31

44 3 0
                                    

PERHATIAN !!!

Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca

***********************

Valerie segera mengusap air matanya yang tidak sengaja lolos begitu saja, ia lalu meraih tasnya dan berniat pergi "mau kemana?" Jervey menahan tangan Valerie "aku harus kembali ke kantor" Jervey membalikkan tubuh Valerie menghadapnya. Keningnya berkerut saat mengamati mata Valerie yang memerah, Valerie menyadari Jervey yang mulai curiga "ah maaf sepertinya aku terlalu menghayati peranku, aku pulang dulu" Jervey menghimpit tubuh Valerie diantara meja kerjanya "saya sudah bilang kamu tinggal disini sampai jam pulang" tegas Jervey.

Valerie memalingkan pandangannya, dengan jarak mereka yang sangat dekat, ia takut semakin jatuh pada perasaannya hingga lupa dengan tujuan pernikahan mereka "aku harus kembali Jervey" pria itu menarik dagu Valerie hingga wajah mereka berhadapan "tidak, tanpa izin saya" detik berikutnya Jervey meraup bibir Valerie, ia melumat bibir Valerie perlahan, membuat Valerie memejamkan matanya.

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️21+⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

'aku memang tidak bisa berharap lebih, tapi tidak ada salahnya aku menikmati peran ini' ucap Valerie dalam hati.

Jervey tidak berhenti bermain dengan bibir manis Valerie dia tidak ingin wanita itu memikirkan hal lain yang mengganggu hubungan mereka, ia ingin Valerie hanya percaya padanya.

Keduanya mulai larut dalam ciuman yang semakin bergairah,  Valerie mengalungkan tangannya di leher Jervey menarik pria itu agar lebih dalam bermain di bibirnya, ia sejenak melupakan rasa sakit dihatinya, ia tidak ingin larut dengan perasaan itu. Kedua tangan Jervey membuka kancing kemeja Valerie beberapa lalu mulai meremas mainan gundukan kesukaannya "haamph" desah Valerie tertahan disela ciumannya. Tangan Jervey menelusup masuk ke celah bra Valerie dan meremas benda lembut itu "haaah" desahan itu berhasil lolos ketika Jervey melepaskan ciumannya dan turun ke leher Valerie.

Valerie meremas rambut belakang Jervey dan mengadahkan kepalanya memberi pria itu akses lebih "shh ah" desahan itu semakin terdengar, Valerie menutunkan sebelah tangannya melepas jas milik Jervey membuat tangan pria itu harus terlepas dari payudara Valerie. Jervey kembali menarik tengkuk Valerie dan mengangkat sebelah kaki Valerie lalu di letakkan ke kursi kerjanya yang berada di belakang Jervey, hingga Valerie hanya bertumpu pada sebelah kakinya dan bokongnya sudah mendarat di pinggir meja kerja Jervey.

Tangan Jervey segera menelusuri kaki Valerie yang terangkat mulai dari pangkal lutut hingga bergerak lembut menelusup ke paha bagian dalam Valerie dan meremasnya perlahan "ngaah" Jervey melepaskan ciumannya, wajah mereka masih sangat dekat. Deru nafas keduanya sudah memburu seiring dengan gairah mereka yang semakin meningkat. Mereka saling menatap, namun tangan jahil Jervey semakin berani semakin menjelajah hingga ke pangkal paha Valerie "shh" ia merasakan jari Jervey yang mengusap miliknya dari balik pakaian dalamnya. Valerie menahan tangan Jervey di bawah sana "aku tidak membawa pakaian dalam kesini" ucapnya, ia tidak ingin perlakuan Jervey malah membuat pakaian dalamnya kotor "kalau begitu lepaskan saja, atau mau saya yang lepas?"

Valerie menggigit bibir bawahnya menggoda, dengan menahan malu ia melepaskan tangannya yang menahan lengan Jervey, kedua tangan Valerie kebelakang menyanggah tubuhnya pada meja kerja Jervey. Valerie membawa tubuhnya sedikit kebelakang, posisi yang membuat Jervey paham apa yang harus ia lakukan. Jervey mundur selangkah dan menelusupkan tanganya masuk kedalam rok Valerie. Perlahan tangannya menarik pakaian dalam Valerie turun melewati kedua kaki wanita itu. Jervey meletakkan pakain dalam Valerie dia tas meja kerjanya. Tak lupa ia juga menekan sebuah tombol di bawah mejanya yang dengan otomatis mengunci pintu ruangannya.

What If?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang