PERHATIAN !!!
Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 21 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca
***********************
Karena Jervey sedang memiliki jadwal wawancara singkat di salah satu stasiun TV, disinlah Valerie duduk dengan segelas susu di tangannya. TV sedang memutar acara ragam, suara tawa dan bising terdengar dari ruang tengah yang berasal dari speaker TV sedangkan Valerie hanya terdiam, tatapannya bahkan kosong, tubuhnya membungkuk bersandar di sofa.
Valerie tidak tau harus melakukan apa, ia tidak bisa menyingkirkan ke khawatirannya setelah melihat langsung kejadian itu di depan matanya. Sekeras apapun Valerie berusaha melupakan, hal itu masih terasa sangat jelas bagaimana ia melihat wanita lain tidur disana. Valerie tidak berani menanyakan itu semua pada Jervey, ia tidak akan menceritakannya, karena kebersamaan mereka hanya sebuah peran Valerie tidak memiliki hak apapun.
Entah sudah berapa lama Valerie duduk dalam diam, hingga pelayan Lee menyadarkannya "nyonya ada tamu" Valerie meletakkan cangkirnya dan menengok "siapa?"
Hati Valerie rasanya terbakar ketika melihat seorang wanita yang ia kenali berdiri di belakang bibi Lee. Helena dengan pakaian kusut rambut setengah kering dan wajah pucat penuh air mata berdiri disana "Valerie tolong, aku ingin bicara sesuatu yang penting" lirihnya. Valerie ingin menjaga sikap, ia menarik nafas sesaat lalu meminta seluruh pelayan dan pengawal meninggalkan rumah hari ini, kecuali bibi Lee orang yang paling Valerie percaya, ia takut dirinya akan hilang kendali jika hanya berdua dengan Helena.
"apa yang mau eonni bicarakan?" ucap Valerie setelah memastikan seluruh rumah kosong, Helena yang masih terisak merogoh sesuatu dari tasnya, sebuah map putih kemudian di berikan padanya "apa ini?" Valerie meraih map putih itu dan membaca tulisan di luarnya. Itu adalah map dari sebuah rumah sakit "b-buka saja" Helena meremat jari-jarinya merasa gugup ketika Valerie menarik selembar kertas dari sana.
Jantung Valerie terasa akan lepas, tangannya bergetar dan kakinya terasa lemas membaca tulisan di surat itu, belum lagi sebuah benda persegi panjang yang juga berada di dalam map putih membuat semuanya menjadi jelas "eonni hamil?"
Helena mengangguk dan kembali menangis "lalu kenapa datang kesini?" Valerie berusaha mencari tau, tidak ingin menyimpulkan lebih dulu, meskipun hatinya sudah sangat sakit "J-Jervey, ini anaknya, hanya dia yang berhubungan denganku" Valerie menggeleng "buktikan!" Helena menunjuk sebuah tanggal di dalam kertas itu "ini, dari tanggal prediksi kehamilan itu terjadi, dan Jervey adalah orang yang terakhir tidur bersamaku, kami menghabiskan waktu berdua saat itu" Valerie mulai merasa hancur, hatinya hancur "bagaimana bisa Eonni sepercaya itu?" Helena menggenggam kedua tangan Valerie "dengar saat itu aku memang meminta Jervey menggunakan pengaman, tapi sepertinya pengaman itu tidak berkualitas baik karena kita bermain cukup lama, aku baru menyadari pengaman itu sobek setelah kami selesai bermain, dan itu bukannya hanya sekali, maaf Valerie maaf"
Valerie menghempaskan tangannya "kenapa? kenapa harus Jervey? kenapa?" lirih Valerie, air matanya menetes begitu saja, ia kehilangan keseimbangannya, untung saja bibi Lee segera menahan tubuhnya "nyonya, sebaiknya duduk dulu" bibi Lee menuntun Valerie duduk di sofa "Eonni duduk disini" pinta Valerie yang memijat pelipisnya.
Valerie mengusap air matanya, ia beberapa kali menghembuskan nafas panjang. Rasanya Valerie ingin berteriak sekencang-kencangnya tapi dia sudah tidak memiliki tenaga apapun. Ini sudah di luar batasnya, masalah ini sudah terlalu lama ia pendam, dan semakin lama ia paham bahwa sebenarnya ia tidak boleh ikut campur antara hubungan Jervey dan Helena, bahkan sejak awal harusnya ia tidak menantang dan hanya fokus pada tujuan utamanya. Valerie melirik Helena dengan pakaian lusuh, tidak seperti biasanya tampil sexy dan glamour, Helena juga terlihat begitu tertekan dengan wajah pucat dan tubuh yang bergetar ketakutan "Valerie aku harus bagaiman? Jervey pasti akan menghusirku, dan bayi ini pasti akan dibunuh, Valerie aku tidak bisa, dokter menyarankan untuk tidak aborsi karena rahimku akan bermasalah, aku tidak akan bisa hamil lagi" ucap Helena frustasi, Valerie berusaha kuat untuk tenang, tidak ada gunanya ia mengeluarkan amarahnya sekarang "biar aku yang bicara padanya nanti, apa eonni sudah sarapan?" Helena menggeleng
KAMU SEDANG MEMBACA
What If? [END]
FanfictionIngin dapat pengalaman berbeda saat baca ff ini bisa cek instagram @abouthymnt.arts Dua orang berbeda usia akhirnya terjebak dengan ikatan pernikahan karena alasan terpaksa. Pernikahan terjadi dengan dasar kontrak kerja sama yang hanya di ketahui ol...