CHAPTER 49(Kepergian) END

27 15 1
                                    

8 tahun pun berlalu, pernikahan Caca dan Rafael pun dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan yang diberikan nama Maulana Putra Permana diaman umurnya sekarang telah menginjak usia 5 tahun, bahkan sekarang pun Caca tengah mengandung anak kedua mereka dan usia kandungannya pun telah mencapai 9 bulan.

Pada pagi yang cerah Rafael sudah mengenakan jas kantornya dengan sangat rapih dan membuatnya terlihat sangat tampan dan berwibawa. Dengan membawa sebuah koper, hari ini ia terpaksa pergi meninggalkan istrinya dan anaknya untuk pergi ke Amerika karena urusan bisnis.

"Maaf ya sayang aku gak bisa nemenin kamu disini" ucap Rafael kepada Caca sembari mengelus lembut pipi sang istri.

"Iya gak papa, kamu yang semangat kerjanya lagian ada Lana yang jagain aku"

"Iya pah aku bakal jagain mama kok, jadi papah gak usah khawatir" ucap Maulana kepada sang ayah.

"Makasih ya, papah titip mama sama dedek bayi ya, tolong jaga mereka baik-baik"

"Oke" ucap Maulana sembari mengacungkan ibu jarinya.

"Yaudah aku pergi ya, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" ucap Caca dan Maulana bersamaan.

Rafael pun pergi menggunakan mobilnya untuk pergi kebandara.

■■■

Hari-hari pun terus berlalu sudah sekitar satu minggu Rafael pergi ke Amerika. Dan sepertinya sudah saatnya Caca untuk melahirkan. Pagi hari pun dipenuhi oleh rasa cemas karena Caca telah mengeluarkan air ketuban, sementara didalam rumah hanya terdapat dirinya dan Maulana. Maulana yang masih kecil pun merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ia pun menyuruh supir keluarga mereka untuk membawa sang ibu kerumah sakit, tak lupa ia pun menelepon kakek dan neneknya.

Sesampainya dirumah sakit Caca pun segera dibawa keruang persalinan, tak lama dari itu pun ayah dan ibunya pun datang kerumah sakit tempat ia bersalin.

■■■

'Drt, Drt'

'Lana?' batin Rafael.

"Halo Lana kenapa sayang?"

"Pah mama mau lahiran" ucap Lana dari sebrang telepon.

"La-lahiran?!"

"Iya pah"

"Yaudah, p-papah pulang ke Indonesia sekarang"

Tanpa pikir panjang Rafael pun memutuskan untuk segera pulang ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia ia dijemput oleh supirnya menuju rumah sakit, ia sampai ke Indonesia dan berangkat menuju rumah sakit pada malam hari.

Ditengah perjalanan tiba-tiba saja ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearah mobil milik Rafael. Karena tak sempat untuk menghindar, sang supir pun membanting setir mobilnya ke arah beton jalan yang dimana ada sebuah jurang dibawah sana. Kejadian tersebut tidak bisa dielakkan lagi, mobil Rafael terjatuh kedalam jurang sementara mobil yang lain meledak begitu saja akibat bensin yang bocor.

'Kerja bagus, pastikan untuk menukar mayatnya' ucap seorang wanita dari sebrang telepon.

"Baik bos" jawab pria yang menerima telepon tersebut.

"Cepat cari mayat itu" titah pria tersebut kapada anak buahnya.

"Bos mayatnya gak ada bos!" teriak salah satu anak buahnya.

5 Kisah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang