CHAPTER 17(Rafael Permana)

61 60 1
                                    

Rafael dan teman-temannya sedang berkumpul di beskem mereka. Beskem mereka adalah sebuah pabrik tua yang tidak terpakai dan diubah oleh Rafael dan teman-temannya menjadi sebuah beskem yang cukup besar. Di dekat beskem mereka ada sebuah warung yang biasa Rafael dan teman-teman anggota Trething untuk nongkrong disana.

"Katanya lo berantem sama si Raissa?" tanya Akbar kepada Rafael.

"Ya gitu, cewe tuh emang suka baperan" jawab Rafael.

"Lo jangan ngomong gitu tentang cewe lo sendiri, si Raissa itu sayang banget sama lo Fa!!" ujar Rhido.

Rafael pun tersenyum sinis mendengar perkataan temannya itu. "Sayang?, tapi gue gak ngerasain tuh!?"

Teman-temannya yang mendengar ucapannya, dan melihat wajahnya yang tiba-tiba berubah menjadi datar, seketika itu pun mereka terdiam. Mereka tahu bahwa temannya ini hanya mempermainkan perasaan wanita yang menjadi kekasihnya.

Sudah tak terhitung lagi berapa jumlah wanita yang menangis karena perasaan mereka yang dipermainkan oleh temannya itu. Tidak ada seorang pun diantara mereka yang mengerti jalan pikir teman mereka itu. Bahkan Malik yang merupakan sahabatnya dari kecil, tidak bisa mengetahui apa yang dipikirkan oleh sahabatnya itu.

                          ■■■

Gue Rafael, Rafael Permana. Gue lahir dikeluarga yang berada. Nyokap gue orang bali, sementara bokap gue orang asli Amerika. Bokap gue mempunyai perusahaan besar di Amerika, dan karena gue putra semata wayangnya, gue yang akan menjadi penerus perusahaan itu.

Sejak kecil gue gak pernah ngerasain kasih sayang dari orang tua gue. Orang tua gue bercerai waktu usia gue 8 tahun, orang tua gue cerai karena bokap gue udah gak tahan lagi dengan sikap nyokap gue yang selalu jalan dengan pria lain, bisa dibilang itu adalah kerjaan nyokap gue, nyokap gue yang kesepian karena ditinggal oleh bokap gue kerja ke luar negeri, akhirnya memilih untuk melakukan pekerjaan hina itu.

Semenjak bercerai, bokap gue menjadi seorang pemabuk berat. Disaat dia mengalami masalah di tempat kerjanya, dia akan melampiaskan semua amarahnya ke gue. Gue selalu dipukuli habis-habisan oleh bokap gue.

Banyak orang yang bilang bahwa gue itu playboy. Gue selalu nyakitin banyak cewe. Gue ngelakuin itu karena gue penasaran, apa itu 'cinta' ?.

Gue yang gak pernah mendapatkan cinta dari keluarga gue sendiri, membuat gue menjadi ambisius untuk mendapatkannya. Tapi sayangnya, gue gak bisa dengan mudah untuk mendapatkan hal tersebut.

Semua cewe yang pernah gue pacarin, semuanya sama saja. Mereka semua selalu menilai apa yang terlihat dari luarnya saja. Itu sebabnya gue ninggalin mereka, dan terlihat seakan-akan gue yang nyakitin mereka.

Raissa Fazzela Putri, dia adalah pacar gue saat ini. Gue nembak dia bukan berarti gue suka sama dia, tapi itu semua karena teman-teman sialan gue yang selalu menjadi kompor diantara gue dan Raissa. Gue yang udah enek ngedengerin ocehan temen-temen gue, ditambah 'Raissa' dia yang selalu nempel-nempelin gue terus, karena sikapnya itu bikin gue gerah banget, gue berharap dengan kita yang jadian sekarang, dia bisa jauh-jauh dari gue, karena itu adalah syarat yang gue ajukan ke dia yang ingin jadi pacar gue. Tetapi semenjak kita jadian, gue ngerasa kalau dia selalu ikut campur dalam masalah gue, dan itu yang membuat gue gak nyaman dengan sikapnya.

Caca Calista, dia adalah salah satu siswi yang sekolah di sekolah yang sama dengan gue. Dia adalah salah satu anggota PMR. Melihat kesigapannya untuk membantu orang-orang yang sakit dan pingsan saat upacara, membuat gue sadikit tertarik dengannya.

5 Kisah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang