PERHATIAN !!!
Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca
***********************
Beberapa minggu kemudian...
Valerie akhirnya menyetujui pernikahan itu dengan sebuah kontrak dan tanda tangan antara dia dan Jervey. Tidak ada yang tau masalah ini selain mereka berdua.
Disinilah mereka sekarang, dirumah keluarga Jervey. Mereka mengundang Valerie dan kakeknya untuk membicarakan secara langsung mengenai acara pernikahan mereka. Valerie lebih memilih banyak diam, hatinya terasa bergemuruh. Pernikahan yang harusnya terjadi karena keinginan masing-masing dan dipenuhi dengan kebahagian sepertinya tidak bisa Valerie wujudkan. Dalam hati ia berusaha menguatkan dirinya, biar bagaimanapun melihat kakeknya yang terus tersenyum setidaknya mengobati perasaan Valerie.
"bagaimana kalau dua minggu lagi? itu bertepatan dengan ulang tahun Jervey" ucap Ibu Jervey yang duduk diseberang Valerie "ah benar juga, sepertinya akan lebih baik jika di tanggal itu saja" ayah Jervey terlihat sangat bersemangat "bagaimana dengan kalian?" Tuan Edderson menatap cucu dan calon menantunya bergantian.
Valerie hanya menunduk menggigit bibirnya menahan umpatan yang ingin keluar dari mulutnya. Sementara Jervey membuka suara "tidak masalah, di waktu itu aku juga tidak banyak kerjaan" Valerie hanya bisa meremat ujung mini dressnya, Jervey yang duduk di sampingnya melihat itu namun tidak peduli dan melanjutkan makannya.
"kalau begitu aku akan menghubungi temanku untuk menyiapkan pernikahan, kalian tidak usah khawatir serahkan saja padaku" ucap Ibu Jervey "terima kasih banyak, maaf jika aku tidak bisa membantu banyak" Kakek Valerie membungkukkan tubuhnya sejenak "aigoo aigoo tidak masalah kami sudah seperti keluarga sejak dulu, jadi saat tau kedua anak ini siap menikah tentu aku sangat senang"
Kedua keluarga masih membicarakan mengenai pernikahan yang akan diadakan secepat mungkin. Kepala Valerie yang terasa sangat penuh itu lebih memilih untuk keluar mencari udara segar, ia tidak bisa menahan matanya yang begitu panas.
Valerie berdiri di sebuah halaman yang terdapat kolam ikan disana. Matanya yang begtiu panas tidak kuat lagi menahan air matanya. Valerie mulai terisak, suara riak air mancur yang berada di kolam ikan sedikit menutupi suara isakan Valerie.
Tanpa Valerie sadari Jervey juga ada disana, berdiri dengan jarak yang cukup jauh menatap punggung Valerie yang bergetar menahan suara tangisnya.
Bohong jika Jervey juga tidak merasa khawatir setelah pernikahan nanti. Meskipun ini hanya sebatas bisnis, tapi ia juga harus bertanggung jawab penuh atas Valerie. Sejak hubungannya yang berakhir beberapa tahun lalu dengan Helena, Jervey memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan dan ambisinya, ia bahkan membangun sisi dirinya yang berbeda jauh dari semasa ia masih menempuh pendidikan dulu. Kekhawatiran Jervey hanya satu, bagaimana jika ia tidak bisa menepati janjinya pada Tuan Edderson dan tidak bisa memperlakukan Valerie dengan baik.
Jervey menarik nafas dalam dan mendekati Valerie. Biar bagaimanapun semuanya sudah terjadi dan Jervey tidak akan mencoba untuk mundur. "pakai ini, tadi kakekmu sudah bersiap-siap pulang" Jervey menyodorkan sebuah sapu tangan miliknya, Valerie mengambil sapu tangan itu namun melemparkannya ke kolam ikan "jangan pura-pura baik" Jervey memasukkan kedua tangnnya ke dalam saku celana kainnya, sebelah alisnya terangkat menatap Valerie "sayahanya mencoba untuk peduli, tapi jika seperti ini kita lihat saja setelah menikah apa kamu masih bisa memperlakukan saya seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
What If? [END]
FanfictionIngin dapat pengalaman berbeda saat baca ff ini bisa cek instagram @abouthymnt.arts Dua orang berbeda usia akhirnya terjebak dengan ikatan pernikahan karena alasan terpaksa. Pernikahan terjadi dengan dasar kontrak kerja sama yang hanya di ketahui ol...