dia terus mengganggu kami, begitupun dengan kekasihnya 'Rafael' dia juga terkadang selalu mengganggu kami.

■■■

Pada jam istirahat, aku dan Shinta pergi ke kantin. Hari ini hanya kami berdua saja yang pergi ke kantin. Indah, Licia, dan juga Bellova, sekarang mereka menjadi begitu sibuk dalam organisasi OSIS mereka.

"Enak ya jadi OSIS, bisa bolos jam pelajaran."

"Seharusnya waktu itu gue mengajukan diri jadi OSIS" ucap Shinta menyesal karena menolak untuk bergabung menjadi anggota OSIS pada kelas 10.

"OSIS juga gak bisa bolos jam pelajaran seenaknya, mereka minta izin dulu buat ngurusin suatu kerjaan yang penting yang dikasih Bu Gerhana."

"Ya kan tetap aja namanya bolos waktu jam pelajaran dengan artian yang lebih baik" ujar Shinta cemberut.

"Lo bilang aja kalau sebenernya tuh lo gak pengen belajar" ucap Caca dengan nada mengejek kepada Shinta.

Rafael yang melihat Shinta dan Caca sedang duduk menikmati baso mereka mendekat dan menepuk punggung Caca dengan cukup keras. Cukup keras untuk membuat wanita itu tersedak.

"Wiiih, lagi makan baso nih" ucap Rafael kepada kedua gadis itu dan merangkul salah satunya, yaitu 'Caca'.

"Ih apaan sih lo?, sakit tau gak" Caca memarahi Rafael yang datang secara tiba-tiba dan menepuk punggungnya dengan begitu keras lalu merangkulnya.

"Ya, sorry" jawab Rafael.

"Yaudah, gue pergi dulu, by."

"Abisin tuh basonya, jangan di buang-buang, mubazir" ucap Rafael kepada mereka yang mulai perlahan menjauh pergi.

"Apaan sih, sokab banget" gumam Caca.

"Cieee, ada apa nih?" Shinta mengolok-olok Caca karena sikap Rafael kepadanya.

"Apaan sih, gak jelas banget" jawab Caca kesal.

"Yaudah sih, jutek amat."

"Eh lo, buangin nih" Raissa yang tiba-tiba datang lalu menyuruh Caca untuk membuang sampah kaleng minuman miliknya.

"Ih apaan sih, ya buang sendiri aja lah!" jawab Caca.

"Kan lo tempat sampahnya"
Setelah berkata seperti itu, Raissa pun pergi meninggalkan sampah kaleng minuman bekasnya dimeja tempat Caca dan Shinta yang sedang makan.

"Apaan sih, gak jelas banget" gumam Caca kesal.

"Hei Ca, nanti tolong buangin ya" tiba-tiba seseorang yang tidak Caca dan Shinta kenal mendekati mereka dan menyuruh Caca untuk membuang sampah yang ia berikan.

Orang-orang berdatangan ke meja tempat Caca dan Shinta yang sedang makan. Mereka menyerahkan sampah dan menyuruh Caca untuk membuangnya.

Dan sekarang meja mereka di penuhi oleh sampah yang berserakan. Shinta yang merasa aneh menyuruh Caca untuk membelakanginya.

"Ca, coba lo malik ngebelakangin gue" titah Shinta kepada Caca.

Caca pun menuruti apa yang disuruh oleh temannya itu.

"Waaah, pantesan lo disuruh-suruh buat buangin sampah sama orang-orang tadi!"

"Emang kenapa?" Tanya Caca penasaran.

Di saat Caca membalikan tubuhnya ke arah Shinta lagi, Shinta memberikannya selembar kertas.

"Nih, coba lo liat!!" Shinta menyerahkan selembar kertas yang ia pegang kepada Caca.

Dikertas itu tertulis bahwa, 'kalau pengen buang sampah, suruh dia aja'. Caca dan Shinta mengingat-ngingat siapa yang menempelkannya dipunggung Caca. Dan Caca teringat bahwa sebelumnya 'Rafael' sempat menepuk punggungnya dengan cukup keras.

Caca yang menyadarinya bergegas meninggalkan kantin dengan penuh amarah.

Maaf ya kalau gk jelas ceritanya, maklumi aja ya masih pemula soalnya🙏😌, see you next chapter, by by👋

5 Kisah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang