CHAPTER 46(Salah paham)

30 27 5
                                    

"Welcome back to Indonesia my little boy" ucap Alex kepada Rafael yang baru saja turun dari pesawat.

"Pah, gak usah malu-maluin."

"Haha gitu amat sih."

"Yaudah aku pergi dulu."

"Mau kemana kamu?"

"Ketemu sama calon istri."

Alex yang mengerti dengan ucapannya tersebut hanya membiarkannya pergi, meskipun sebenarnya ia ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan putranya tersebut setelah hubungan mereka yang mulai membaik.

Rafael pun pergi untuk menemui Caca, tetapi sebelum itu ia membeli bunga terlebih dahulu untuk pujaan hatinya tersebut. Ketika ia melewati sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari rumah Caca, ia pun mendapati 2 sosok yang ia kenali. Ingin memastikan kebenaran tersebut Rafael pun menepikan motornya, dengan membawa buket bunga yang indah ia berjalan menuju 2 sosok tersebut hingga akhirnya ia melihat wajah mereka dengan jelas dan melihat mereka yang mulai berpelukan. Syok dengan yang ia lihat, bunga yang ia pegang pun terjatuh begitu saja. Ia tidak ingin percaya dengan yang ia lihat, ia ingin memastikannya lagi, ia pun mulai mendekati 2 sejoli yang tengah berpelukan tersebut.

"Ca" panggil Rafael.

"Rafael!"

■■■

Setelah menemani Caca untuk melayat kemakam Devisa, Jhonata pun membawa Caca ketaman yang tidak jauh dari rumah mereka atas keinginan Caca. Mereka pun duduk disebuah kursi panjang yang ada disana.

"Jhon, kenapa ya gue harus ngalamin semua ini? sahabat yang gue kira baik ternyata bisa sejahat itu, temen gue mati gara-gara gue, dan sekarang... Kak Devisa juga ikutan mati. Dan semua itu karena gue, hiks, hiks" ucap Caca meratapi nasibnya diiringi oleh isak tangisnya.

Jhonata yang tidak tega melihat kondisi Caca yang seperti itu pun merasa sangat sedih. "Ca, lo gak boleh ngomong kaya gitu, ini semua bukan salah lo, ini semua itu takdir yang udah dirancang oleh tuhan, kita sebagai manusia tinggal ngejalanin semuanya" ucap Jhonata mencoba menenangkannya sembari memeluknya.

"Tapi Jhon ini semua tuh salah gue."

"Stop nyalahin diri lo sendiri, oke!" tegas Jhonata.

Mereka saling terdiam untuk beberapa saat, hingga akhirnya seseorang datang menghentikan keheningan mereka.

"Ca."

Caca pun menoleh. "Rafael!" Seketika itu pula Caca pun melepaskan pelukannya dengan Jhonata.

"Oh, jadi gini ya kelakuan lo selama gue pergi."

"G-gak gitu Fa, lo cuma salah paham" ucap Caca panik.

"Salah paham, SALAH PAHAM LO BILANG!!" bentak Rafael. "JELAS-JELAS GUE NGELIAT LO PELUKAN SAMA NI BABI!!"

"Woi, lo gak usah ngatain gue juga anjing! dan lo gak usah bentak-bentak kaya gitu juga!" ucap Jhonata yang mulai tersulut emosi.

"Berisik lo! lo gak usah IKUT CAMPUR!!" ucap Rafael menekankan kalimat diakhirnya dan pergi begitu saja.

Tak ingin membiarkan pria tersebut pergi terlalu jauh, Caca pun bergegas untuk menyusulnya dan menjelaskan semuanya.

"Fa tungguin gue!" teriak Caca, begitu ia berhasil meraih tangan pria tersebut yang membuat sang empu pun berhenti berjalan, Caca pun mencoba untuk menjelaskan semuanya.

"Fa gue bisa jelasin semuanya, gue mohon dengerin gue dulu ya."

"Dengerin apalagi sih Ca? gue gak mau dengerin apa pun dari lo."

"Fa gue mohon dengerin gue dulu, sekaliii aja ya."

"Gak! semuanya udah jelas, lo kalau mau ngelanjutin kencan lo silahkan aja, lagian kita gak punya hubungan apa-apa."

"Maksud lo!"

"Lo lupa?! hubungan kita tuh cuman sekedar perjanjian yang menguntungkan satu sama lain. Gue, supaya gue gak dijodohin dan bisa nerusin perusahaan. Dan lo, supaya restoran ortu lo bisa berkembang pesat" ucap Rafael dan pergi meninggalkan gadis tersebut, tetapi sebelum itu Rafael membisikkan sesuatu kepada Caca. "Mulai saat ini juga kita gak ada hubungan apa pun lagi, dan kontrak kita selesai sampai disini."

Caca yang mendengarnya pun hanya terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa, semua yang dikatakan olehnya tidak bisa ia sangkal. Mereka menjalin hubungan hanya sekedar untuk kepentingan masing-masing. Tapi apakah salah mengharapkan hubungan yang lebih dari ini?.

"Ca" panggil Jhonata. "Jadi selama ini kalian gak pacaran?"

"Jhon, gue mohon jangan bahas soal ini."

Jhonata pun hanya mengangguk. "Ok."

"Gue mau balik" ucap Caca.

"Gue anterin ya."

"Gak usah."

5 Kisah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang