CHAPTER 21(UKS)

63 56 4
                                    

Lapangan belakang sekolah benar-benar dipenuhi oleh banyak orang. Perkelahian antara geng Trething dan Black Garden tidak bisa di elakkan lagi. Aku heran kenapa mereka selalu menyelesaikan semua masalah dengan cara kekerasan?. Untung saja para guru dan OSIS segera datang dan melerai perkelahian tersebut, meskipun sangat merepotkan. Dan sekarang aku benar-benar repot dengan diriku sendiri. Mungkin karena sekarang aku mulai bekerja, dan tubuhku belum bisa beradaptasi dengan aktivitas baruku sekarang.

Baru saja kelas akan dimulai, seluruh badan ku tiba-tiba saja panas. Dan pada akhirnya Bellova membawaku ke UKS agar aku bisa beristirahat. Padahal aku benar-benar benci jika harus meninggalkan jam pelajaran seperti ini.

Sekarang aku berada di UKS sendirian, Bellova hanya mengantarkanku dan menyuruh ku untuk berbaring, lalu dia pergi begitu saja meninggalkan ku sendirian untuk mengikuti pembelajaran. Jika bukan karena di paksa oleh Bellova untuk pergi ke UKS mungkin aku tidak akan mau.

Diruangan putih itu yang dipenuhi bau obat-obatan, aku benar-benar bosan dan hanya bisa berbaring saja. Lalu aku memutuskan untuk kembali kekelas meskipun aku merasakan pusing dikepalaku, agar pusingku ini mereda aku meminum obat pereda pusing sebelum aku pergi meninggalkan UKS. Setelah aku mengambil obat itu dan hendak meminumnya, aku dikejutkan dengan pintu UKS yang terbuka begitu saja, dan ternyata yang membuka pintu UKS tersebut ialah Jhonata Adelio sang ketua Black Garden. Disaat dia memasuki ruangan itu, tiba-tiba saja udara disekelilingku terasa pengap. Dia berada di ruangan ini untuk menyembuhkan luka-luka yang ada di wajahnya.

Aku buru-buru untuk meminum obatku agar bisa segera keluar dari ruangan yang terasa mencekam ini. Setelah aku minum obat aku langsung pergi meninggalkan ruang UKS secepat mungkin. Baru saja aku keluar dari ruangan itu, tanganku secara tiba-tiba ditarik oleh seseorang, dan orang itu adalah Jhonata!.

"A-ada apa ya?" tanya ku dengan nada yang terbata-bata karena ketakutan.

"Lo Caca kan?, Caca Calista dari kelas IPS 5?" tanya Jhonata.

"I-iya"

Laki-laki itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gue Jhonata Adelio"

Setelah memperkenalkan dirinya, dia pergi begitu saja ke dalam ruang UKS.

'Gak jelas banget!' Caca membatin kesal.

■■■

Hari senin ini adalah hari dilaksanakannya upacara bendera. Dan Caca beruntung karena hari ini dia bertugas untuk menjaga ruang UKS.

"Fuh, pasti panas banget, untung gue jaga UKS" gumam Caca melihat ke arah luar melalui jendela UKS. Tiba-tiba saja ada guru yang masuk kedalam UKS dan membawa seorang pasien, dan pasien tersebut adalah Rafael.

"Ca, tolong kamu rawat si Rafael ya, katanya dia pusing. Sekarang bapak mau balik lagi ke lapang takut ada yang sakit lagi."

"Siap pak!!" jawab Caca tegas.

Dan guru itupun pergi meninggalkan Rafael dan Caca berdua di dalam UKS.

"Lo yang bakalan rawat gue?" tanya Rafael.

"Iya" jawab Caca ketus "gue gak nyangka orang kaya lo bisa sakit juga!?"

Setelah Caca berkata 'iya' laki-laki itu langsung tersenyum.

"Kan gue juga manusia!!" jawab Rafael diiringi senyuman mematikannya yang bisa membuat wanita tergila-gila melihatnya, tetapi tidak dengan Caca.

Caca mengambil obat dan handiplas untuk mengobati luka memar dan luka gores yang ada di wajah pria itu. Melihat wajahnya yang dipenuhi oleh luka, dia pun berfikir bahwa semua luka itu adalah hasil dari pekelahiannya.

"Lo kerja direstoran ya?" tanya Rafael memulai perbincangan.

Caca yang mendengarnya hanya menaikkan satu alisnya.

"Gue liat lo waktu minggu kemarin, kan gue pelanggan VIP di resto sana!"

Caca yang mendengar hal itu terkejut, tetapi dia terlalu malas untuk menanggapinya.

■■■

Upacara pun selesai, Caca dan Rafael pun harus kembali ke kelas mereka. Tiba-tiba Raissa datang ke UKS dan mendorong Caca hingga membuatnya tersungkur.

"Genit banget lo jadi cewe!!"

"Apa-apaan sih lo, datang-datang langsung marah-marah!!" ucap Caca.

Rafael yang melihat kejadian yang baru saja terjadi tepat dihadapannya, tidak bisa hanya berdiam diri saja.

"Apa maksud lo tadi?!" tanya Rafael kepada Raissa.

"Aku cuman mau misahin kamu dari cewe ganjen kaya dia!!"

"RAISSA" bentak Rafael.

Caca yang melihat Rafael membentak Raissa yang dimana dia adalah pacarnya sendiri, tidak habis fikir dengan pria itu.

"Lo denger ya baik-baik, sekarang kita gak punya hubungan apa-apa dan lo gak berhak buat ikut campur dengan urusan gue!!"

'Mereka putus?' Caca membatin.

"Ah, iya" lanjut Rafael "dan lo Ca, lo bakalan jadi perawat pribadi gue seharian ini!!"

'Haaaaaaa?!' batin Caca memberontak mendengar ucapannya itu.

Raissa dan Caca yang mendengar perkataan laki-laki itu, hanya terdiam dan tidak berbicara apa pun karena saking kagetnya. Rafael pun memilih untuk membawa Caca pergi dari UKS. Rafael menarik tangan Caca dan membawanya untuk kembali ke kelas meninggalkan Raissa sendirian di dalam UKS dengan kondisinya yang masih syok dengan apa yang ia dengar.

5 Kisah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang