CHAPTER 16(Masalah)

64 57 1
                                    

Caca baru saja pulang dari sekolahnya. Di depan rumahnya, dia melihat sang ayah yang sedang dipukuli oleh 2 orang preman, yang dimana mereka adalah salah satu anak buah dari Pak Purnama.

Caca yang melihat ayahnya jatuh tersungkur didorong oleh salah satu preman itu, langsung berlari menuju sang ayah.

"AYAH!!" teriak Caca panik, melihat ayahnya yang jatuh didorong oleh para preman tersebut.

Caca menghampiri sang ayah, lalu memeluknya. Seketika itu pula, salah satu preman yang mencoba memukul ayahnya menjadi terhenti.

"Lo beruntung sekarang, kita kasih waktu 3 bulan buat lo lunasin semua utang lo!!" Ancam salah satu preman tersebut kepada sang ayah.

Setelah berbicara seperti itu, para preman itu pun pergi meninggalkan kediaman Caca.

"Seharusnya ayah dan ibu gak usah minjem uang sama pak Purnama, kan jadi gini ujung-ujungnya" ucap Caca kepada orang tuanya.

"Kita gak punya pilihan lain waktu itu, dan sekarang kita cuman punya waktu 3 bulan buat ngelunasin semuanya" ucap sang ibu kepada putrinya.

Mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka setelah memasuki rumah.

"Emangnya berapa uang yang ayah sama ibu pinjam dari pak Purnama?"

Disaat Caca menanyakan total uang yang dipinjam, wajah kedua orang tuanya berubah menjadi sangat khawatir. Mereka takut untuk mengatakannya kepada putri mereka itu. Tetapi tidak ada pilihan lain, karena pada akhirnya pun putri mereka harus mengetahuinya juga.

"Total semua uang yang dipinjam beserta bunganya, semuanya 800 juta" jawab sang ibu.

Caca yang mendengar nominal uang yang begitu besar, benar-benar terkejut.

"800 juta!?" ucap Caca terbata-bata.

"Iya" jawab ibunya lemas.

"Ibu sama ayah meminjam uangnya sebesar 300 juta, dan bunganya 500 juta, jadi semua totalnya 800 juta" ibu menjelaskan dengan detail uang yang mereka pinjam.

"Kok bisa sih!?"

"Kan kamu tau sendiri sifatnya Pak Purnama kaya gimana" ucap sang ibu.

"Ya gak bisa gitu dong bu!!" teriak Caca kepada ibunya.

"Udah, udah, Caca, mending kamu masuk ke kamar, mandi, terus makan" titah sang ayah kepada putrinya.

"Iya yah."

Caca tidak bisa menolak perkataan ayahnya, dia hanya bisa meng-iya kan perkataan ayahnya, dia takut jika ayahnya marah besar kepada dirinya karena telah membantah perkataannya. Caca sangat takut pada sosok ayahnya yang sedang marah, dia tidak ingin memori tentang ayahnya yang sedang marah dan memukulinya kembali teringat ke dalam pikirannya.

5 Kisah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang